Batam Siapkan 4 Kampung Wisata Sebagai Destinasi Baru

oleh -1,016 views
oleh

BATAM – Disbudpar Kota Batam dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), bakal menghadirkan kampung wisata sebagai destinasi wisata yang unik dan baru. Nantinya, ada 4 kampung wisata baru yang akan menjadi destinasi wisata baru di Batam.

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata menjelaskan, pihaknya sudah bergerak untuk segera mewujudkan destinasi baru ini. Dimana destinasi ini akan memadukan unsur budaya dan kearifan lokal masyarakat Batam.

“Sementara ada 4 kampung dulu sebagai pilot project, yaitu kampung Ngenang di Kecamatan Galang, Kampung Nongsa di Kecamatan Nongsa, Tanjunguma di Kecamatan Lubuk Baja, dan Belakangpadang di Kecamatan Belakangpadang,” ungkap Ardiwinata, Selasa (19/3).

Menurut Ardiwinata, pemilihan kampung ini bukan berdasarkan reka-reka belaka. Beberapa kriteria dijadikan patokan untuk memilih keempatnya. Salah satunya adalah, daerah yang mulai ‎berkembang dan sudah didatangi oleh wisatawan.

Selain itu, untuk mendukung pemberdayaaan masyarakat, kampung wisata ini nantinya akan dilengkapi dengan homestay. Sehingga nantinya wisatawan juga dapat menginap dan merasakan langsung sensasi menginap di perkampungan Melayu.

Homestaynya pun dijamin nyaman. Karena rumah yang akan dijadikan harus melewati kriteria yang telah ditentukan. Rumah yang nantinya akan dijadikan homestay juga harus bersih, hijau dan aman. Sehingga mendukung hadirnya citra Batam sebagai daerah pariwisata yang ramah.

“Dalam program homestay, warga atau penghuni rumah, akan berbaur dengan wisatawan. Jadi wisatawan benar-benar menjalani hidup atau aktivitas masyarakat disitu. Maka kita akan kemas, bagaimana mereka merasakan kehidupan melayu,” terangnya.

Untuk itu, program pelatihan homestay menjadi formula yang akan ditempuh Dispar Kota Batam. Dispar bahkan telah menganggarkan dana sebesar Rp 500 juta untuk pelatihan ini. Dana tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2019 ini. Sementara untuk waktu pelatihan sendiri masih belum ditentukan, pihaknya masih memilih antara bulan April dan Juni 2019 ini.

“Dana itu akan digunakan untuk melatih 40 orang warga, dalam mengembangkan homestay. Akan diajarkan mengenai kepariwisataan, prilaku, hingga pengelolaan rumah untuk dijadikan tempat tinggal untuk wisatawan,” kata Ardiwinata lagi.

Lebih jauh, Ardiwinata menjelaskan bahwa, Dispar juga akan merekrut tenaga pendamping untuk membantu warga yang akan mengembangkan homestay.

Tenaga pendamping program homestay ini, akan dipilih dari masyarakat yang telah memiliki pengalaman di bidang homestay.

“Dengan itu ada efek berantai yang dihasilkannya. Selain pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan homestay, program ini juga memberdayakan masyarakat setempat,” tutup Ardiwinata.

Terpisah, Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa mengatakan, saat ini Kemenpar memang tengah serius menggenjot pariwisata Batam. Sebagai border area, Batam sangat bagus untuk terus dikembangkan. Apalagi Batam merupakan pintu masuk ke-3 wisman ke Indonesia.

“Tentunya dibutuhkan strategi serta peran aktif seluruh stakeholder untuk membawa Pariwisata Batam menuju era keemasan. Kemenpar pun tak akan diam. Berbagai langkah konkrit akan kita lakukan untuk membangun periwisata Batam, seperti mendukung berbagai event yang ada di Batam,” ujar Rizki yang diamini oleh Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Dessy Ruhati.

Begitu semangatnya Kemenpar membangun Batam tentu bukan tanpa sebab. Batam yang berada di border area sangat realistis untuk membantu pencapaian 20 juta kunjungan wisman ke Indonesia.

Selain kedekatan geografis dengan negara tetangga, Batam juga memiliki budaya yang sama dengan Malaysia dan Singapura. Aksesibilitasnya juga sangak mumpuni dengan dukungan amenitas yang luar biasa.

“Tourism itu mirip bisnis transportasi dan telekomunikasi. Membutuhkan kedekatan atau proximity, baik kedekatan budaya (culture), maupun kedekatan jarak. Ini berhasil diterapkan oleh Eropa. Makanya potensi Batam harus terus kita tingkatkan lagi, hingga makin diminati wisman Singapura dan Malaysia,” ungkap Menpar Arief Yahya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *