350 Peserta Dari 20 Negara Siap Ramaikan Jogja International Heritage Walk 2018

oleh -1,779 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Eksistensi Jogja sebagai salah satu destinasi utama kembali ditunjukkan. Kali ini Jogja bersiap menggelar Jogja International Heritage Walk (JIHW) 2018. Event ini akan digelar pada 17-18 November 2018.

Event ini sudah pasti seru. Para peserta akan diajak menjelajah beragam keunikan Jogja. Dari mulai sejarah, budaya, hingga masyarakatnya. Terlebih tahun ini direncanakan sebanyak 350 peserta dari 20 negara akan hadir memeriahkan perhelatan ini.

“JIHW merupakan sebuah perhelatan internasional yang memadukan olahraga jalan kaki dengan penjelajahan wisata. Sebagai sebuah atraksi wisata, eksistensi JIHW sudah tidak terbantahkan. Event ini rutin digelar setiap tahunnya. Bahkan pelaksanaan tahun ini sudah memasuki satu dekade,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Sementara itu Wakil Ketua Pelaksana JIHW, Dahlia Puspasari menuturkan, tahun ini JIHW bertema The 10th Jogja International Heritage Walk 2018 : Save the Nature, Respect the Culture, Jogja to the World. Event ini akan digelar dalam tiga rute, yakni 5 km, 10 km dan 20 km.

Event tahun ini pun dijamin berbeda dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya tahun ini JIHW telah terpilih menjadi One of 100 Best National Event Kementerian Pariwisata. Untuk itu beragam hal baru pun dipersiapkan untuk memanjakan para peserta. Salah satunya dengan menghadirkan rute baru pada perhelatan tahun ini.

“Ada rute baru yang kita hadirkan untuk hari kedua. Rutenya di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Kita akan ajak peserta mengelilingi enam desa wisata yang unik. Yakni Desa Pancoh, Desa Kelor, Desa Nanggring, Desa Tunggul Arum, Desa Pule Sari dan Desa Garongan,” ujar Dahlia

Dahlia menuturkan di rute baru ini ada keunikan-keunikan yang bakal dirasakan oleh peserta jalan kaki. Misalnya saat singgah di Desa Nanggring, peserta bisa menikmati susu kambing etawa gratis. Begitu juga saat singgah di Desa Pulesari. Di desa ini peserta akan diajak berinteraksi bersama warga desa. Sajiannya pertunjukan musik instrumental tradisional dan gunungan salak.

Sedangkan di Desa Kelor peserta akan diajak menengok sebuah tempat bersejarah bernama Joglo Kelor. Sebuah tempat perlindungan saat masa Perang Diponegoro yang dibangun sejak 1835.

“Masing-masing desa memiliki ciri khas yang unik. Inilah tujuan kegiatan ini. Kami ingin menonjolkan alam dan budaya daerah setempat,” ungkap Dahlia.

Hari pertama pun tak kalah menariknya. Pada hari pertama, area Candi Prambanan akan disajikan beragam seni budaya. Pada pukul 06.00 WIB di Candi Brahmana, akan ada sesi cucuk lampah oleh Gedruk Lampah Buto. Lalu selama perjalanan, para peserta akan disuguhi berbagai hiburan menarik seperti pertunjukan akustik musik tradisional, wayang wong di area Candi Sari dan rencananya akan ada tari topeng pedalangan.

Kemeriahan tak berhenti disitu saja. Beragam sajian lain pun tak lupa disiapkan pihak panitia. Ada edukasi jamu oleh Wilwatikta, Senam zumba dan cek kesehatan gratis oleh Rotary Club of Yogya Tugu, Fun bike 10km gratis, Lomba mewarnai dan lomba melukis payung bersama komunitas Omah Parenting.

“Selain itu ada Board game AR (Augmented Reality) bersama komunitas Sebangku, edukasi dan workshop Taman Siswa Ki Hajar Dewantara bersama Sariswara Club. Ada juga games dolanan anak, edukasi lingkungan hidup dan donasi bibit pohon bersama Greentech Universitas Pembangunan Nasional (UPN), serta festival makanan dan barang-barang organik oleh Komunitas Organik Indonesia,” pungkas Dahlia.

Marketing Communication JIHW 2018, Dede Budiarti menuturkan, jika JIHW telah resmi menjadi bagian International Volkssport Verband (IVV) sejak 2013 bersama 29 negara lain. IVV atau International Federation of Popular Sport merupakan sebuah organisasi non profit yang mewadahi beberapa cabang olahraga populer seperti Triathlon.

“Melalui peran IVV ini memudahkan para pejalan kaki dari negara-negara Eropa, Jepang dan Pan Pasifik datang ke Indonesia khususnya Yogya untuk ikut JIHW,” ujarnya.

Sementara itu Staf Khusus Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti tidak meragukan eksistensi dari JIHW. Berusia 1 dekade, event yang masuk kedalam sport tourism ini layak masuk kedalam 100 Wonderful Events Indonesia 2018 Kementerian Pariwisata.

“Eksistensinya luar biasa. Selalu mampu mengundang wisatawan datang, termasuk juga wisatawan mancanegara. Atraksi yang ditampilkan pun selalu dipoles sehingga memanjakan wisatawan,” ungkap wanita berkerudung itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *