Bangun Pariwisata Berkelanjutan, Sulawesi Tengah Gerakkan Ekonomi Kreatif masyarakat

oleh -1,993 views
oleh

POSO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah serius mengembangkan sektor pariwisata. Namun, Sulteng diimbau untuk turut mengerakkan ekonomi kreatif untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Keseriusan Pemprov Sulteng mengembangkan pariwisata dibuktikan dengan menggelar Rakornis Pengembangan Infrastruktur Kepariwisataan yang Berkelanjutan, Maju, Mandiri dan Berdaya Saing di Kawasan Timur Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan Rabu, 19 Februari 2020, di Hotel Danau Poso Resort.

Peserta Rakornis berasal dari unsur pentahelix, serta para Kepala Dinas Pariwisata se-Sulawesi Tengah. Kegiatan ini dimoderatori Muzakir Tombolotutu, Akademisi dari Untad.

Tampil sebagai narasumber Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan. Ia memaparkan bagaimana kebijakan dan strategi pengembangan destinasi pariwisata Sulawesi Tengah melalui penggerakan ekonomi kreatif dan penerapan pariwisata berkelanjutan di Sulawesi Tengah. Menurutnya, dua hal tersebut masih menjadi issue utama untuk disosialisasikan dan dikembangkan.

“Kembangkan ekonomi masyarakat setempat, agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton namun turut merasakan dampak peningkatan ekonomi melalui pariwisata. Karena, pada dasarnya, seni, budaya, dan pariwisata, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan masyarakat. Tinggal bagaimana pemerintah bersama masyarakat menjemput bola,” papar Wawan.

Namun, Wawan mengingatkan agar pengembangan destinasi pariwisata harus diimbangi dengan kesiapan aksesibilitas dan amenitas. Yang tidak kalah penting adalah penerapan pariwisata berbasis digital dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat.

“Kenapa penting, karena wisatawan sudah melek teknologi. Digitalisasi memberikan kemudahan bagi wisatawan yang akan mengunjungi suatu destinasi. Dan wisatawan dapat mencari tahu dengan sangat mudah segala keperluan yang dibutuhkan saat berwisata, mulai tiket hingga kendaraan, bahkan mencari lounge/pelayanan bandara,” terangnya.

Wawan pun meminta Pemprov Sulteng memetakan keunggulan pariwisata yang mereka miliki. Sebab, pemerintah pusat pun telah menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan 5 Destinasi Super Prioritas, yang diantaranya ada di Sulawesi yaitu Likupang dan Wakatobi.

“Sulawesi Tengah sangat kaya alam dan kebudayaan. Sulteng juga memiliki beberapa destinasi wisata yang sangat indah, diantaranya Kepulauan Togean. Karena keindahan alam bawah lautnya, Togean memiliki julukan “The Coral of Triangle” dan sebagai Cagar Biorsfer Dunia yang ditetapkan oleh Unesco pada Juni 2019,” jelasnya.

Sulteng juga memiliki Pulo Dua yang potensi bawah lautnya tak kalah luar biasa. Pulo Dua juga bisa mengembangkan wisata sejarah, karena dulu disana merupakan lokasi perang tentara Jepang zaman perang Pasifik, Pulau Sambori yang dijuluki “Raja Ampatnya Sulawesi”.

Destinasi lainnya adalah Danau Poso sebagai danau terbesar ketiga di Indonesia, Taman Nasional Lore Lindu yang menjadi habitat hewan endemik Sulawesi juga menjadi situs batu megalitikum yang berusia ribuan tahun.

“Mengingat banyaknya destinasi pariwisata di Sulawesi Tengah, pemerintah setempat harus menetapkan Top 3 Destinasi serta menentukan wisata tematiknya. Misalnya, di Kepulauan Togean dan Pulo Dua bisa dikembangkan sport tourism atau wisata bahari, Taman Nasional Lore Lindu dapat dijadikan destinasi wisata minat khusus,” katanya.

Namun, visitor management tetap harus dibuat dan penerapan carrying capacity, terutama bagi destinasi yang harus dijaga kelestariannya sebagai salahsatu langkah implementasi pariwisata berkelanjutan.

Ditambahkan Wawan, dalam hal penerapan pariwisata berkelanjutan, Kemenparekraf, telah menerbitkan Permen Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.

Sementara narasumber lainnya, Saleh Lubis, yang mewakili Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah, membahas strategi pengembangan perekonomian Sulawesi Tengah melalui pengembangan sektor pariwisata.

Ada juga pemaparan dari Sisliandi Ponulele, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah. Beliau membahas bagaimana pengembangan aksesibilitas untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke Sulawesi khususnya Sulawesi Tengah.

Kegiatan ini juga turut mengundang pelaku usaha pariwisata sebagai Narasumber, yaitu Fery Taula Ketua GIPI Sulawesi Tengah. Ia dihadirkan untuk mensinkronkan kebijakan pemerintah dengan strategi GIPI untuk membangun pariwisata di wilayah Sulawesi Tengah, sebagai sarana penggerakan kerjasama pentahelix.

“Gipi mengajak masyarakat untuk bersama membangun tourism community. Bagaimana masyarakat bisa berperan serta untuk menyemarakan pariwisata, contoh rencana membuat Sulteng Seafood Festival bekerjasama dengan Dispar Provinsi dan PHRI. Mengapa mengajak PHRI ? Agar Hotel dan Restaurant juga dapat mengambil peran sebagai atraksi pariwisata,” tutur Fery.

Menurutnya, dalam pengembangan destinasi pariwisata, juga diperlukan market profiling sebelum menentukan segmentasi pasar.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah I Nyoman Sriadijaya, juga menyampaikan materi mengenai pengembangan destinasi pariwisata prioritas di Sulawesi Tengah. Tidak hanya itu, ia juga berharap agar penetapan SK Pengembangan Prioritas Pariwisata oleh Bupati dan agar ada konsistensi dari kementerian pariwisata untuk mensosialisasikan kajian Rencana Aksi Togean, apalagi Togean masuk dalam program prioritas nasional.

“Seluruh mitra kelembagaan di Sulteng sudah terbentuk, tinggal menjalankan karena Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mengembangkan destinasi Sulawesi Tengah. Kita sangat mendukung statement dari Direktur Pengembangan Destinasi Regional II, agar semua dinas mengembangkan pariwisata dan semua tempat merupakan destinasi wisata. Agar OPD terkait yang hadir dapat berkolaborasi bersama untuk membangun Sulawesi Tengah melalui potensi pariwisata yang luar biasa. Juga diharapkan peran dari Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Tengah memasukan materi terkait pariwisata dalam setiap kegiatan pelatihan ASN dan unsur pentahelix di Sulteng,” katanya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *