Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019 Padukan Dua Budaya

oleh -1,260 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, BANDUNG – Perpaduan dua budaya tersaji dalam Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019. Kedua budaya itu adalah Sunda dan Tionghoa. Hasilnya, ribuan orang menyaksikan festival yang digelar Sabtu (23/2), di Lapangan Manisi Kampung Jati Pasirbiru, Cibiru, Bandung, Jawa Barat.

Ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masawita) KH Maman Imanulhaq menilai, event ini luar biasa.

“Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019 banyak memberikan tauladan. Jiwa toleransinya sangat kuat. Budaya yang ditampilkan juga menarik. Sudah seharusnya kedua elemen ini dilestarikan. Sebab, ini jadi aset berharga bagi pariwisata,” ungkap Maman, Sabtu (23/2).

Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019 ini menjadi kolaborasi Komunitas Seni Reak dengan Kemenpar. Prosesi panjang dimiliki festival ini. Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019 diawali dengan bersih desa. Ada juga pembacaan ayat suci Al Qur’an. Dilanjutkan dengan rajah ruwatan.

Usai menggelar rajah ruwatan, aktivitas berikutnya adalah bersepeda keliling kampung. Tema bersepeda yang diangkat adalah ‘Nyapedah Manjangkeun Baraya’. Kegiatan ini mempu menyedot banyak peserta dan terbuka bagi umum.

“Dengan konsep yang dimiliki, Indonesia akan jadi panggung toleransi dunia. Sebab, ada beragam suku yang hidup damai di nusantara,” ujar Maman lagi.

Usai menjalani ritual panjang, kemeriahan semakin terasa di puncak Festival Pesona Bauran Cap Go Lak. Beragam kesenian rakyat khas Sunda digelar secara masif. Sebut saja, Reak, Badawang, Sisingaan, Kuda Renggong, Kemprung Jaipong, hingga Pencak Silat. Khasanah tradisional Jawa Barat menyatu dengan seni Rajawali, Barongsai, juga Liong.

“Masyarakat Sunda sangat ramah. Terbuka bagi beragam latar belakang. Kehadiran budaya Tionghoa pun diterima dan semakin memperkaya khasanah lokalnya. Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019 jadi momentum terbaik. Perbedaan ini justru menjadi pilar penguat pariwisata Jawa Barat,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Penuh inspirasi, Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019 juga memberi space besar bagi para milenial. Kaum muda Kota Kembang dilibatkan. Mereka mengisi beberapa slot parade seni budaya ini. Dan, kehadiran kids zaman now ini menjadi angin segar. Artinya, keagungan budaya dan tradisi leluhur ini mendapat jaminan lestari.

“Kreativitas masyarakat Bandung dan Jawa Barat harus diapresiasi. Lebih menggembirakan lagi, para anak mudanya juga memiliki perhatian besar terhadap kekayaan budaya dan tradisi. Aneka warisan leluhur tidak akan punah karena generasi mudanya sangat peduli. Kondisi ini justru menjadi penguat dan aset berharga pariwisata di sana. Apalagi, potensinya memang besar,” kata Rizki lagi.

Kota Kembang Bandung dan Jawa Barat menjadi destinasi wisata terbaik. Sebab, alam dan budayanya sama-sama luar biasa. kolaborasi besar ini mampu menghadirkan 137.969 wisman pada rentang Januari-November 2018. Masuk melalui Bandara Husein Sastranegara, Bandung, arus masuk wisman terbesar 93.789 adalah paspor Malaysia. Strip berikutnya ada wisatawan Singapura dengan 24.484 orang.

“Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019 ikut menggerakan perekonomian masyarakat. Ada value besar dari festival ini. Apalagi, festival ini melibatkan banyak latar belakang masyarakat. Kami yakin, festival ini akan semakin besar di masa mendatang,” tegas Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung diamini Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.

Berbagai latar belakang memang bergabung di Festival Pesona Bauran Cap Go Lak 2019. Selain Wawan Gunawan, bergabung juga Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar Wahyu, dan Camat Cibiru. Hadir juga tokoh masyarakat, sanggar, dan pondok pesantren se-Bandung Raya.

Acungan jempol pun diberikan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

“Perbedaan adalah Sunatullah yang harus dirayakan dengan sikap toleransi. Saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Semakin banyak event serupa di daerah, maka toleransi, gotong royong, kreativitas, dan nasionalisme akan makin kokoh. Saya yakin, dengan kepemimpinan penuh optimisme, Indonesia akan jadi contoh peradaban dunia,” tutup Menpar. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *