6 Tim Timor Leste Tampil di Grand Final Festival Paduan Suara Gerejawi 2019

oleh -865 views
oleh

ATAMBUA – Setelah melalui dua babak penyisihan di PLBN Wini dan PLBN Motaain, Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019 akan menggelar babak grand final, 23 November 2019 di Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur.

Sebanyak 17 tim akan tampil dalam babak pemuncak. 6 Tim diantaranya berasal dari negara tetangga Timor Leste. Terdiri dari 4 tim yang lolos dari penyisihan di PLBN Motaain, yaitu Coro Maria Auxiliadora Comoro, Coro Paroquia Sao Jose Aimutin, Kor St Arnoldus Yansen, dan Coral Nossa Senhora Do Carmo Catedral Dili.

Sedangkan dua tim Timor Leste lainnya lolos dari babak penyisihan di PLBN Wini, yaitu Paroki Nossa Senhora Do Rosario Oecusee dan Paroki Sao Miguel Aveango Padiae.

Mereka akan bersaing dengan 11 tim paduan suara asal Indonesia. Terdiri dari 8 wakil yang lolos di penyisihan PLBN Motaain, yaitu Holy Spirit, Voka Aruditans, Vocalista Bella, Laudate Choir Unimor, PS Cantata Badarai, Santa Maria Regina Caeli, Katrot Silawan Choirs, dan Magnificat Choir. Serta 3 tim yang lolos dari penyisihan di PLBN Wini, yaitu Vincenzo Singers, OMK STA Theresia Kefamenanu, dan SMAN Pantura.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani, Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste ini lebih dari sekadar lomba.

“Buat masyarakat di perbatasan Indonesia-Timor Leste, bernyanyi sudah menjadi bagian hidup. Apalagi nyanyian gereja. Itu sudah seperti doa, mengagungkan Tuhan. Makanya sambutan yang diberikan untuk event ini sangat luar biasa,” tutur Ricky, Kamis (21/11).

Ricky pun menjamin babak grand final akan sangat menghibur buat wisatawan. Karena peserta di babak ini sangat atraktif. Hal ini sudah diperlihatkan sejak penyisihan lalu.

“Ada beberapa tim yang memberi tampilan berbeda. Mereka tidak hanya memperdengarkan nyanyian indah, tetapi juga menghadirkan tarian tradisional. Atraksi yang sangat mengejutkan dalam sebuah paduan suara. Kita tunggu saja gebrakan yang akan mereka lakukan di final nanti,” tutur Ricky.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani juga menyambut baik pelaksanaan event ini.

“Ini bukan hanya sebuah gebrakan positif dari sisi atraksi, tetapi juga sebuah momen untuk memperkenalkan pakaian atau kain khas daerah. Banyak peserta yang membalut diri mereka dengan kain tenun khas Timor. Indah dan sangat elegan. Ini jadi momen yang luar biasa,” puji Rizki Handayani.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *