Banyuwangi Punya Banyak Agenda Saat Lebaran

oleh -1,995 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Kawasan Banyuwangi menjadi destinasi paling tepat merayakan Lebaran. Sebab, Banyuwangi memiliki nature yang eksotis. Belum lagi kemasan beragam culture yang ditawarkan di hari fitri nanti.

Saat lebaran nanti, The Sun Rise of Java akan menyajikan 3 event yang digelar marathon. Nuansanya akan kental dengan Suku Osing. Ada Upacara Adat Barong Ngider Bumi, Diaspora Banyuwangi, juga Seblang Olehsari.

Menurut Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana, rangkaian event ini akan luar biasa.

“Potensi pariwisata Banyuwangi sangat lengkap. Karakter culture dan nature-nya sangat kuat. Untuk menegaskan nuansa Lebaran, karakter culture pun ditonjolkan. Akar budaya yang ditawarkan diambil dari Suku Osing. Pokoknya semua pesonanya luar biasa,” ungkap Pitana, Rabu (23/5).

Digulirkan bersamaan dengan moment Lebaran, Upacara Adat Barong Ider Bumi selalu dinanti. Event ini akan digelar Sabtu (16/6) atau 2 Syawal 1439 H. Lokasinya di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi.

Saat berada di sana, idealnya wisatawan mengenakan baju adat Banyuwangi Berudeng. Program Barong Ider Bumi ini sangat ekslusif. Karena, hanya ada di Kemiren dan tradisi turun temurun Suku Osing.

Secara filosofi, Upacara Adat Barong Ider Bumi merupakan ritual penolak bala. Artinya, menghindarkan dan melindungi kampung dari aneka aura negatif. Mulai dari penolak serangan wabah penyakit, hama, dan serakat yang ada di Kemiren.

“Barong Ider Bumi ini hanya ada di Kemiren. Sangat unik. Ritual ini juga kaya akan pemahaman konsep keseimbangan dalam hidup. Secara histori sangat kuat,” ujarnya.

Barong Ider Bumi memang sarat nilai. Konon, sebelum ritual ini muncul, masyarakat Osing terkena pagebluk (wabah penyakit). Masyarakat lalu ider atau berkeliling kampung (bumi). Mereka lalu menebarkan utik-utik (campuran beras kuning dan uang koin) sepanjang jalan. “Barong Ider adalah kearifan lokal yang luar biasa. Pokoknya jangan terlewatkan,” tuturnya.

Serupa Upacara Adat Barong Ider Bumi, hari ketiga Lebaran pun akan semakin berkesan. Bertempat di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, program Diaspora Banyuwangi juga dirilis. Program ini digelar pada Minggu (17/6) mulai pukul 09.00 WIB.

Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni menjelaskan, solidaritas persaudaraan warga The Sun Rise of Java sangat bagus.

“Program Diaspora Banyuwangi ini luar biasa. Sangat menginspirasi. Sebab, mereka yang diperantauan pulang untuk bersilaturahmi dan sharing banyak hal. Tujuannya satu, membuat Banyuwangi semakin maju di semua sektor,” jelas Sumarni.

Diaspora Banyuwangi ini memang menjadi agenda tahunan sejak dirilis 2013. Pada event sebelumnya, Diaspora Banyuwangi selalu diikuti oleh ratusan peserta. Selain berasal dari berbagai daerah di tanah air, mereka juga datang dari Malaysia, Taiwan, Hong Kong, hingga Amerika latin. Pada program ini biasanya disajikan kuliner khas seperti pecel pitik, rujak soto, hingga nasi cawuk.

“Program Diaspora Banyuwangi ini media silaturahmi. Namun, para Diaspora biasanya saling bertukar informasi. Ada pembicaraan bisnis antar personal, hingga usaha menarik investor ke Banyuwangi. Dan, lebih spesial mereka diajak bernostalgia melalui kuliner nikmat khas Banyuwangi,” terang Sumarni.

Menutup perayaan Lebaran, The Sun Rise of Java menggulirkan Seblang Olehsari. Dirilis Senin (18/6) pukul 15.30 WIB, Seblang Olehsari digelar di Desa Olehsari, Glagah, Banyuwangi. Program ini juga jadi representasi kekayaan budaya Suku Osing. Selain Olehsari, ritual bersih desa dan tolak bala ini juga familiar di Desa Bakungan.

“Banyuwangi ini sangat kaya dengan kearifan lokal. Semuanya lalu menyatu bersama alam yang eksotis. Event ini sebenarnya Tari Seblang yang dibuka dengan upacara khusus. Si penari ini lalu diasapi dengan dupa hingga kerasukan dan mulai menari lalu berkeliling kampung. Warga yang terkena lemparan selendang harus mau menari juga,” jelas Kepala Bidang Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.

Digulirkan tiga program sebagai menu Lebaran di Banyuwangi, disupport penuh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Masuknya unsur magic dalam culture menjadi daya tarik tersendiri.

“Seblang ini memang ada unsur magic-nya, tapi di situ daya tariknya bagi wisatawan. Culture yang dimiliki oleh Suku Osing ini menarik dan unik. Untuk itu, mari merayakan Lebaran di Banyuwangi,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *