Electric Jakarta Marathon 2018 Membuktikan Ibu Kota Destinasi Sport Tourism Dunia

oleh -2,012 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, Jakarta – Electric Jakarta Marathon yang dihelat Minggu (28/10) diikuti 16.500 peserta. Tercatat 1.585 peserta diantaranya berasal dari mancanegara.

Pelari asing yang tampil, datang dari berbagai negara. Seperti Malasyia, India, Hungaria, Perancis, Polandia, Kenya, Uganda, Brazil, dan Jepang. Jepang sendiri menjadi negara dengan jumlah peserta terbanyak yakni 427 pelari.

Electric Jakarta Marathon 2018 secara resmi dibuka Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis. Didampingi Chairman Jakarta Marathon Sapta Nirwandar, peserta event sport tourism ini dimulai tepat pukul 04.30 WIB.

Jakarta Marathon 2018 menyajikan rute baru bagi para peserta. Berbeda dari tahun sebelumnya yang berlokasi di Monas, tahun ini titik start dan finish bertempat di Gelora Bung Karno.

Meskipun begitu, rute baru yang diberlakukan akan tetap menonjolkan landmark-landmark ikonik kota Jakarta seperti Kota Tua, Fatahillah Square, Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, dan Monas, serta kemegahan gedung-gedung pencakar langit ibu kota.

“Electric Jakarta Marathon ini semakin mengukuhkan Jakarta sebagai destinasi sport tourism berkelas Internasional,” ujar Menpar Arief Yahya, Minggu (28/10).

Rute baru yang dilalui peserta Electric Jakarta Marathon 2018 ini atandarnya memang sudah internasional. Karena telah melewati proses kalibrasi dan telah memperoleh sertifikasi dari Association of Internasional Marathon and Distance Rases (AIMS) dan Internasional Association of Athletics Federations (IAAF).

Menpar Arief Yahya mengakui perhelatan Electric Jakarta Marathon mampu meningkatkan angka kunjungan wisatawan lewat sektor sport tourism.

“Saya yakin Electric Jakarta Marathon yang telah menjadi agenda tahunan ibukota ini akan ada lebih banyak lagi wisatawan masuk ke Jakarta,” terang Menpar Arief Yahya.

Menurutnya, Sport tourism merupakan satu dari sektor pariwisata teratas yang mampu mendatangkan wisatawan secara signifikan. Baik domestik maupun mancanegara.

Sapta Nirwandar, selaku Chairman Jakarta Marathon 2018 berharap Jakarta Marathon kali ini mampu meningkatkan sektor “Sport Tourism” Indonesia dimata dunia. Ia optimis Jakarta Marathon dapat menyaingi beberapa ajang marathon dunia seperti New York Marathon, Boston Marathon, dan Paris Marathon.

“Marathon itu penting, dan Jakarta punya potensi untuk menjadi negara dengan sport tourism sebagai daya tariknya melalui marathon. Seperti New York, Boston, dan Paris,” ujarnya.

Sapta mengatakan, Gelora Bung Karno dipilih menjadi titik start dan finish karena kompleks olahraga ikonik kebanggan Indonesia. Gelora Bung Karno telah sukses menyelenggarakan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018.

“Selain itu kami ingin memperkenalkan Jakarta khususnya Gelora Bung Karno sebagai tujuan wisata. Menjadikan tempat sebagai tujuan wisata olahraga kelas dunia dengan melalui acara Electric Jakarta Marathon 2018 sehingga menarik minat turis dari mancanegara,” tambah Sapta.

Tak lupa Sapta mengucapkan berterima kasih atas komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam acara Electric Jakarta Marathon 2018 ini. Mulai dari sponsor, promotor, sukarelawan dan kepolisian yang telah memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para peserta serta masyarakat.

“Dan tidak lupa terima kasih kepada pemerintah Jakarta yang telah mendukung acara ini dari tahun pertama hingga tahun ini. Dan Kementerian Pariwisata yang menjadikan even ini salah satu acara pariwisata olah raga terbesar di Indonesia,” pungkasnya.

Dalam Electric Jakarta Marathon ini, panitia menyediakan hadiah sebesar Rp 1,5 miliar. Yang dilombakan ada 5 nomor lari yaitu, Marathon dengan jarak 42,195 KM, Half Marathon jarak tempuh 21 KM, 10K dengan jarak tempuh 10 KM, 5K dengan jarak tempuh 5 KM, serta Maratoonz (Children’s Sprint ) dengan jarak tempuh 1 KM.

Salah satu peserta maraton, Rusydi (25) mengaku sangat antusias mengikuti perlombaan ini. Berawal dari hobi lari, dia pun bertekad datang ke Jakarta bersama ketiga kawannya dari Sorong, Papua Barat.

“Ini kan even bergengsi, jadi saya dan teman-teman memang sudah siapkan fisik dan mental jauh-jauh hari. Saya ikut kategori full marathon,” kata Rusydi.

Dia pun menargetkan sampai di garis finish pukul 09.00 pagi. Meski harus bersaing dengan belasan ribu peserta lainnya, dia percaya bisa melewati semua rute dengan baik.

“Gak terlalu mikirin hadiah sih. Saya ikut lomba lari untuk bersenang-senang sembari mengukur kemampuan diri, ini kan bagian dari hobi,” tuturnya.

Sementara, Ketua Calendar of Event (CoE) Kemenpar, Esthy Reko Astuty menambahkan, event ini tetap menjadi media branding terbaik pariwisata Jakarta. Pesertanya tetap optimal karena berasal dari puluhan negara di dunia. Para pelari terbaik dunia juga tetap bergabung di Jakarta Electric Marathon.

“Electric Jakarta Marathon ini yang terbaik. Persaingannya keras. Namun, event ini tetap saja ramah kepada siapa pun. Sebab, Electric Jakarta Marathon bisa diikuti oleh pelari dari berbagai kelas umur,” ujar Esthy.

Esthy mengatakan, Jakarta juga siap menjadi tempat pelepas penat bagi wisatawan. Sembari berlari, mereka juga dapat menikmati pesona Ibu Kota.

“Electric Jakarta Marathon ini event besar. Selain persaingan, Jakarta banyak memberikan kesempatan untuk melepas penat. Bagi penggemar wisata belanja, Jakarta ini adalah surganya. Jakarta juga memiliki destinasi alam yang eksotis,” tutur Esthy.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *