Bakal Ada Fort Oranje Cultural and Jazz Festival di Pasar Melayu Ternate

oleh -1,292 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, TERNATE – Performa positif ditunjukkan Pasar Melayu Ternate Maluku Utara. Destinasi digital ini menjelma menjadi pusat kreativitas generasi muda Ternate. Beragam aktivitas kreatif dari berbagai komunitas selalu diselengarakan di destinasi digital yang belokasi di Benteng Oranje Ternate itu. Terbaru Pasar Melayu akan menggelar event Fort Oranje Cultural and Jazz Festival, 22 – 23 Februari 2019 .

“Pasar Melayu merupakan ruang kreatif bagi siapa saja. Bukan saja wadah penyaluran bakat, tetapi juga tempat untuk menggelar atraksi wisata. Apalagi musik jazz merupakan musik yang saat ini digandrungi anak muda. Dan ini menjadi festival jazz pertama di Ternate,” ujar Ketua Umum Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Maluku Utara, M Sofyan Ansar, Rabu (14/2).

Pria yang akrab disapa Opam itu menjamin festival ini akan berkelas. Apalagi event ini merupakan kerjasama antara GenPI dengan Jazz Community Kota Ternate. Belum lagi deretan pengisi acaranya yang begitu beragam. Band lokal yang keren banyak. Ada Timur Jauh, Karya Nada, Trio Saxo, Oscar Band, Gelora Voice, Tata and Friend, Gamalama Band, Avounturir, Varmak Band, Lotus Band dan Fourmounten.

Selain itu, nama-nama besar di genre musik jazz Indonesia pun tak luput dipersembahkan. Dari mulai Yanye Manusama, Otti Djamalus dan Lea Oesman akan turut hadir meramaikan Festival Musik Jazz ini. “Pokoknya akan kami kemas secara profesional sehingga menjadi sebuah pertunjukan yang spektakuler,” ujar Opam.

Hal ini pun diamini oleh Ketua Pelaksana, Mustamin Hanzah. Dirinya menjamin festival jazz ini akan memberi suguhan yang berbeda. Pasalnya musisi jazz Ternate berani menampilkan aransemen musik yang berbeda. Dimana musiknya kaya dengan sentuhan budaya lokal.

“Jazz adalah salah satu genre musik yang mengedepankan aransemen. Musisi jazz Maluku Utara semakin berkembang. Mereka berani memadukan genre jazz dengan musik etnik Maluku Utara sehingga menjadi suguhan yang menarik. Tentunya ini menjadi sebuah perbedaan dengan festival lainnya. Pokoknya bakal asik,” ujar Mustamin.

Staff Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Kemenpar Don Kardono pun angkat suara. Sedari awal dirinya yakin jika destinasi digital yang dikelola oleh GenPI akan membawa perubahan. Karena karakteristik anak-anak milenial memang suka yang inovatif. Dan ini diwadahi dengan baik oleh GenPI.

“Inilah fungsi lain GenPI dan destinasi digital yang harus memiliki 2C. GenPI dan destinasi digital bukan hanya memilik Creative Value tetapi juga Commercial Value. Kehadirannya harus mampu menjadi agen perubahan bagi pariwisata,” ujar Don.

Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung sumringah ketika mendengar hal tersebut. Menurutnya, apa yang ditunjukkan GenPI Maluku Utara ini adalah bukti keseriusan GenPI mengangkat sektor pariwisata. Terlebih pangsa pasar pariwisata ini kini didominasi generasi millenial yang butuh tempat berekpresi.

“Karena anak muda zaman “now” tidak mau yang biasa-biasa saja. Semua harus punya cerita, asyik dan kreatif. Ini diaplikasikan dengan baik oleh GenPI Maluku Utara. Salam Pesona Indonesia, GenPI. Gasss!,” ujar Menpar Arief Yahya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *