Festival Budaya Asmat Meriah Sejak Pembukaan

oleh -1,865 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– 19 Juni 2018, genderang tifa ditabuh bersahut-sahutan. Cuaca panas yang menyeruak, tidak mempengaruhi wisatawan. Mereka begitu antusias menyaksikan Festival Budaya Asmat di Lapangan Yos Sudarso, Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.

Kemeriahan di Agats, ibukota Kabupaten Asmat, bahkan telah terjadi sejak pembukaan festival. Yaitu 19 Juni 2018. Beragam sajian tarian adat seolah menjadi sihir yang menghipnotis wisatawan. Begitu juga ratusan pahatan patung yang menjadi mahakarya seniman Suku Asmat.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, festival yang akan ditutup 23 Juli itu merupakan etalase maestro seni ukir Suku Asmat.

“Ini luar biasa. Festival Budaya Asmat selalu menyajikan suguhan seni budaya yang fantastis. Lewat Festival Budaya Asmat ini, semua itu dieksplor. Selain itu, festival ini telah mempertahankan Asmat sebagai situs budaya (culture heritage) seperti yang ditetapkan oleh UNESCO,” ujar Menpar Arief Yahya, Selasa (10/7).

Suku Asmat terkenal di mancanegara karena seni patungnya. Sangat unik, artistik dan mempesona. Suku Asmat terbiasa mengekspresikan imajinasi ke dalam sebuah ukiran. Hebatnya, hal ini dilakukan tanpa membuat sketsa terlebih dahulu.

Dalam festival kali ini, ribuan seni patung bernilai tinggi karya putra-putri suku Asmat, mendominasi acara. Tak pelak ini menjadi sasaran empuk wisatawan yang mencari buah tangan untuk dibawa pulang. Terlebih lagi ukiran yang diperlihatkan merupakan hasil terbaik yang telah diseleksi panitia.

“Budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Contohnya pada Festival Budaya Asmat ini. Nilai dari patung ukiran Suku Asmat itu tidak murah, tetapi tetap diburu wisatawan. Festival ini juga semakin memperkenalkan Kabupaten Asmat sebagai tujuan wisata eksotis dari tanah Papua,” ungkap Menpar.

Kemeriahan tidak berhenti sampai di situ. Ada lomba balap dayung menggunakan perahu tradisional. Sajian ini tak kalah ramai. Lomba dayung ini mengubah bantaran Sungai Syirets layaknya panggung pertunjukan. Tepuk riuh suara penonton mengiringi setiap perahu yang berlomba. Jepretan kamera wisatawan seperti gelombang cepat. Mereka seolah tidak ingin kehilangan momen.

Dengan pesonanya itu, Festival Budaya Asmat mendapat pujian dari Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.

“Secara histori festival ini memang kuat. Sudah menjadi gelaran yang ke 33 kalinya. Festival ini menyajikan beragam elemen budaya yang dimiliki Asmat. Menjadi situs antropologi yang besar. Ini luar biasa dan jadi atraksi yang menarik. Maka tak salah jika festival ini masuk ke dalam 100 Wonderful Events Kementerian Pariwisata tahun 2018,” tutur Esthy.

Ditambahkannya, kualitas yang ditawarkan fantastis. Festival ini juga dikurasi oleh waktu dengan rentang panjang. Sehingga menghasilkan festival seni budaya berstandar dunia.

“Festival ini menjadi pelengkap kekayaan atraksi pariwisata yang kita miliki. Terlebih lagi festival ini semakin membawa wisatawan untuk mengeksplorasi eksotisme Tanah Papua dengan segala potensinya yang luar biasa. Semoga kedepan Papua semakin banyak menggelar atraksi-atraksi wisatanya. Sehingga dapat menjaring wisatawan lebih banyak lagi,” ungkap Esthy yang juga Staf Ahli Bidang Multikultural Kemenpar itu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *