BBTF 2018 Bukukan Transaksi Rp 7,71 Triliun

oleh -2,473 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Transaksi fantastis dibukukan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2018. Program ini mampu mendulang pemasukan hingga triliunan rupiah. Rapor positif ini seiring kenaikan jumlah peserta dan pembeli.

Event yang digelar 26-30 Juni di Bali Nusa Dua Convention Center, Benoa, Badung, memang terbilang sangat wow. Transaksinya menembus angka USD593,31 juta. Nilainya setara dengan Rp7,71 Triliun dengan asumsi kurs USD1=Rp13.000.

“Transaksi tahun ini bagus. Itu adalah nilai potensial transaksi dalam BBTF. Untuk nilai kurs ditentukan menurut sistem kontrak dengan seller selama setahun. Ini untuk menyikapi pergerakan nilai tukar terhadap dollar Amerika,” terang Wakil Ketua Bidang Seller dan Pemerintahan BBTF 2018 Dwi Nurdayati, Senin (2/7).

Apresiasi tinggi langsung dilayangkan Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana. Dia mengungkapkan, capaian transaksi BBTF tahun ini sangat luar biasa.

“Capaian BBTF tahun ini sangat fantastis. Rapornya luar biasa. BBTF menjadi bentuk komitmen dari pemerintah untuk terus mendorong pariwisata sebagai leading sector perekonomian. Apalagi, Indonesia banyak memiliki sentral industri pariwisata baru,” ungkap Pitana.

Rapor positif transaksi BBTF 2018 tidak lepas dari kenaikan statistik antar lini. Apalagi, program ini juga mengalami kenaikan jumlah pembeli hingga 60,8%, bila dikomparasi dengan event 2017. Jumlah itu juga berbanding lurus dengan kenaikan 28,2% penjualnya. “Tahun ini menjadi momentum luar biasa untuk BBTF. Sebab, rapor positif merata di semua lini,” terangnya lagi.

BBTF 2018 melibatkan total 320 pembeli. Mereka berasal dari 40 negara. Rinciannya ada 61 pembeli domestik yang dimotori oleh Garuda Indonesia. Ada juga 10 pembeli dari Timor Leste dan Uzbekistan. Adapun penjual berasal dari Timor Leste, Thailand, Kamboja, Uzbekistan, plus tuan rumah Indonesia.

Dari komposisi tersebut, total ada 241 penjual. Mereka berasal dari operator hotel bintang lima hingga kelompok manajemen. Selain itu, ada agen perjalanan dan perwakilan kabupaten/kota. Lebih spesial lagi, koneksi internasional juga dikuatkan Vietnam dan Uni Emirat Arab yang sejak awal antusias ikut bergabung.

Pitana mengatakan, BBTF juga membukukan rapor kunjungan wisatawan yang besar.

“BBTF juga menyumbang jumlah kunjungan wisatawan yang besar. Sebarannya cukup merata, termasuk porsi ideal dari domestik,” kata Pitana lagi.

BBTF 2018 menyediakan potensi jumlah kunjungan wisatawan hingga 494.425 orang. Untuk porsi lokal memiliki slot 38.480 wisatawan sebagai suplai dari 57 pembeli BBTF. Untuk slot lain ‘dimonopoli’ oleh wisman. Suplai kunjungan wisman terbesar 133.750 orang ini berasal dari West/Eastern Europe dengan jumlah 61 pembeli. Porsi besar lainnya dimiliki ASEAN Countries dengan potensi 69.690 kunjungan.

“Tidak salah perhelatan ini digelar di Bali. Sebab, Bali memang sangat bagus sebagai display pameran. Melalui Bali, pergerakan wisatawan juga bisa diarahkan ke destinasi super prioritas lainnya. Sebut saja Mandalika (Lombok), Borobudur (Jawa Tengah), Danau Toba (Sumatera Utara), hingga Komodo Labuan Bajo (Flores). Destinasi-destinasi itu dilengkapi atraksi, aksesibilitas, dan amenitas luar biasa. Sumber daya manusianya juga sangat bagus,” jelas Pitana.

Sukses besar BBTF 2018 tidak lepas dari konsep kinerja pentahelix yang dikembangkan. Ada kolaborasi kolaborasi solid sektor perhotelan, operator tur/agen perjalanan, organisasi pariwista, MICE, dan lainnya.

Ada juga perusahaan teknologi perjalanan plus perwakilan dari perusahaan perjalanan. Soliditas tersebut disempurnakan dengan support penuh Kemenpar.

“Sukses BBTF 2018 menjadi keberhasilan semua elemen dalam mengembangkan konsep bisnisnya. Dan, kerjasama ini didukung dengan soliditas dan kesamaan visi yang luar biasa. Selain itu, konsep industri juga didukung teknologi yang luar biasa,” tambah Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauzi.

Teknologi memang memegang peranan vital dalam sukses industri pariwisata. Konsep ini diterapkan BBTF 2018 melalui sistem registrasi, database, hingga aplikasi cloud. Konsep ini memudahkan semua peserta BBTF melakukan transaksi bisnis sesuai dengan keinginan masing-masing. Sistem ini bahkan bisa didorong untuk menyaring dan menentukan segmen pasar di masa mendatang.

Dengan konsep ini, penyelenggaraan BBTF 2019 dijamin akan lebih kompetitif. Hal ini seriring dengan sempunya sistem yang mendukung beragam kemudahan. Untuk BBTF ke-6 tahun depan, program ini rencananya akan diplot pada 25-29 Juni 2019.

Ricky menuturkan, penyelenggaraan BBTF tahun depan akan dibuat lebih fresh seiring naiknya target yang harus dicapai.

“Untuk BBTF tahun depan, penyelenggaraan dijamin lebih segar dengan berbagai kemudahan sistem. Kami ingin calon wisatawan semakin mudah dan nyaman dalam bertransaksi. Sebab, kami tentu ingin membukukan rapor transaksi lebih bagus dari tahun ini,” tutur Ricky lagi.

Progress positif dari BBTF 2018 mendapat pujian dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar berharap, BBTF mendapat support. Karena dapat memberikan lebih banyak kesejahteraan bagi masyarakat.

“Apa yang diraih oleh BBTF ini luar biasa. Support harus terus diberikan. Harapannya, agar program ini terus berkembang dan bisa memberikan banyak kesejahteraan bagi masyarakat,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *