Dengan Program BISA dan Publikasi Massif, Pariwisata Pematang Siantar Siap Sambut Wisatawan

oleh -449 views
oleh

Siantar – Pariwisata di kawasan Pematang Siantar, Sumatera Utara bergeliat kembali. Sempat terdampak pandemi Covid-19, kini sejumlah destinasi di Pematang Siantar siap dikunjungi wisatawan lagi. Ada dua hal yang membuat kepercayaan diri stakeholder pariwisata di Pematang Siantar untuk bangkit kembali. Dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melalui program Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) membuat destinasi di Pematang Siantar menjadi bersih, aman dan nyaman untuk dikunjungi. Publikasi media yang massif juga mendorong industri pariwisata Pematang Siantar siap menyambut kembali wisatawan.

Anggota Komisi X DPR RI, Djohar Arifin mengucapkan terima kasih atas dukungan Kemenparekraf/Baparekraf kepada pariwisata Pematang Siantar. Menurutnya, pemulihan sektor pariwisata Pematang Siantar membutuhkan dukungan semua pihak. “Kita tahu bahwa sektor pariwisata yang sangat terdampak cukup parah imbas pandemi Covid-19 ini. Padahal, banyak sekali orang bergantung hidup di sektor ini. Sebagaimana kita ketahui bersama, pariwisata memberikan kontribusi besar pada perekonomian,” ujar Djohar di sela penyelenggaraan program BISA, Kamis (15/10/2020).

Program BISA yang diinisiasi Kemenparekraf/Baparekraf, Djohar melanjutkan, mendorong wisatawan untuk kembali melakukan perjalanan wisata ke sejumlah destinasi dengan disiplin protokol kesehatan. Pun halnya dengan destinasi wisata yang didorong untuk menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 untuk memberikan jaminan kepada wisatawan jika unit usaha mereka benar-benar layak dikunjungi dan aman Covid-19.

“Program BISA ini mendorong masyarakat untuk kembali rekreasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Saya juga meminta kepada rekan-rekan media untuk dapat mempublikasikan jika destinasi wisata di Pematang Siantar sudah dapat dikunjungi kembali,” ucap Djohar. Sebagai wakil rakyat, Djohar berkomitmen mendorong pariwisata Pematang Siantar menjadi destinasi wisata aman dan nyaman untuk dikunjungi. “Program BISA Kemenparekraf/Baparekraf menyadarkan semua bahwa kita perlu menjaga kebersihan, keindahan, keasrian dan perlu menciptakan rasa aman dan nyaman di destinasi wisata. Hal-hal ini yang mesti dijaga oleh kita di Siantar ini. Kita berharap program BISA ini bisa berkesinambungan,” harapnya.

Koordinator Destinasi Area I, Direktorat Pengembangan Destinasi Regional I , Kemenparekraf/Baparekraf, Wijonarko berharap kegiatan ini dapat menjadi upaya sinergis dalam membangun kepariwisataan Indonesia. “Semoga kegiatan ini juga dapat menjadi titik awal bagi seluruh pemangku kepentingan untuk membangun sinergi yang lebih baik ke depannya,” harap dia. Pada kesempatan itu, Wijonarko mengapresiasi para peserta yang berpartisipasi pada program BISA bergandengan tangan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan dan keamanan destinasi pariwisata untuk membangun kesiapan menjalani pariwisata produktif dan aman di era normal baru.

Ia menilai penurunan tingkat penularan Covid-19 membutuhkan kesadaran dan komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah daerah, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, hingga masyarakat umum. Upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas menjalankan 3M; mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sebagai kebiasaan baru dan wajib, namun juga pelaksanaan 3T; Testing, Tracing dan Treatment oleh pemerintah daerah. “Dengan demikian, daerah bisa menjadi zona hijau, menumbuhkan rasa safe and secure bagi wisatawan sehingga mereka akan berdatangan dengan sendirinya,” ujarnya.

Menurut Wijonarko pandemi Covid-19 berdampak cukup serius pada seluruh rantai pariwisata. Pariwisata adalah sektor yang paling sejak awal pandemi melanda langsung terdampak cukup serius. Sebab, sektor pariwisata dianggap memiliki risiko penularan Covid-19 yang cukup tinggi. Dampak langsung ditimbulkan di antaranya terjadinya penurunan kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata di seluruh Indonesia. Selain itu terjadi pelambatan perjalanan domestik, penurunan okupansi hotel, penurunan konsumsi produk UMKM hingga pemangkasan lapangan pekerjaan.

“Padahal pariwisata merupakan industri yang menyerap leboh dari 13 juta tenaga kerja. Pariwisata juga merupakan sektor padat karya. Belum lagi multiplier effect yang merupakan turunan dari industri ini,” katanya.

Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf/Baparekraf, Andhy Marpaung memaparkan program BISA yang digagas instansinya. Program padat karya ini merupakan terjemahan Kemenparekraf atas arahan Presiden Joko Widodo dalam upaya mitigasi dampak Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dalam kerangka itu, program BISA diinisiasi sebagai gerakan yang cepat, tepat, fokus dan terpadu melalui sinergitas antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya.

Ia melanjutkan, pariwisata merupakan salah satu sektor berdaya ungkit pemulihan ekonomi yang kuat karena memiliki kontribusi backward dan forward linkage yang luas ke sektor lainnya. Oleh karena itu, ia menilai agar dapat bertahan di masa pandemi ini, seluruh stakeholder industri pariwisata dan ekonomi kreatif perlu menyadari bahwa tren pariwisata dunia akan berubah. “Penerapan protokol kesehatan, tingkat adaptasi pada kenormalan baru dan utamanya faktor health and hygiene serta safety and security akan menjadi prioritas bagi wisatawan dalam menentukan tujuan berwisata,” papar Andhy.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan target Indonesia untuk meningkatkan ranking Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pada 2020. Hasil TTCI 2019, Pariwisata Indonesia masih menempati peringkat ke-102 dalam kategori Health and Hygiene dan peringkat ke-80 dalam kategori Safety and Security dari 140 negara.

“Gerakan BISA ini bertujuan untuk memberdayakan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonominya. Gerakan ini diharapkan akan mendorong perbaikan indikator Health and Hygiene dan Safety and Security di lingkungan destinasi pariwisata untuk peningkatan peringkat TTCI,” ujar Andhy.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Pematang Siantar, Kusdianto merasa terbantu dengan program BISA yang diluncurkan Kemenparekraf/Baparekraf. Ia optimistis program ini mampu mendorong wisatawan kembali berkunjung ke sejumlah destinasi sesuai dengan pilihannya masing-masing. “Pematang Siantar merupakan penopang Danau Toba dan kami juga perlu mempersiapkan pariwisata di sini,” kata dia.

Destinasi di Pematang Siantar menurut Kusdianto merupakan unggulan di tengah kota sebagai penopang obyek wisata lainnya. Setiap bulan, selalu saja ada event yang dikreasi seperti tarian adat dan pusat kuliner 24 jam yang siap melayani wisatawan. “Selesai dari Danau Toba, silahkan nikmati suasana malam di sini. Protokol kesehatan di hotel, restoran dan sarana pariwisata lainnya sudah berjalan sangat baik dan disiplin,” tutur dia.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *