Begini Cara Raja-Raja Nusantara Mempromosikan Pariwisata

oleh -1,795 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Sumenep yang berada di Pulau Madura, mempunyai banyak destinasi indah. Keindahan tersebut akan diperkenalkan raja-raja di Nusantara. Caranya melalui Festival Keraton Nusantara dan Masyarakat Adat ASEAN (FKMA). Sumenep dipercaya menjadi tuan rumah event yang akan diselenggarakan 27-31 Oktober 2018.

Penetapan Sumenep sebagai tuan rumah, berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara. Festival ini dilaksanaka untuk menjaga tali silaturahmi antar keraton serta meningkatkan peran sebagai warisan budaya bangsa.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, menyambut gembira rencana Festival Keraton Nusantara (FKN). Menurutnya, penguatan cultural value dari Keraton Sumenep akan memberikan dampak terhadap commercial value. Semua harus menghasilkan kombinasi yang serasi.

“Memang, pelestarian budaya ini dirasa sangat perlu. Misinya, apalagi kalau bukan untuk mengenalkan adat tradisi dan budaya keraton yang bernilai luhur. Ini juga sekaligus melestarikan benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala sebagai aset serta sebagai daya tarik pariwisata,” ujar Menpar Arief Yahya, Selasa (21/8).

Jadi, bukan hanya pada bangunan saja. Pengembangan dan pemanfaatan budaya juga ikut disentuh sehingga ada nilai-nilai yang bermanfaat.

“Peninggalan bangunan kesultanan atau keraton menjadi bagian dari atraksi dan menjadi tarik bagi wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman). Serta, untuk dikenalkan kembali sejarah dan budaya kita. Silahkan datang ke Sumenep sebagai satu-satunya Kabupaten Di Jawa Timur yang masih memiliki peninggalan sejarah keraton. Apalagi keratonnya masih original sesuai dengan aslinya,” papar Menpar Arief Yahya.

Akan ada beberapa pagelaran seni dan budaya bernuansa keraton dalam FKN ke-12 ini. Seperti Kirab Agung Prajurit Keraton, Pagelaran Kesenian Keraton, Pagelaran Upacara Adat Keraton, Pagelaran Busana Keraton, Pameran Benda-Benda Pusaka Keraton, Pertemuan Raja atau Sultan Nusantara.

Bupati Sumenep A. Busyro Karim mengatakan, penyelenggaraan FKN 2018 bakal berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Dia menegaskan unsur pariwisata akan lebih menonjol dalam upaya mempromosikan Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia.

“Kami sangat bersyukur dengan ditetapkan Sumenep menjadi tuan rumah di event tahunan ini. Dan kami sudah menyiapkan. Para tamu dan delegasi juga dipersilakan untuk coba menginap di Pulau Gili Yang. Pulau dengan kadar oksigen terbaik ke dua di dunia,” tutur Busyro Karim, juga dewan pakar sekaligus dewan pembina FKMA.

Selain itu, lanjut Bupati, festival ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menyongsong visit Sumenep Tahun 2018, sehingga diharapkan berdampak baik bagi perekonomian serta mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumenep.

Festival Keraton Nusantara 2018 yang juga diikuti 50 keraton se Indonesia itu akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sumenep. Sehingga para seniman, budayawan, sejarawan dan seluruh warga Sumenep bisa memanfaatkannya untuk ajang silaturahmi dan berbagi ilmu.

“Termasuk bagi mahasiswa, dan siswa dari mulai SD sampai SLTA juga bisa ikut belajar, sejarah, budaya dan seni dari seluruh Indonesia,” tambahnya.

Sebagai tuan rumah, Sumenep akan menjamu para tamu peserta keraton dan masyarakat luas dengan menyajikan kesenian, benda keraton, situs, kuliner dan obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, sedangkan para undangan keraton/kesultanan akan menyajikan budaya dan kesenian masing-masing.

Dalam rangkaian acara tersebut, juga diselenggarakan seminar serta kegiatan musyawarah anggota FSKN yang saat ini memiliki anggota sebanyak 58 keraton/ kesultanan dan 196 pemangku adat.

Untuk informasi, penyelenggaraan festival ini didahului road show di lima Keraton; yaitu Solo, Medan, Mempawah, Ternate, dan Denpasar. Lalu ditutup dengan acara puncak yang digelar di Sumenep, Pulau Madura.

Puncak festival dimeriahkan dengan berbagai acara, mulai musyawarah keraton nusantara, kirab budaya keraton, pentas seni, pameran pusaka, dan pameran kebudayaan keraton, sambungnya.

Ketua CoE Kemenpar, Esthy Reeko Astuty menambahkan, Indonesia pemilik keraton terbanyak hingga saat ini di ASEAN maupun di dunia. Diharapkan keraton sudah saatnya kembali diangkat menjadi satu potensi besar memajukan pariwisata Indonesia, sehingga bisa membantu perekonomian rakyat.

“Keraton Indonesia jadi yang terbanyak saat ini di dunia. Harusnya bisa jadi sumber ilmu, sumber dan pusat budaya, sumber ekonomi, juga destinasi wisata budaya yang datang ke keraton,” ujar Esthy didampingi Kepala Bidang Pemasaran I Regional II (Jawa) Wawan Gunawan.

Esthy mengatakan, Kemenpar mengapresiasi penyelenggaraan FKMA-V Tahun 2018 di Sumenep untuk meningkatkan peran dan fungsi keraton sebagai warisan budaya bangsa serta meningkatkan perekonomian daerah dari sisi pariwisata.

“Keraton sebagai warisan budaya bangsa menjadi aset pariwisata sehingga kegiatan FKMA tidak lepas dari kegiatan kepariwisataan. Sumenep sebagai tuan rumah FKMA ke-V mempunyai kesempatan untuk mempromosikan potensi pariwisatanya di antaranya tahun ini meluncurkan 36 event berskala tingkat kabupaten, provinsi, nasional, dan regional maupun internasional,” paparnya.

Sebanyak 50 Keraton se-Nusantara dan 100 peninjau dari 150 Keraton dipastikan hadir dalam FKN 3018 di Sumenep ini. Diperkirakan, jumlahnya menurut perkiraan mencapai 10 ribu orang.

Di kabupaten paling ujung Madura ini juga menyimpan beberapa tempat wisata yang begitu luar biasa. Ada banyak alternatif cara untuk pergi ke sana.

Dari Bandara Juanda, Surabaya, ada pesawat menuju Sumenep yang jadwalnya sehari sekali. Bila milih jalur darat, bisa naik Bis Damri Bandara – Terminal Bungur, lanjut bis AKAS menuju Sumenep. Ongkos sekitar Rp 40-50 ribu. Jika dari pelabuhan Tj. Perak, silakan menunggu bis AKAS yang akan menuju Sumenep.

Bagaimana dengan penginapannya? Ini penting, tapi tenang di Sumenep banyak hotel atau penginapan. Harga paling rendah ada yang di bawah Rp 50 ribu. Tapi juga ada hotel kelas Melati yang menawarkan rate Rp 200-300 ribu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *