Bali Paling Diburu di MATTA Fair Penang

oleh -1,690 views
oleh

PENANG – Bali masih menjadi magnet buat wisatawan mancanegara. Hal ini juga terjadi saat Kementerian Pariwisata mengikuti MATTA Fair Penang, Malaysia, 5-7 April. Ajang ini digelar di Setia Spice Arena Penang, Malaysia.

Diatas lahan seluas 90 sqm di Concourse Level, Kemenpar memboyong 6 TA/TO dari Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selain itu juga 2 industri akomodasi dari Sumatera Utara. Mereka begitu atraktif menjaring wisatawan Malaysia. Apalagi TA/TO ini didampingi langsung oleh 6 Local Agent Malaysia yang juga all out mengerahkan banyak stafnya untuk melakukan transaksi langsung dengan para calon wisman.

“MATTA Fair Penang ini sangat potensial menjaring wisatawan Malaysia khususnya dari Penang. Karena pameran wisata ini bersifat B2C atau langsung dengan customer. Selain itu ini merupakan ajang prestisius karena diadakan oleh Malaysian Association of Tour and Travel Agent (MATTA),” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa, Minggu (7/4).

Saking prestisiusnya MATTA Fair Penang pun dibuka langsung oleh Deputy Minister of Tourism, Arts and Culture Malaysia, YB. Tuan Muhammad Bakhtiar Bin Wan Chik yang didampingi langsung oleh President of MATTA Dato Tan Kok Liang. Bahkan pameran ini dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun, yaitu di bulan April dan Oktober.

Hadirnya Kemenpar pada MATTA Fair Penang, mendapat apresiasi khusus dari pihak penyelenggara. Bukan itu saja, pavilion Indonesia juga dipilih untuk dikunjungi oleh Deputy Minister bersama tamu VIP lainnya. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh pimpinan delegasi Kemenpar Nurdiansyah dan Konsul Jenderal RI di Penang Iwanshah Wibisono.

“Makanya kita juga kembali membawa Miss Tourism International 2018/2019 Astari Indah Vernideani untuk menambah daya magnet untuk pengunjung ke paviliun Indonesia. Promosi Wonderful Indonesia di Penang juga semakin kuat dengan adanya berbagai rute direct flight dari Penang ke Indonesia, seperti Penang-Aceh, Penang-Medan, Penang-Jakarta, serta Penang-Surabaya,” terang Rizki.

Maskapai yang tertarik dengan rute itu adalah Citilink. Ada juga maskapai Firefly yang sudah membuka rute Penang-Aceh 4x per minggu. Firefly juga sangat tertarik untuk rute baru Penang-Silangit (Toba). Vice President Sales Penang Hub Commercial Firefly, Audrey Yu terlihat sangat bersemangat saat Nurdiansyah menjelaskan potensi besar yang dimiliki oleh Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia, “We’ll work on the charters, first,” imbuhnya.

Sementara itu Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menerangkan, jika pameran ini juga bertujuan memetakan destinasi unggulan yang laku dijual ke pasar wisatawan Penang.

Berdasarkan form transaksi dan evaluasi peserta serta data invoice dari gift redemption terkuak 5 top destinasi yang paketnya paling banyak dibeli wisatawan. Bali masih menduduki peringkat teratas.

Disusul Medan, Surabaya, Jogjakarta, dan Bandung. Beberapa destinasi lain juga sering ditanyakan, seperti Jakarta, Batam, Semarang, Padang, Aceh, Palembang, dan Raja Ampat.

“Paket Bali paling banyak dicari dan dibeli pengunjung, bahkan lebih dari 70% dari total paket Indonesia yang terjual, meskipun hingga kini belum ada direct flight Penang-Bali. Informasi yang kami dapatkan dari Citilink bahwa proposal permohonan slot di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar sudah dikirimkan. Semoga bisa segera terealisasi,” imbuh Adella.

Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu mengatakan bahwa Malaysia sebagai lawan untuk bersaing dan diperlukan sebagai kawan untuk mengembangkan pasar bersama.

“Kami bersaing dalam achievement mengejar capaian tourism. Tapi kami juga bekerja sama dalam berbagai travel fair, termasuk di MATTA Fair,” ujar Arief.

Selain itu pangsa pasar Malaysia sangat menggiurkan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2018, turis asal negeri Jiran paling banyak menyambangi Nusantara, dengan kunjungan mencapai 2,5 juta wisatawan atau hampir 16% dari total capaian 2018, mengalahkan Tiongkok yang hanya 2,1 juta wisatawan.

“Malaysia adalah pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Selain dekat secara geografis, Malaysia juga dekat secara budaya. Sama-sama rumpun Melayu,” kata pria asli Banyuwangi itu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *