Branding Mandalika Menguat Seiring Digulirkannya Bimtek Fotografi dan BISA

oleh -646 views
oleh

LOMBOK TENGAH – Penguatan branding terus dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf di masa transisi New Normal. Keistimewaan kini diberikan kepada Destinasi Super Prioritas Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Treatment-nya melalui program Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman), Selasa (29/9/2020).

Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan BISA digulirkan di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, NTB, pada Selasa (29/9/2020). Pesertanya berjumlah 100 orang. Background-nya pelaku para pariwisata dan industri kreatif terdampak Covid-19. Menguatkan branding dari Mandalika, materi berupa pengetahuan dasar fotografi dengan memakai smartphone. Narasumbernya Bachelor and Master in Photography Program, Dewi Sartika Bukit.

Menurut Dewi, pada era digital saat ini fotografi memiliki dampak signifikan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke suatu destinasi. Katanya, kualitas foto yang bagus dapat menjadi pemikat bagi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata tertentu. Pada titik itu, fotografi memiliki peranan yang cukup penting bagi branding dan promosi destinasi wisata.

Meski dengan alat sederhana, Dewi menilai sebuah foto akan mampu berbicara banyak jika diambil dengan teknik yang benar. Maka dari itu, perlu persiapan yang baik sebelum mengambil obyek fotografi.

“Foto ini amat penting bagi branding dan promosi sebuah produk, dalam hal ini destinasi wisata. Maka penting diperhatikan persiapan sebelum memotret seperti pencahayaan sekitar yang memadai dan pastikan arah cahaya yang datang,” kata dia.

Selain itu, tempat yang luas untuk background dan produk, lalu pastikan semuanya dalam keadaan bersih tak terhalang kotoran. “Jangan gunakan fitur zoom digital karena akan membuat kualitas gambar berkurang. Atur fokus dengan menekan layar secara manual, ambil beberapa variasi detail produk dan pastikan kualitas foto sudah berada pada yang terbesar. Penting juga untuk menggunakan timer untuk menghindari getaran, jangan menggunakan flash dan jangan menggunakan filter di aplikasi kamera,” terang Dewi.

Untuk memaksimalkan hasil jepretan, maka tak perlu banyak melakukan proses editing. Ia pun membocorkan rahasianya. Gunakan editing sederhana seperti brightness, contrast, saturation dan lain sebagainya. “Warna foto dengan warna produk asli usahakan semirip mungkin. Untuk aplikasi yang direkomendasikan adalah snapseed,” ujarnya.

Ia pun menyarankan agar ratio foto disesuaikan dengan platform yang ingin digunakan. Sementara peralatan yang diperlukan adalah kamera, tripod, timer, background, properti pendukung dan produk yang ingin dijadikan obyek. “Foto bukan sekedar gambar belaka, tetapi dia dapat ‘berbicara’ kepada khalayak mengenai situasi dan kondisi obyek yang kita abadikan dalam bentuk fotografi tersebut,” tutur dia.

Di sisi lain, Analis Kebijakan Ahli Madya/Koordinator Edukasi III Direktorat Pengembangan SDM Ekraf Kemenparekraf/Baparekraf Toar RE Mangaribi menilai Mandalika merupakan destinasi sempurna ditinjau dari alam dan budayanya. Ia optimistis branding Mandalika melalui Bimtek fotografi akan semakin menguatkan jati diri Mandalika yang akan dijadikan lokasi perhelatan balapan akbar dunia MotoGP.

“Mandalika ini luar biasa. Alam dan budayanya sangat eksotis. Di sini juga akan menjadi venue bagi MotoGP. Kehadiran Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan BISA di sini tentu sangat bagus. Gema branding destinasi massal yang bebas Covid-19 tentu semakin menguat,” ungkap Toar.

“Foto jadi konten ideal untuk menaikan branding sebuah destinasi atau produk ekonomi kreatif. Sebab, mereka bisa memakai media sosial untuk menyebarkannya. Mayoritas masyarakat juga aktif mengakses internet. Smartphone dipilih karena fiturnya lengkap. Ada kameranya. Jadi, siapapun bisa langsung mengunggah materi foto-foto tersebut,” tambah Toar.

Memberikan inspirasinya, Bimtek mengenalkan fotografi dalam 4 konten. Ada pengenalan peralatan, persiapan, tips yang harus dilakukan hingga proses editing. Untuk menghasilkan konten bagus, para peserta Bimtek wajib mengenal Kamera, Tripod, Timer, Background, Properti, dan karakter Produk. Untuk Kamera bisa menggunakan jenis dari merk dan varian smartphone apapun.

Peserta diminta memiliki tripod guna mempertajam hasil jepretan kamera. Di situ juga ada konsistensi. Background dipilih untuk memberikan fokus visual lebih pada produk. Kesan keindahan dikuatkan dari Properti yang digunakan. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, branding bagus butuh detail lebih.

“Branding yang baik selalu memperhatikan detailnya. Detail dari konten yang diproduksi. Dan, Bimtek ini mengajarkan banyak sekali sisi positif. Peserta kini sudah tahu apa yang dilakukan. Sekecil apapun momentum yang tercipta, tetap harus dimanfaatkan. Masa transisi New Normal sekarang adalah salah satu momentum yang bagus itu,” jelas Wisnu.

Lebih lanjut, tips-tips terbaik juga dibagikan secara gamblang kepada seluruh peserta. Untuk produk optimal, baiknya pengaturan foto besar diterapkan terlebih dahulu. Atur fokus sedemikian rupa sembari diarahkan pada produknya. Gunakan timer untuk meminimalkan getaran. Perhatikan arah pencahayaan agar hasil foto semakin eksotis. Ambil beberapa variasi foto untuk menunjukan detail-detailnya.

Lalu, pastikan jangan lakukan hal-hal berikut di dalam pengambilan foto. Saat mengambil foto, baiknya jangan gunakan fitur zoom digital. Zoom ini akan mengurangi kualitas gambar tersebut. Hindari juga penggunaan flash. Jika butuh pencahayaan tambahan, gunakan dari sumber lainnya dan dipantulkannya. Terakhir, jangan gunakan filter dalam aplikasi kamera.

“Konten-konten yang dihasilkan nantinya pasti lebih berbobot. Sebab, pengetahuan peserta bertambah. Mereka tahu apa yang harus dilakukan dan tidak,” tegas Wisnu.

Setelah mengetahui beragam tips dan teori dasar, peserta pun diajak melakukan persiapan pemotretan. Aspek yang diperhatikan tetap Pencahayaan, Tempat, dan Kebersihan. Untuk pencahayaan mengacu pada arah dan ketersediaannya yang memadai. Tempatnya leluasa untuk Background, Produk, hingga Tripodnya. Kebersihan menyangkut Kamera, Produk, sekaligus backgroundnya.

Pasca pemotretan, peserta juga kembali diingatkan beberapa hal. Sebut saja, penggunaan editing yang sederhana. Komposisinya menyangkut brightness, contrast, saturation, juga lainnya. Pewarnaan foto itu diusahakan semirip mungkin dengan obyek aslinya. Untuk foto rasionya disesuaikan dengan platform media sosial yang digunakan, seperti Instagram 1:1 (kotak).

“Konten ideal itu tidak banyak mengedit. Jadi, usahakan foto yang dihasilkan itu sudah jadi. Kalaupun butuh editing, tidak total. Kami percaya, peserta Bimtek akan memberikan impact positif bagi destinasi Mandalika melalui karya kontennya. Mereka sudah menguasai teori dan prakteknya sekaligus,” tutup Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh. Ricky Fauziyani.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *