Border Tourism Bakal Dihebohkan Festival Cross Border Skouw “Untuk Negeriku”

oleh -1,673 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Festival Cross Border kembali mengoyang Skouw, Papua. Penampilan band reggae Marapu serta dua band lokal Dave Solution dan EPO DXH, dipastikan menjadi sajian berkelas. Yang jelas sayang untuk dilewatkan. Kegiatan ini yang diinisiasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini juga akan melibatkan drum band IPDN Kampus Papua. Festival dengan tema Untuk Negeriku ini juga dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke 73 yang akan digelar di PLBN Skouw Papua, 7-9 Agustus 2018.

“Event ini tidak hanya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asal Papua Nugini, tetapi juga mempererat persaudaraan penduduk yang ada di sekitar cross border. Pada festival kali ini Kementerian Pariwisata juga memfasilitasi kehadiran UMKM binaan Kabupaten dan Kota Jayapura untuk memamerkan sekaligus menjual produk-produknya sekaligus meningkatkan aktivitas industri pariwisata di kawasan perbatasan. Musik reggae dipilih karena sangat digandrungi masyarakat kedua wilayah perbatasan,” ujar Asisten Deputi Pemasaran Area II Regional III Kemenpar, Muh. Ricky Fauziyani, Jumat (3/8).

Jaminan kemeriahan bukan hanya dari 2 band reggae itu saja. Sebab, Kemenpar juga menghadirkan band reggae asal Papua Nugini. Ada Mixmate Band serta Vanimo Native dan juga penampilan dari Yonif 121/Macan Kumbang yang akan menampilkan tarian sigale-gale.

“Kami ingin all out. Sehingga event ini bisa memaksimalkan angka kunjungan wisatawan Papua Nugini. Suguhan Festival yang melibatkan dua yang negara bertetangga seperti ini, terbukti efektif meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,” ungkap Ricky.

Hal ini pun diamini oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana. Menurutnya, promosi pariwisata via musik sangat ampuh mendatangkan puluhan ribu orang.

“Kita belajar dari pengalaman menggelar even crossborder di Kepri, Kalbar dan NTT, di cross border Atambua, ada Kikan, Slank, Jamrud yang pernah diboyong Kemenpar. Di Kalbar, ada Wali dan Cita Citata, semuanya mampu mendatangkan puluhan ribu pononton,” kata Pitana.

Baginya, Kekuatan musik sangat dahsyat, musik adalah bahasa universal, mampu menciptakan keramaian atau crowd. Menggelar even musik reggae di Skouw ini diyakini akan membuat wilayah crossborder ini akan semakin berkembang.

Pantai Baseg dan Holtekamp yang berpasir putih keabuan di dekat Skouw, juga diyakini bakal ikut ngehits. Sebab, banyak orang yang akan mengarahkan pandangan ke destinasi di bibir lautan pasifik itu.

“Cross border tourism banyak manfaatnya, terutama negara yang punya perbatasan darat. Benchmarknya bisa dilihat dari Belanda yang sukses mendatangkan 13 juta wisatawan cross border. Indonesia yang punya banyak perbatasan darat, mulai dari Papua, NTT, dan Kalimantan, sangat mungkin mengadopsi keberhasilan Belanda,” ungkapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut angkat bicara. Menpar menyakini event ini akan memberikan efek perekonomian yang dasyat. Terlebih saat ini masyarakat perbatasan Papua Nugini lebih banyak berbelanja di wilayah Skouw.

“Selama ini, memang masyarakat PNG banyak yang lebih memilih berbelanja di pasar Skouw karena harga yang ditawarkan relatif lebih murah dan bervariasi. Dengan Festival Cross Border yang rutin kami gelar maka akan semakin banyak warga Papua Nugini datang dan berbelanja di Skouw. Ini akan semakin mengangkat perekonomian lokal,” pungkas Menteri asal Banyuwangi tersebut.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *