Dibuat Series, Tour de Kepri 2020 akan Lintasi 6 Wilayah

oleh -701 views
oleh

TANJUNGPINANG – Perubahan format akan dilakukan pada lomba balap sepeda Tour de Kepri. Tahun 2020, lomba ini akan menjadi series. Jumlah etape dan daerah yang akan dilewati juga akan bertambah.

Sampai tahun 2019, Tour de Kepri memiliki 3 etape yang harus dilewati peserta. Yaitu Dompak Criterium di Tanjungpinang, Bintan Classic di Bintan, dan Batam. Sementara untuk tahun 2020, lomba ini rencananya akan digelar hingga ke Natuna, Lingga, dan Tanjung Balai Karimun.

“Perubahan konsep balapan akan dilakukan pada Tour de Kepri pada 2020. Arahnya akan dibuat series, meski ada banyak opsi yang terbuka. Saat ini sudah ada 3 wilayah di Kepri yang meminta agar dilewati Tour de Kepri. Jadi, kalau nanti dibuat series, sedikitnya ada 6 venue yang harus dilewati pembalap,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, Jumat (1/11).

Tour de Kepri pun akan mengalami penyesuaian regulasi. Waktu pelaksanaan balapannya dibuat periodik selama semusim. Bisa jadi dalam series per venue digelar tiap sebulan sekali. Tentunya penjadwalan ini disesuaikan dengan kalender event balap sepeda yang sudah berlangsung reguler. Apalagi, Kepri juga memiliki kalender tetap balap sepeda seperti Tour de Bintan.

“Konsep series tidak akan mengganggu kalender balap sepeda yang sudah ada. Untuk itu, kami nanti akan duduk bersama panita Tour de Kepri dan ISSI guna membahas rencana tersebut. Bukan hanya jadwalnya, penyesuaian aturan tentu berlaku bagi potensi buka-tutup pesertanya. Dari situ digelar sebulan sekali cukup ideal. Nantinya ada peserta reguler yang ikut balapan semua,” jelasnya lagi.

Tour de Kepri juga berencana melobi Union Cycliste Internationale (UCI). Tujuannya agar event ini diakui sebagai kalender tetap mereka. Nantinya, setiap series akan dikuatkan oleh atraksi budaya lokal. Event juga menawarkan Spa dan Massage dengan durasi waktu tertentu.

“Diubah menjadi series akan membuat Tour de Kepri semakin menarik. Peserta tidak akan bosan karena mendapatkan experience berbeda. Dalam series-nya mereka bisa merasakan atmosfer berbeda. Tour de Kepri sudah harus mengenalkan destinasi dan potensi barunya. Sebab, Kepri memiliki banyak ragam budaya,” terang Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.

Terbagi menjadi beberapa kabupaten/kota, Kepri menawarkan warna berbeda setiap wilayahnya. Di Tanjungpinang misalnya, yang terkenal dengan kekhasan seni Wayang Cecak. Bentuk akulturasi budaya Melayu dengan Tionghoa dalam khasanah tradisi lisan Pulau Penyengat. Kepri juga memiliki Melemang yang menjadi identitas wilayah Bintan. Tari Melemang ini bahkan sudah ada sejak abad ke-12.

Semakin kaya, peserta Tour de Kepri nantinya bisa menikmati Dangkong. Menjadi tarian tradisi Kepri, Dangkong lahir di Moro, Tanjung Balai Karimun. Terkenal sebagai Joged Dangkong, kesenian ini dahulu berfungsi sebagai upacara adat. Seni budaya lainnya adalah Mendu yang terkenal di area Natuna (Ranai, Sepempang, dan Midai). Cerita yang diangkat berupa hikayat Dewa Mendu.

“Budaya khas setiap daerah di Kepri ini akan menjadi nilai tambah Tour de Kepri. Dan, progress konsep sport tourism di Kepri sangat bagus. Setiap ada event sport tourism yang digelar selalu direspon positif oleh pasar mancanegara. Pergerakan wisman akan semakin optimal di Kepri. Sebab, wisman ini datang secara reguler dari konsep series Tour de Kepri,” tegas Dessy.

Pergerakan wisman di Kepri saat ini sangat kompetitif. Kepri tercatat sebagai donatur wisman terbesar ke-2 setelah Bali di tingkat nasional. Dari rentang Januari-Juli 2019, pergerakan wismannya mencapai 1,6 Juta. Angka ini naik 13,85% dari periode sama di tahun 2018. Pintu masuk utama wisman berada di Batam (1,09 Juta), Bintan (369.610), Tanjungpinang (100.932), dan Karimun (65.902).

“Konsep series pada Tour de Kepri tentu akan memberi impact positif bagi pergerakan wisman. Arus dari wisman di Kepri akan terjaga secara kontinyu. Secara keseluruhan tentu bagus bagi industri hingg perekonomian masyarakatnya. Kami tentu sangat mendorong bila konsep Tour de Kepri berkembang,” tutup Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *