Dulu Kita Jadi Audience, Kini Jadi Nara Sumber di MPD

oleh -1,253 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, MADRID – Selama ini, Indonesia lebih banyak menjadi audience, pendengar, pemirsa, dan pihak yang mendapatkan materi pelatihan. Pasca MPD – Mobile Positioning Data, yang sudah diterima UNWTO sebagai metoda penghitungan terbaru dengan teknologi digital, Indonesia naik level.

“Alhamdulillah, Indonesia menjadi pelopor dalam memanfaatkan big data dalam penghitungan wisman, bahkan wisnus. Sehingga lebih efisien, on time, dan lebih murah tentunya. Suatu kebanggaan bagi Indonesia, dengan disetujuinya pemanfaatan MPD untuk menghitung wisman oleh Sekjen UNWTO, dan bisa diimplementasikan di Negara lain,” kata Adi Lumaksono, Sestama BPS yang ikut pertemuan dengan UNWTO.

Memang, lanjut Adi, masih perlu mempertajam kembali konsep wisatawan. “Pertama, di luar lingkungan sehari-hari atau outside usual environment. Kedua, tidak untuk bekerja memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi. Dua hal ini harus bisa digunakan untuk menyaring data MPD,” kata Adi Lumaksono.

Hal serupa juga dirasakan oleh Menpar Arief Yahya. Kini Indonesia naik level, menjadi pemberi materi atau nara sumber, yang membagi ilmu kepada banyak negara soal teknologi terbaru penghitungan wisman-wisnus. Indonesia sendiri sudah mengimplementasikan teknologi ini sejak 2016. “Ya, kita ikut bangga, ini reputasi Indonesia, prestasi Indonesia, sekaligus untuk mempromosikan Indonesia di dunia,” ungkap Menpar Arief Yahya, saat di Madrid, Spanyol.

UNWTO – United Nation World Tourism Organization sudah merekomendasikan MPD sebagai teknologi yang bisa diterapkan di banyak negara di dunia. Terutama di Afrika yang membutuhkan sentuhan teknologi itu. Sekjen UNWTO Mr Zurab Pololikashvili secara lisan sudah meminta Indonesia untuk mentransfer teknologi ini ke berbagai negara yang membutuhkan. “Sekaligus untuk promosi pariwisata Indonesia,” katanya.

Dan, Menpar Arief Yahya pun menyanggupinya. Kebetulan, saat bertemu dengan UNWTO, di arena `FITUR Madrid, 24 Januari 2019, dia juga didampingi oleh Sestama BPS Adi Lumaksono. Badan Pusat Statistik Indonesia juga akan semakin terpercaya, karena menemukan model statistik yang berbasis digital dan teknologi.
“Soal teknologi, itu sudah dipikirkan oleh tim Kemenpar, metodologi statistiknya digawangi BPS, lalu kerjasama luar negerinya bersama Kementerian Luar Negeri,” sebut Arief Yahya.

Selain Adi Lumaksono, pertemuan dengan UNWTO itu juga bersama Dubes RI di Madrid Hermono. Maka, ini akan menjadi pintu buat konten teknologi digital dalam diplomasi dan kerjasama Indonesia dengan dunia internasional. “MPD akan mengangkat reputasi Indonesia di kancah dunia,” jelas Arief Yahya.

Inovasi MPD juga mempertegas prinsip-prinsip dalam digital. The more digital, the more personal. The more digital the more global. The more digital the more professional. “Di MPD, semuanya masuk. Semakin personal, kareta lebih mengenal profile customers, wisatawan, dari mana, berapa lama, dan frekuensinya,” ungkapmya. 

Semakin global, lanjut dia, karena teknologi ini bisa diterapkan di mana saja di seluruh dunia. Baik untuk wisatawan asing maupun domestik. Baik di border area maupun di pintu-pintu utama.

MPD juga akan semakin professional. Mendefinisikan professional itu adalah, perhitungan semakin akurat, makin mudah, makin murah, makin terpercaya, makin cepat, real time, non stop 24 jam sehari, 30 hari sebulan, 12 bulan setahun, tidak ada intervensi manusia, mechine to mechine.

Di mana-mana, digital itu selalu mengubah yang rumit menjadi simple. MPD ini juga sekaligus memanfaatkan excess capacity dari infrastruktur selular. Selama ini mobile antenne hanya dipakai untuk telekomunikasi, mengirimkan pesan atau message, baik voice ataupun data melalui signal. Kini bisa dioptimalkan untuk tourism statistic.

Tanpa harus membangun BTS baru, tanpa harus memiliki perusahaan gadget, tidak juga harus menjadi provider telekomunikasi. Kalau selama ini kita mengekspor barang dan tenaga manusia, di MPD ini kita mengekspor pengetahun, pengalaman dan teknologi. “Punya value yang tinggi dan sebagai bangsa, kita semakin bangga,” kata Arief Yahya.

Maka, bangsa Indonesia akan semakin dikenal sebagai bangsa yang hebat, pintar, up date di teknologi digital. Tidak selalu dicibir dan direndahkan oleh berbagai kasus TKI dan TKW. Ini juga menunjukkan bahwa creative values banga Indonesia semakin tidak diragukan.

“Kesempatan untuk menyebar luaskan teknologi MPD yang diberikan UNWTO ini harus dijadikan turning point untuk membangun confidence kita sebagai bangsa besar dan bangsa pemenang,” kata Menpar Arief Yahya.

Karena itu, Menpar Arief Yahya akan mempercepat agar MPD ini segera running dan menjadi kebanggaan Indonesia. Dari Indonesia, untuk dunia.
Dalam pertemuan itu ada Nia Niscaya Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Giri Adnyani, Sestama BPS Adi Lumaksono, Dubes RI di Madrid Hermono, Stafsus Bidang IT Sam Sriyono Nugrono, Stafsus Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono, Ketua Tim Pokja Pariwisata Berkelanjutan Valerina Daniel.

Sedangkan, dari UNWTO ada Sekjen Mr Zurab Pololikashvili, Mr. Zhu Shanzhong, Executive Director at the World Tourism Organization UNWTO. Mr. Xu Jing, Regional Director for Asia and the Pacific UNWTO, Beka Jakeli, Senior Officer of the Regional Programme for Europe, United Nations World Tourism Organization (UNWTO).(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *