Butuh Kebersamaan Membangun Sektor Pariwisata

oleh -936 views
oleh

JAKARTA – Presiden Joko Widodo telah menetapkan sektor pariwisata sebagai core economy pariwisata. Tapi ada jelas ada tantangan yang harus dilalui Kementerian Pariwisata, khususnya untuk Manteri Pariwisata Arief Yahya. Tantangan itu adalah menyatukan pikiran dan langkah dari berbagai pihak untuk sama-sama berbuat demi Indonesia. Oleh Arief semangat kebersamaan yang harus ditumbuhkan itu disebut dengan Indonesia Incorporated.

Menteri Aref Yahya menegaskan jika Kementerian Pariwisata tidak mungkin bergerak sendirian untuk memajukan sektor pariwisata.

“Kita tak bisa bergerak sendirian. Untuk mewujudkan pariwisata menjadi core economy Indonesia, sektor ini harus dikeroyok rame-rame. Tanpa sinergi stakeholder yang ada dalam konsep pentahelix ABGCM (Academics, Business, Government, Community, and Media), kita tak mungkin bisa mewujudkannya,” papar Arief Yahya, Minggu (24/3).

Dijelaskannya, seluruh unsur Pentahelix harus bahu-membahu dan bergotong-royong untuk memperjuangkan pariwisata Indonesia. Melalui sinergi Indonesia Incorporated, Indonesia akan mampu menciptakan Sources of Synergy atau 3S-3B, yaitu: Size getting Bigger, Scope getting Broader, dan Skill getting Better.

“Jadi, melalui Indonesia Incorporated kita akan “Bigger-Broader-Better together”. Ilmu 3S-3B ini saya dapatkan ketika mengambil Executive Course di Kellogg School of Management, Chicago, USA. Saya sering mengatakan, untuk bisa maju bersama kita harus menetapkan musuh bersama (common enemy). Dengan memiliki musuh bersama, maka kita akan menjadi kompak, solid, dan maju serentak. Karena itu, menarik kita camkan cuplikan lagu Maju Tak Gentar karya C. Simanjuntak. Salah satu syair lagu itu berbunyi: “Maju Serentak Tentu Kita Menang”. Syair tersebut bisa menjadi penyemangat, bahwa jika kita maju serentak dan solid, maka kemenangan demi kemenangan bisa kita wujudkan,” ujarnya.

Semangat ini juga merujuk keputusan Presiden pada akhir tahun 2016. Saat itu, Presiden Joko Widodo menyerukan agar seluruh Kementerian dan Lembaga mendukung Pariwisata. Bahkan, seruan itu sampai diulang dalam 5 kali kesempatan, di 5 forum dan tempat yang berbeda.

Lantas, bagaimana strategi untuk menjalankan Indonesia Incorporated di sektor pariwisata? Menpar mengaku percaya dengan resep NIH (Not Invented Here) dari Jack Welch. Menurutnya Kita tak perlu “reinventing the wheel”, tak perlu memulai dari nol. Dan, banyak negara yang sudah sukses melakukannya.

Contohnya adalah semangat Thailand Incorporated. capaian sektor pariwisata Negeri Gajah Putih terbaik di tingkat regional. Dan salah satu kunci sukses pariwisata Thailand adalah strategi Thailand Incorporated, yang tersusun dari sinergi yang solid antara empat sektor, pemerintah (Kementerian Pariwisata), sektor lokal (provinsi dan distrik), sektor swasta (asosiasi industri pariwisata), dan institusi pendidikan (Kementerian Pendidikan dan Kementerian Tenaga Kerja).

“Kita juga bisa belajar dari Korea Incorporated. Bedanya, jika Thailand Incorporated dikhususkan untuk sektor pariwisata, maka Korea Incorporated diarahkan untuk sektor ekonomi kreatif. Di sini sinergi dilakukan antara: MOSF (Ministry of Strategy and Finance), MSIP (Ministry of Science, ICT, and Future Planning), dan MOTIE (Ministry of Trade, Industry, and Energy). Seluruh kegiatan kementerian ini langsung dikoordinasikan oleh Wakil Perdana Menteri dan langsung bertanggung jawab ke Perdana Menteri dan Presiden,” paparnya.

Untuk mengimplemantasikan Indonesia Incorporated, dibutuhkan standard tinggi. Karena, untuk mencapai kinerja kelas dunia, kita harus menggunakan standar kinerja kelas dunia pula.

“Agar seluruh upaya kita tidak sporadis ke mana-mana, kita harus fokus menyandarkan diri pada ukuran kinerja global yang sudah kita sepakati. Untuk industri pariwisata, salah satunya adalah ukuran kerja Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF). Intinya, saya ingin mengatakan bahwa strategi Indonesia Incorporated yang dilakukan haruslah fokus dengan mengacu pada ukuran kinerja global yang berlaku di seluruh dunia. Dengan bekerja secara fokus, kita akan bisa mengalokasi sumber daya yang kita punya secara lebih cermat. Jadi agar kita bisa membangun pariwisata nasional yang berkelas dunia, seluruh upaya kolaborasi dan sinergi dalam kerangka Indonesia Incorporated harus kita lakukan dengan mengacu pada kriteria yang ditetapkan WEF,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *