Ada Bimtek Mitigasi Bencana di Banyuwangi, Simak yuk

oleh -717 views
oleh

BANYUWANGI – Ballroom Hotel Santika Banyuwangi, Kamis (25/4) pagi, terlihat begitu ramai. Dari mulai pejabat daerah, pejabat Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata, BNPB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, semuanya ada. Semua berbaur bersama 100 audience yang berasal dari berbagai kalangan.

Apa yang sedang terjadi di Ballroom Hotel Santika Banyuwangi itu? Rupanya, Kemenpar sedang serius menggelar BimbinganTeknis Mitigasi Bencana di Kawasan Pariwisata Jawa Timur dan DI Yogyakarta.

Lantas apa sih urgensinya? Bukankan Indonesia itu indah? Banyuwangi menyimpan banyak destinasi eksotis?

Siapa yang bisa membantah kalau kabupaten kecil di ujung timur Jawa Timur ini memiliki reputasi kepariwisataan yang 1000 persen keren. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu sudah sukses mendatangkan 4,83 juta.wisatawan nusantara dan 98.970 wisatawan mancanegara per tahun. Destinasinya dijamin kaya cerita.

Yang suka gunung, ada blue fire. Ini adalah semacam kompor seluas 5.000 hektare di atas gunung Ijen. Dan fenomena ini, hanya bisa dinikmati di dua negara saja. Satunya Islandia, satunya lagi di Ijen, Banyuwangi.

Soal pantai, arena surfing, tempat diving, silakan tengok G-Land Beach. Pantai ini sangat populer di kalangan peselancar domestik dan mancanegara. Ombaknya sangat ideal untuk berselancar dan mendapat julukan The Seven Giant Waves Wonder.Saking okenya, ombak di pantai ini juga disebut sebagai ombak terbaik kedua di dunia setelah ombak di Hawaii.

“Indonesia memang indah. Memang eksotis. Tapi jangan lupa, sebagian wilayahnya diapit tiga lempeng dunia. Jadi mitigasi bencana sangat penting untuk mendukung pariwisata. Ini persiapan kita sebelum bencana,” ucap Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Ragional II Kemenpar, Reza Pahlevi, Kamis (25/4).

Sampai sekarang, belum ada satupun teknologi yang bisa memprediksi bencana. Kapan saja bisa terjadi. Waktunya tidak bisa diprediksi dan relatif tidak bisa dihindari. “Yang terpenting kalau sudah terjadi, bagaimana mengatasinya? Untuk itu Kemenpar sudah membuat rencana mitigasi. Ini yang kami bahas di Bimtek area Banyuwangi,” tambahnya.

Ada beberapa tahapan penting yang dilakukan oleh Kemenpar dalam mitigasi bencana. Menpar Arief Yahya bahkan sampai turun langsung membuat SOP-nya.

Pertama adalah tahap tanggap darurat. “Tahap tanggap darurat. Itu segera, menunda promosi dan mengambil kepercayaan industri. Ini tugas Kemenpar sehabis bencana,” tutur Menpar Arief Yahya.

Yang kedua, Tahap Rehabilitasi (Pemulihan), dan berlanjut pada Tahap Normalisasi (Recovery). Saat ini, Kemenpar menggunakan pola dan SOP yang sudah biasa dilakukan oleh UNWTO dalam mengelola mitigasi bencana. Pola dan SOP itu sudah diterapkan di erupsi Gunung Raung dan Gunung Barujari, Lombok.

“Semua dipantau. Semua dimonitor. Sekecil apa pun, jika bersentuhan dengan mitigasi bencana, hampir pasti langsung direspons Kementerian Pariwisata,” ucapnya.

Banyuwangi sendiri sudah terlihat sangat siap memitigasi bencana. Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Choliqul Ridha ikut memaparkan dukungannya terhadap penanganan mitigasi bencana di destinasi DIY dan Jatim. “Sangat bersyukur untuk yang sekarang, khususnya untuk Yogya dan Jatim. Program-program dari Kementerian Pariwisata dalam hal ini Deputi Pengembangan Destinasi sangat membantu dinas-dinas di Jawa Timur,” ungkap Choliqul Ridha.

“Hasil Bimtek ini akan kami olah karena kita tidak tahu alam. Tidak bisa diprediksi. ini diperlukan pelaku-pelaku wisata yang ada di destinasi,” timpal Asisten Sosial Ekonomi dan Kemasyarakatan Kabupaten Banyuwangi merangkap Plt Kepala Bappeda Banyuwangi Suyanto Tondo Waspodo. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *