Revolusi Total PSSI Pasca Mundurnya Edy Rahmayadi

oleh -1,264 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, JAKARTA – Penggiat sepak bola, Harry Gendhar Ruswanto, mengatakan mundurnya Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum PSSI dapat menjadi momentum untuk mengungkap kasus pengaturan skor di kancah sepak bola nasional.

Menurut dia, Tim Satgas Anti Mafia Skor dapat secara leluasa melakukan upaya penyelidikan dan penyidikan sehingga membuat kasus yang sudah mencoreng olahraga nasional itu menjadi terang benderang.

“Mundurnya Edy, menurut saya, akan membuat kasus ini akan semakin terang benderang, para pemain tentu tidak akan bisa lagi berlindung dan satgas mafia akan semakin mudah membuka tabir bobroknya sepakbola Indonesia,” tutur mantan Manajer Persitara dan Persebaya itu, saat dihubungi, Minggu (20/1/2019).

Dia menilai, mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu sebagai orang baru di sepak bola nasional merasa kaget terhadap situasi yang terjadi pada saat ini.

Setidaknya, Satgas Anti Mafia Sepak Bola Sudah menetapkan 11 tersangka dalam kasus pengaturan skor.

Sebanyak 10 tersangka dalam laga Persibara menghadapi PS Pasuruan dan seorang tersangka dalam pertandingan, PS Mojokerto melawan Aceh United.

“Ini saat tepat Pak Edy mundur dari posisi ketum PSSI. Beliau orang baru dan bersih di sepak bola, pasti terkaget kaget melihat bawahannya diciduk polisi terkait dugaan pengaturan skor dan match fixing. Pengunduran diri tepat saat kongres PSSIberlangsung,” kata dia.

Selama ini, dia melihat, kasus mafia sepak bola terdengar dan dirasakan. Namun, setelah itu hilang ‘bak ditelan bumi’.

Pada saat ini, kata dia, momentum datang setelah pembentukan Tim Satgas Anti Mafia Skor. Namun, dia memprediksi pengusutan kasus itu akan segera berakhir.

Sebab, berdasarkan pengalamannya berkecimpung di sepak bola, banyak klub yang memilih bungkam.

Sehingga, harapannya melalui keberadan Satgas Anti Mafia Skor dapat membantu pengungkapan kasus hingga tuntas.

“Harusnya ini jadi saat yang tepat klub-klub mau terbuka yang tentunya akan memudahkan satgas mafia bekerja. Kalau mau sepakbola bersih, keterbukaan klub-klub ini paling dibutuhkan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *