Destinasi Jam Gadang, Ikon Sumbar dengan Teknologi dari Jerman yang Hanya Ada Dua di Dunia

oleh -354 views
oleh

SUMATERA BARAT – Salah satu destinasi sohor yang ada di Sumatera Barat (Sumbar) adalah Jam Gadang. Bahkan, Jam Gadang telah menjelma menjadi ikon Sumbar. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Familiarization Trip atau Famtrip melibatkan Key Opinion Leader (KOL) untuk melihat lebih dekat destinasi wisata Jam Gadang.

“Tujuan Famtrip ini kami ingin menggerakkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid-19. Kita tahu, pariwisata dan ekonomi kreatif adalah sektor yang paling parah terdampak pandemi ini,” kata Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu, Minggu (14/3/2021).

Menurutnya, pandemi yang melanda dunia membuat sektor pariwisata bak mengalami kelumpuhan total. Betapa tidak, sejak virus melanda pada tahun lalu, nyaris tak ada pergerakan dan perjalanan wisatawan ke sejumlah destinasi di Indonesia.

“Padahal DNA pariwisata adalah pergerakan dan perjalanan wisata. Ketika keduanya tak ada, maka pariwisata sulit berkembang,” ujarnya. Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat melanjutkan, Jam Gadang tak hanya ikon Sumbar belaka, tapi juga telah menjelma menjadi kebanggaan Indonesia. Hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu mengenai Jam Gadang ini. “Bahkan, Jam Gadang ini masuk dalam kurikulum pendidikan sebagai bahan mata pelajaran. Tentu kita bangga atas hal itu,” ujarnya.

Dalam situasi pandemi ini, Taufik melanjutkan, pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf bekerja keras menggeliatkan kembali sektor pariwisata yang terdampak Covid-19. Menurut dia, salah satu strateginya adalah menggencarkan CHSE yang merupakan pedoman bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata ke suatu destinasi.

“Selain atraksi, aksesibilitas dan amenitas, saat pandemi ini wisatawan juga memperhatikan betul aspek keamanan dan kenyamanan di suatu destinasi wisata dari paparan Covid-19. Nah, itu sebabnya kami gencarkan sosialisasi CHSE kepada wisatawan melalui Famtrip ini,” ujar Taufik.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Kadisparpora) Kota Bukittinggi, Supandria menerangkan, Jam Gadang didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda atas perintah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Jam ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu yakni HR Rookmaaker.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *