Mentan Panen Padi, Program Serasi di Tanah Laut Sukses

oleh -1,589 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, TANAH LAUT – Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan hasil positif. Terlihat dari panen padi yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di lahan rawa pasang surut di Desa Tambak Sarinah, Kecamatan Kurau, Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dalam kunjungan kerja ini, Menteri Amran turut didampingi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dan Bupati Tanah Laut, Sukamta. Sawah yang dipanen seluas 500 hektare dari 1200 hektare keseluruhan di Kecamatan Kurau. Dengan produksi 7 ton per hektar, varietas yang ditanam jenis Inpari 30, Inpari 32, Inpari 40. Di Kabupaten Tanah Laut sendiri terdapat lahan rawa seluas 30.000 hektare.

“Hari ini sungguh merupakan hari yang membahagiakan bagi kita semua khususnya bagi para petani. Tadi Saya panen jagung, sekarang panen padi di lahan rawa seluas 500 hektar di lokasi ini. Kita baru saja menyaksikan sebuah keberhasilan yang dilakukan petani kita dalam menerapkan usaha tani padi di lokasi Program Serasi,” ujar Mentan Amran, Senin (25/2).

Mentan Amran berharap, di desa lain di Kecamatan Kurau ini, yang memiliki total luasan sawah 1.200 hektar, dapat segera melakukan panen sebagaimana di lokasi ini. Menurutnya, setelah melewati berbagai kajian dan perjuangan panjang tentang pemanfaatan lahan rawa selama tiga tahun, para petani kini telah berhasil memanen padi jenis unggul.

“Sebelum panen ini, kami teliti dulu bibit apa yang cocok untuk ditanam di lahan rawa. Akhirnya kami menemukan inpari 3 dan 2 yang cocok, dan inilah hasilnya,” ungkap Mentan Amran.

Dengan memetik hasil panen perdana lahan rawa, ia optimstis dapat mengembangkan potensi lahan rawa seluas 500 ribu hektare. Fokus penggarapan lahan, kata dia, akan tertuju di Kalimantan Selatan (200 ribu hektare), Sumatra Selatan (200 ribu hektare), Jambi (50 hektare), dan Bengkulu (50 hektare).

Kementan akan menggarap optimasi 200 ribu hektare lahan rawa dengan sebaran di empat kabupaten Kalsel yaitu Banjar, Barito Kuala, Tapin, dan Tanah Laut, mulai 2019. Mentan Amran menyatakan akan terus mengoptimalkan potensi pertanian rawa demi meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

“Kami terus tambah luas tanam sawah. Optimalisasi lahan rawa dari sekali tanam setahun, jadi dua kali tanam setahun, kemudian tiga kali tanam setahun. Ada potensi lahan rawa seluas 200 ribu hektare di Kalsel,” ucap Mentan Amran.

Amran sendiri ingin mengoptimalkan lebih dulu 200 ribu hektare lahan rawa dari target 500 ribu hektare di Kalsel. Lahan ini akan dijadikan sebagai pusat pertanian rawa strategis dan modern di luar Jawa. Apabila sukses, ia optimistis tidak ada lagi paceklik beras ketika musim kemarau di Jawa karena kawasan luar Jawa masih panen padi.

Selain itu, Amran mengungkapkan optimasi lahan berpotensi menaikkan pendapatan petani sampai tiga kali karena tanam dan panen tiga kali setahun. Saat ini, ia melihat petani luar Jawa masih dominan tanam sekali dalam setahun.

“Mimpi besar kami, Kalsel jadi penopang pangan di luar Jawa. Kalau bisa tanam dua kali, kemudian tiga kali setahun artinya pendapatan petani naik tiga kali lipat,” tambahnya.

Untuk mendorong optimasi lahan rawa di Kalsel, Amran akan segera mengirim lagi 50 unit excavator untuk menggarap 200 ribu hektare lahan. Kementan mencatat sudah mengirim 62 unit excavator. Selain excavator, Kementan siap mengirim ratusan traktor dan combine hafester ke petani sasaran program.

Amran ingin petani menjual dalam bentuk beras demi meraup margin lebih besar ketimbang menjual padi. Mekanisme pertanian akan mempercepat kerja petani dari 25 hari menjadi 3 hari ketika tanam.

“Jadi tanam, panen, sampai jadi beras semua pakai alat pertanian. Semua sudah mekanisasi pertanian, enggak perlu lagi capek tanan padi. Kalsel harus jadi rujukan dunia bidang pertanian rawa,” sebutnya.

Selain padi, lahan rawa bisa dipergunakan untuk sektor lainnya. Misalnya beternak bebek, ayam, ikan, sampai ditanami tanaman hortikultura. Kementan mencatat, Indonesia memiliki potensi lahan rawa sebanyak 10 juta hektare.

Gubernur H Sahbirin Noor tidak bisa menyimpan rasa bangga dan syukurnya melihat keberhasilan pertanian di Kalsel. Menurut dia, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras para petani dan sinergitas yang terus terjalin antar pemerintah pusat, pemerintah daerah serta jajaran TNI.

“Ini adalah bentuk nyata dari perhatian pemerintah pusat kepada kita. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian, kepada Pak Presiden Jokowi, kita do’akan semoga Pak Presiden kita sukses terus membangun Indonesia,” ujar Sahbirin Noor.

Tren positif terus diperlihatkan sektor pertanian Kalsel, dimana produksi padi setiap tahunnya terus meningkat hingga sekarang lebih dari 2,4 juta ton gabah kering giling. Hasil ini menempatkan Kalsel pada nomor 10 dari 12 provinsi penyangga beras nasional.

Berdasarkan data Dinas TPH Prov Kalsel, luas panen jagung tahun 2018 seluas 82.481,5 ha, produksi jagung tahun 2018 sebesar 402.860 ton dengan rata-rata produktivitas 48,84 ku/hektare. Perkiraan luas panen jagung Provinsi Kalsel periode Januari-April 2019 seluas 71.433 ha dengan perkiraan produksi sebesar 340.592 ton.

Untuk bulan Februari 2019 diperkirakan luas panen jagung mencapai 14.134 ha dengan produksi mencapai 67.645 ton. Dari luas panen jagung di Provinsi Kalsel pada Februari 2019, luas panen jagung di Kabupaten Tanah Laut seluas 2.441 hektare dengan rata-rata produktivitas 6 ton/hektare.

Sementara potensi produksi jagung Kabupaten Tanah Laut pada bulan Februari 2019 sebesar 14.646 ton atau 3,63% dari total produksi jagung Prov Kalsel sebesar 14.646 to yang tersebar di 13 Kabupaten/kota.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *