CoE Banyuwangi Di-launching di Gedung Sapta Pesona

oleh -1,253 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, BANYUWANGI – Banyuwangi siap menyemarakkan kembali pariwisata tahun 2019. Deretan kegiatan dalam Calendar of Event (CoE) Banyuwangi Festival (B-Fest) akan dilaunching, Selasa (29/1). Lokasinya di Balairung Soesilo Sudarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Rangkaian B-Fest berisi 99 event. Tiga event diantaranya masuk dalam 100 CoE Wonderful Indonesia Kemenpar. Yakni Banyuwangi Ethno Carnival, International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI), dan Gandrung Sewu.

“Dari 99 event itu, 3 di antaranya masuk event nasional. Selain itu juga ada tambahan 20 additional event yang mengiringi B-Fest,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, Senin (28/1).

Dalam agenda B-Fest, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) akan digelar pada 28 Juli 2019 mendatang. Gandrung Sewu yang merupakan sendratari yang menampilkan 1000 penari secara massal akan digelar 20 Oktober 2019.

Sementara International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) yang merupakan tur balap sepeda internasional yang digelar sejak 2012, akan digelar mulai tanggal 23 sampai 26 September 2019.

B-fest sudah rutin digelar sejak 2011. Dari tahun ke tahun, ajang sport tourism profesional seperti Internasional Tour De Banyuwangi Ijen (ITdBI) selalu ada. Saat ini jumlah sport tourism semakin banyak. Bila di tahun 2018 berjumlah 10 dari total 77 acara, pada tahun ini terdapat 17 even olahraga dari 99 event.

Beberapa acara olahraga baru yang dimasukkan antara lain woman cycling,
durian cycling, lari rimba, kemudian sepeda (duathlon), dan Ijen Challenge untuk penghobi sepeda.

“Event olahraga yang ditambahkan adalah untuk para penghobi, bukan kompetisi untuk para profesional. Seperti Festival Ijen Green Run yang justru memberikan sumbangan besar pada okupansi hotel dan homestay,” jelas pria yang akrab disapa Bram ini.

Bram menambahkan, acara yang dipertahankan dan ada penambahan yakni tentang musik. Acara-acara musik dinilai mudah mendatangkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Tahun ini, terdapat 16 acara musik, mulai dari Jazz Pelajar, Jazz Pantai, Jazz Gunung, Lalare Orchestra, Angklung Caruk, dan yang baru Festival Musik Jalanan.

“Bila untuk menikmati konser jazz ada tiket yang harus dibeli, musik jalanan akan menghadirkan musisi berkualitas dari Jalan Malioboro Yogyakarta dan Taman Bungkul Surabaya untuk dinikmati masyarakat secara gratis. Jadi musik tidak hanya untuk yang high class, tapi juga untuk yang menengah ke bawah,” terang Bram.

Selanjutnya, rangkaian festival yang tidak kalah menarik yakni seputar dunia kuliner, fashion, dan beragam inovasi. Termasuk program untuk generasi millennials, terkait digitalisasi, dan start up.

“Ada program kampung digital melibatkan pembicara handal untuk memotivasi anak-anak muda Banyuwangi. Ada juga santri preneur untuk pengetahuan berwirausaha,” pungkasnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, standard yang deterapkan dalam CoE ini akan memunculkan cultural values dan commercial values dari setiap event. Khusus commercial values, harus di-monetised (dihitung nilai ekonominya), sehingga bisa diketahui dampak ekonominya kepada kesejahteraan masyarakat.

”Tugas utama Kemenpar selanjutnya adalah mempromosikan event tersebut. Serta bagaimana strategi dan memasarkan event agar memberikan nilai (value) dari segi budaya (culture) maupun ekonomi (commercial value),” kata Menpar Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *