Dengan Bimtek, Kemenpar Dorong Promosi Pariwisata Karanganyar

oleh -1,165 views
oleh

KARANGANYAR – Kementerian Pariwisata menggelar Bimbingan Teknis Pemasaran Pariwisata, bersinergi dengan Disparpora Kabupaten Karanganyar, serta dukungan dari Komisi X DPR RI. Kegiatan dilaksanakan di Nava Hotel Tawangmangu, Kabupaten Karangnanyar, Jawa Tengah, Rabu (27/3).

Hadir dalam kegiatan ini antara lain anggota DPR RI Komisi X Laila Istiana Diana Savitri, Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar Wawan Gunawan, Kadisparpora Karanganyar Titis Sri Jawoto, Fotografer Kemenpar Himawan, serta 100 peserta Bimtek dari para pelaku dan penggiat pariwisata Karanganyar.

Rangkaian Acara dimulai dengan greeting dari MC, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa dan dilanjutkan dengan penampilan Tari Gambyong (tari penyambutan tamu) khas Jawa Tengah.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, Membangun sektor pariwisata tidak bisa dilakukan satu kelompok atau perorangan. Dalam tatanan pemerintah kabupaten misalnya, tidak bisa dibebankan hanya pada Dinas Pariwisata. Stakeholder lain harus ikut bergandeng tangan dan bekerjasama.

“Contoh sederhana, pariwisata butuh akses yang baik. Dalam hal ini, tentu ada dinas tersendiri yang lebih berwenang membangunan infrastruktur jalan. Begitu pun dari pihak swasta. PHRI atau asosiasi lain harus turut mempromosikan destinasi yang ada, sekaligus menyediakan sarana akomodasi dan kemudahan mendapatkan sajian kuliner,” ujarnya.

Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menyatakan, pariwisata nasional belakangan ini berkembang sangat pesat. Pariwisata bahkan menjadi sektor unggulan Indonesia untuk menarik devisa. Kondisi ini berbanding lurus dengan tumbuhnya berbagai jenis pariwisata seperti crossborder tourism, sport tourism, hingga nomadic tourism yang menyasar generasi millenial.

“Tak hanya membangun destinasi di seluruh penjuru Indonesia, Kemenpar juga mengeluarkan jurus-jurus andalan dalam berpromosi. Strategi promosi yang baik tentunya akan berimbas pada naiknya jumlah kunjungan wisatawan. Tak heran, Kemenpar mempunyai target wisman sebanyak 20 juta kunjungan sepanjang tahun 2019,” jelasnya.

Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Wawan Gunawan menambahkan, strategi-strategi promosi pariwisata nasional antara lain mencakup Destination, Origin, dan Timeline (DOT); Branding, Advertising dan Selling (BAS); Paid Media, Owned Media, Social Media & Endorse (POSE); dan pemberitaan event meliputi Pre-On-Post (POP).

Di tempat yang sama, Anggota Komisi X DPR RI Laila Istiana Diana Savitri mengaku sangat mendukung upaya-upaya yang telah dilakukan Kabupaten Karanganyar untuk membangkitkan sektor pariwisata di daerah setempat. Contohnya dengan menyulap bekas pabrik gula menjadi atraksi pariwisata yang menarik.

“Saya yakin Karanganyar bisa menjadi salah satu tujuan wisata kebanggan warga, utamanya untuk meningkatkan pendapatan Kabupaten Karanganyar dari sektor pariwisata. Kesiapan destinasi harus didorong untuk dapat meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan. Karena itu, saya berharap komunitas pariwisata yang hadir pada Bimtek kali ini bisa memanfaatkan ilmu yang didapatkan, dan menularkannya kepada komunitas-komunitas pariwisata yang lain,” terangnya.

Sementara itu, Kadisparpora Karanganyar Titis Sri Jawoto berharap, potensi pariwisata Karanganyar dapat tergali lebih maksimal, hingga nantinya dapat dinikmati bukannya hanya oleh wisatawan nusantara, tetapi juga wisatawan mancanegara. Karena itu, pihaknya akan melakukan pembenahan destinasi pariwisata, serta memaksimalkan Bandara Adi Soemarno sebagai akses utama ke Kabupaten Karanganyar.

“Dalam waktu dekat, kami akan melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata dengan target 400 orang. Kami juga akan mengeluarkan Kartu Pesona Karanganyar yang bisa digunakan oleh para pelaku wisata binaan, untuk dapat memasuki kawasan pariwisata di Karanganyar secara gratis,” ungkapnya.

Terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, kualitas 3A menjadi hal utama yang harus diperhatikan untuk membangun sektor pariwisata. 3A yang dimaksud yakni Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas. Ini sangat penting guna mendukung percepatan perkembangan pariwisata daerah, yang tentunya juga berdampak pada pariwisata nasional.

“Di luar 3A, pelaku pariwisata harus tahu pentingnya implementasi 5C (Creative/Cultural Value, Comercial Value, Communication Value, Consistency, dan CEO Commitment). 5C sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan suatu event daerah maupun nasional, sehingga mendongkrak nilai tambah dari acara yang diselenggarakan tersebut,” tandasnya. (*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *