Bali Sambut Wisatawan Asal Lombok dan Gili Gili

oleh -1,618 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Bencana gempa bumi yang mengguncang Lombok Utara, NTB, terasa hingga ke Bali. Meski demikian, bencana tersebut tidak mengganggu bisnis perhotelan di Pulau Dewata. Wisatawan yang terdampak gempa Lombok, akhirnya melanjutkan wisatanya ke pulau Dewata Bali.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, tingkat hunian hotel di bali sejak Juli menunjukan peningkatan yang sangat baik. Dengan tingkat hunian rata-rata di atas 87%.

“Gempa di Lombok tidak berpangaruh terhadap kondisi Bali. Bahkan terjadi eksodus wisatawan, terutama dari Gili. Jumlah wisatawan ke Bali meningkat sekitar 3%,” ungkap Tjokorda, Selasa (7/8).

Pria yang akrab disapa Cok Ace ini menjelaskan, seiring evakuasi ribuan wisatawan asal Lombok ke Bali, pihaknya juga secara maksimal memberi bantuan di bawah koordinasi Bali Tourism Board.

“Bantuannya antara lain menyiapkan transportasi bagi wisatawan yang tertunda keberangkatannya akibat dari bencana alam tersebut,” ungkap pria yang sudah menjadi Wakil Gubernur Bali Terpilih ini.

Tidak hanya itu, PHRI Bali juga memberlakukan Standard Operating Procedure (SOP) untuk wisatawan limpahan dari Lombok sama seperti saat bencana alam Gunung Agung meletus.

“Kami ada SOP bagi wisatawan yang tertunda keberangkatannya akibat bencana alam, termasuk transportasi, dan rate hotel dengan diskon khusus. Semua sama seperti saat kejadian Gunung Agung,” jelasnya.

Ace menambahkan, PHRI Bali terus melakukan koordinasi dengan PHRI NTB dan stakeholders terkait. Termasuk memberikan informasi valid kepada calon wisatawan yang akan bertandang ke Bali.

“Informasi terus kami sampaikan, Karena calon wisatawan saat ini terus mencari kepastian informasi terkait kemungkinan kembali terjadinya gempa susulan. Mereka belum memutuskan akan membatalkan atau menunda datang. Tetapi mereka terus meminta informasi dari kami,” pungkasnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya juga terus concern melihat detail dari manajemen krisis di Lombok dan Bali yang terdampak gempa. Yang dia siapkan adalah 3A, Akses, Amenitas dan Atraksinya. Amenitas itu meliputi penginapan bagi wisatawan. Itulah yang menjadi concern wisatawan selama terjadi bencana.

“Selain akses, penginapan untuk wisatawan yang terdampak itulah yang terus kita pantau dan mencarikan solusi terbaik,” ujar Menpar Arief Yahya.

Dirinya juga mengapresiasi PHRI Bali yang turut tanggap terhadap situasi ini. Apalagi, PHRI Bali sudah punya pengalaman saat terjadi letusan Gunung Agung.

“Bagus! Cepat, dan beginilah seharusnya tanggap darurat industri perhotelan di Bali. Jangan berhitung untung rugi dulu, melayani customers yang sedang panik dan tidak bisa terbang pulang, itu jauh lebih penting,” ujar Menpar Arief Yahya.

Arief Yahya menyebut a friend in need is a friend indeed! Sahabat sejati adalah sahabat yang hadir di saat yang dibutuhkan. “Ketika kita membantu wisatawan yang sedang membutuhkan bantuan, itu akan dikenang sepanjang masa,” kata Menpar Arief Yahya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *