Beragam Kuliner Palembang Yang Wajib Dicicipi Saat Asian Games

oleh -4,643 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Sebagai penyelenggara Asian Games 2018, bukan hanya destinasi wisata yang bisa dijual Palembang. Wong Kito juga memiliki kuliner lezat. Sayang rasanya untuk dilewatkan. Saat Asian Games nanti, Palembang diperkirakan sedikitnya akan dikunjungi 11.000 orang. Terdiri dari atlet dan ofisial negara-negara peserta.

Untuk itu, berbagai atraksi pariwisata disiapkan. Termasuk kuliner khasnya. Selama ini, kuliner menjadi salah satu kekuatan pariwisata Palembang.

“Kalau destinasinya, Palembang punya Pulau Kemaro, Taman Bukit Siguntang, Museum Negeri Balaputera Dewa, Kampung Arab Al Munawar dan Kampung Kapitan. Untuk kulinernya, Palembang juga punya banyak jenisnya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan, Irene Camelyn Sinaga, Rabu (16/5).

Sedangkan Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner Kementerian Pariwisata, Vita Datau, mengatakan berwisata kuliner di Palembang akan mengesankan.

“Berkunjung ke Palembang, jangan hanya makan kulinernya saja. Tapi lihat juga pengolahannya. Dengan melihat cara pengolahannya, menjadikan pengalaman gastronomi kita terasa lengkap,” kata Vita Datau yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI).

Dijelaskan Vita Datau, di Palembang semua cara pengolahan masakan sealu diwariskan dari generasi ke generasi. Juga dilestarikan setiap keluarga. “Sebab, rata-rata kuliner Palembang punya sejarah yang membentang jauh ke belakang, ke era Kerajaan Sriwijaya,” ungkapnya.

Adapun kuliner yang direkomendasikan Vita Datau antara lain Pempek, Tekwan, Pindang Patin, Mi Celor, Nasi Minyak, Lapis Kojo, dan Martabak Har.

Kuliner wajibnya jelas pempek. Kudapan ini sudah menjadi ‘nama lain’ Palembang. Berbahan dasar ikan dan tepung kanji, pempek tersedia di hampir semua daerah di Sumatera Selatan.

Salah satu yang direkomendasikan Vita adalah Pempek Tince di Jalan Mayor Ruslan Tugu Mulyo No.2424 RT.035/009, 20 Ilir D. I, Ilir Tim. I, Kota Palembang.

“Di sini para wisatawan dapat mengikuti kelas membuat Pempek. Tempat ini juga sudah sangat profesional melayani pelanggan yang ingin membeli oleh-oleh Palembang,” ungkap Vita.

Berikutnya adalah Tekwan di Jl Taman Kenten, dekat lapangan golf. Berbentuk bulat dan disajikan dengan kuah udang, tekwan terbuat dari ikan dan tepung tapioka. Bentuknya seperti bakso kecil tak beraturan. Tekwan direbus dalam air panas hingga kenyal. Tekwan dimakan dengankuah udang bening.

Tekwan juga disajikan bersama soun, jamur kuping, bengkoang dipotong kecil. Tambahan cuka dan sambel, membuat makanan ini sangat tepat disantap saat panas.

“Tekwan adalah sup khas Palembang. Tekwan merupakan kuliner akulturasi masakan China,” terang Vita.

Kuliner khas Palembang lain adalah Pindang Patin. Vita Datau merekomendasikan dua resto untuk mendapatkan pindang panti terbaik, yaitu RM Musi Rawas di Jl Angkatan 45 No 18 dan Pindang Meranjat Ibu Ucha di Jl Demang Lebar Daun No 14.

“Rasa segar kuah Patin, asam, manis, potongan nanas dan daun kemanginya membuat saya kangen untuk datang lagi. Selain pindang sambal udangnya boleh juga dicoba, pasti tidak kecewa,” ujar Vita.

Tak kalah enak khas Palembang lainnya adalah Mi Celor. Kuliner ini merupakan hidangan mi berkuah santan dan kaldu ebi. Isiannya berupa taoge, irisan telur rebus, seledri, daun bawang, dan bawang goreng.

Salah satu yang istimewa adalah Mie Celor 26 Ilir H Syafei Jl KH Akhmad Dahlan No 2, Pasar 26 Ilir. Disajikan dengan kuah kaldu dengan irisan udang yang disiram di atas mie dan telur rebus. Taburan bawang goreng, daun bawang, dan seledri, menambah kekuatan rasa.

“Tidak ada sejarah di balik nama Mi Celor. Yang pasti, celor artinya mie direndam air panas,” cetusnya.

Sementara, Nasi Minyak berasal dari Arab. Nasi Minyak atau Nasi Samin dihidangkan dengan berbagai lauk, mulai ikan, ayam, hingga kambing. “Umumnya nasi minyak dapat disajikan bersama ayam goreng, malbi sapi, acar, sambal nanas, dan emping,” ujarnya.

Sedangkan Lenggang, merupakan pempek yang diaduk dengan telur. Setelah dikocok, adonan telur bercampur pempek kemudian dimasukkan dalam daun pisang yang dibentuk mangkok. Ada dua jenis lenggang. Yaitu digoreng dan bakar. Namun, Vita Datau merekomemdasikan Lenggang Bakar. “Lenggang dibakar di mangkok daun pisang, mengeluar aroma yang menguji kesabaran kita,” kata Vita Datau.

Palembang juga punya kue tradisional. Salah satunya adalah Lapis Kojo. Cara memasak Lapis Kojo hampir sama dengan lapis Palembang yang terkenal, yaitu dipanggang lapis demi lapis.

“Yang membedakan, adonan Lapis Kojo berwarna hijau daun suji. Kue tradisional Palembang lainnya adalah Kue 8 Jam, Lapis Ketan atau Engkak Ketan (kue kuno Palembang),” jelasnya.

Kue-kue khas ini bisa didapatkan di Bangau Pastry, Kompleks Perkebunan, Jl Mayor Ruslan No 22, Duku Ilir Tim II, Kota Palembang.

Sedangkan Martabak Har adalah ikon kuliner Palembang sejak 1947. Lokasinya di Jl Jenderal Sudirman, atau tepat di pojok Jl Rustam Effendi. Pelanggannya mengatakan rasa martabak tak pernah berubah, alias konsisten dan khas. Kuah kari, dengan campuran kentang yang dihaluskan dan disiram di atas martabak, menggugah selera berbagai usia.

“Martabak berisi telur ayam atau telur bebek, dengan potongan daging kambing. Bagi vegetarian, ada martabak sayur. Kalau saya lebih memilih martabak isi telur bebek dengan tambahan cabe rawit. Rasanya terus bikin kangen,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *