Berburu Souvenir dari Cendana di Konser Musik Crossborder Kefamenanu 2019

oleh -937 views
oleh

KEFAMENANU – Hadir di Konser Musik Crossborder Kefamenanu 2019, 9-10 Agustus, tidak lengkap rasanya jika tidak berburu souvenir. Pilihan terbaik adalah cenderamata berbahan kayu Cendana. Karena, Kefamenanu dikenal kaya akan kayu jenis ini.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani membenarkan hal itu. Menurutnya, Cendana adalah cenderamata terbaik dari Kefamenanu.

“Cendana memang identik dengan Nusa Tenggara Timur. Salah satu kekayaan flora ini bisa dijumpai di Kefamenanu. Wisatawan bisa membawanya sebagai cenderamata ketika berkunjung ke Konser Musik Crossborder Kefamenanu,” papar Rizki, Minggu (11/8).

Perajin souvenir dari kayu Cendana berada di Numpene, Oesena, Miomafo Timur, Timur Tengah Utara. Ada beberapa souvenir yang dihasilkan dari bengkelnya. Sebut saja, Tasbih, Rosario, hingga Gelang.

“Untuk olahan kayu Cendana, kami fokus kepada souvenir. Kami pilih kayu Cendana dengan kualitas terbaik. Bahan bakunya sudah disortir sejak awal. Kalau yang biasa tidak digunakan. Kami harus jaga kepercayaan pasar, apalagi banyak yang memesannya secara khusus,” kata Perajin Souvenir Cendana Erminus Salu.

Bahan baku sovenir Cendana diperoleh dari berbagai wilayah Kefamenanu. Seperti kawasan Wini, Aplal, Napena, termasuk juga Oesena. 1 Kg kayu Cendana, bisa dibuat menjadi 5 Tasbih. Rata-rata dalam sehari bisa dihasilkan 4 Tasbih siap jual.

Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes menjelaskan, Cendana menjadi salah satu daya tarik pariwisata.

“Keharuman Cendana di Kefamenanu sangat khas. Cendana dengan produk turunannya ini merupakan salah satu daya tarik wisata potensial. Sebab, produk Cendana dari Kefamenanu tersebut sangat dicari. Banyak wisatawan yang mencarinya karena kualitasnya sangat bagus,” jelas Raymundus.

Di bengkel sovenir Cendana di Numpene, tidak semua bagian kayu diolah. Hanya bagian kayu yang berwarna hitamlah yang diolah jadi beragam barang kerajinan. Kayu ini dipotong pipih secara manual. Sentuhan mekanis baru diberikan saat membentuknya menjadi bulatan. Digerakan dengan mesin, proses pembulatannya menggunakan mata bor khusus.

Mata bor tersebut memiliki 2 ujung bercabang yang berbeda fungsi. Mata bor utama berfungsi sebagai pelubang, lalu sisi lainnya membentuk bulatan kayu. Setelah kayu bulatan dihasilkan, baru dilakukan finishing dengan memakai amplas. Setelah dibersihkan, bulatan kayu diuntai menjadi beragam souvenir tersebut. Menariknya, produk-produk tersebut tidak menggunakan pewarnaan tambahan.

“Sovenir dari olahan kayu Cendana di Kefamenanu memang sangat menarik. Produk turunannya masih sangat alami. Wisatawan bahkan bisa melihat proses pembuatannya langsung di bengkel pengrajinnya. Hal ini tentu menarik dan jadi pelengkap experience dari Kefamenanu,” tegas Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Menawarkan produk berkualitas, produk olahan kayu Cendana tetap dibanderol ramah. Untuk Tasbih misalnya, hanya dihargai Rp125 Ribu. Adapun Rosario dibanderol Rp50 Ribu. Pangsa pasarnya adalah Jakarta dan Bali sebagai konsumen domestik. Market mancanegara yang pernah dirambahnya seperti Hong Kong, Amerika Serikat, dan Brazil.

“Kayu Cendana dan produknya sangat dicari di pasar. Sebab, kayu Cendana sebenarnya sangat mahal dan langka. Tempat tumbuhnya khas. Selain souvenir, kayu Cendana juga biasanya diambil minyaknya. Pokoknya seluruh bagian kayu bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Nilai ekonomisnya menjanjikan,” papar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Selain kayunya, bubuk olahan Cendana pun masih bisa dimanfaatkan. Bubuk kayu Cendana tersebut biasanya digunakan sebagai aroma terapi. Untuk mengeluarkan aroma wanginya, bubuk kayu Cendana biasanya dibakar. Untuk 1 Kg serbuk kayu Cendana, biasanya dihargai Rp120 Ribu. Lebih unik, Cendana juga memiliki manfaat sebagai obat herbal, antiseptik, dan piranti perawatan kecantikan.

“Selain nilai ekonominya yang bagus, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari Cendana ini. Nah, Konser Musik Crossborder Kefamenanu ini menjadi momentum terbaik untuk mengeksplorasi Cendana di sana,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik ASEAN tersebut.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *