Genting Cruise Lines Komitmen Tambah Kunjungan ke Indonesia di pertemuan tahunan IMF-WBG 2018

oleh -1,424 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Genting Cruise Lines berkomitmen menambah kunjungan kapal pesiar ke Bali. Komitmen itu dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Genting Cruise Line dengan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Penandatanganan dilakukan saat Leaders Retreat antara Indonesia dan Singapura di Bali, Kamis (11/10).

Rencananya, Genting Cruise Lines akan melayani rute baru Singapura-Surabaya–Celukan Bawang dan Benoa di Bali. Sebelumnya, operator kapal pesiar tersebut telah membawa Genting Dream sandar rutin di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Celukan Bawang Bali.

Menurut Dirut Pelindo III, Doso Agung, hal ini merupakan komitmen Pelindo III. Utamanya untuk mendukung target 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2018.

“Salah satunya dengan proaktif berpromosi ke sejumlah operator cruise, agar meningkatkan cruise call (intensitas kunjungan kapal) dan juga membuka rute baru ke pelabuhan-pelabuhan lainnya yang menjadi gerbang laut bagi berbagai destinasi wisata di sekitarnya,” kata Doso Agung, Kamis (11/10).

Untuk itu Pelindo III telah melakukan berbagai terobosan layanan. Tujuannya agar operator mau memastikan kunjungan hingga 6 bulan sebelum kedatangannya. Terobosan itu antara lain memberikan prioritas sandar, bantuan untuk menjamin kelancaran embarkasi dan debarkasi penumpang. Hingga, pendampingan pengurusan perizinan ke pemerintah setempat dan instansi terkait.

Pelindo III juga akan memperbarui fasilitas sandar di terminal Pelabuhan Celukan Bawang. Sehingga mampu melayani cruise dengan panjang kapal (LOA/length overall) mencapai 342 meter, lebar 46,6 meter, dan kedalaman hingga 9,2 meter.

“Agar dapat bersaing dengan pelabuhan cruise lain pada industri pariwisata global. Pelindo III terus meningkatkan fasilitas pelabuhan agar dapat disandari cruise yang berkapasitas hingga lebih dari 4.000 penumpang dan kru kapal. Sehingga semakin besar cruiseyang bisa sandar, maka semakin banyak turis asing yang datang. Sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan industri wisata di Bali utara,” tandasnya.

Corporate Secretary Pelindo III, Faruq Hidayat, menambahkan tren ukuran cruise di masa depan akan semakin besar. Salah satunya untuk mengakomodir pertumbuhan pasar wisata cruise di Asia yang berkembang pesat. Diproyeksikan pada tahun 2019 hingga 2021 akan mulai diluncurkan Global-Class ships dari galangan kapal di Jerman, yang berkapasitas sekitar 5.000 penumpang.

“Indonesia tidak ketinggalan momentum, karena Pelindo III tengah membangun Terminal Gilimas di Pelabuhan Lembar, Pulau Lombok, NTB. Dermaga yang akan dibangun sepanjang 440 meter, lebar 26 meter, dan kedalaman kolam pelabuhan yang mencapai -14 meter LWS (low water spring/rata-rata permukaan air) dengan nilai investasi mencapai Rp 1,3 triliun,” paparnya.

Terminal Gilimas diproyeksikan mengakomodir sandarnya cruise berukuran mega-ship. Serta, potensial untuk mendorong peningkatan industri pariwisata nasional. Karena, berbagai destinasi di Pulau Lombok dianggap sudah siap. Dan, akan semakin berkembang dengan datangnya ribuan wisatawan mancanegara melalui cruise internasional. “Dengan begitu multiplier effect ekonominya akan dirasakan hingga ke lapisan masyarakat setempat,” imbuh Faruq.

Presiden Genting Cruise Lines Kent Zhu, melalui keterangan resmi, mengatakan pihaknya berkomitmen tinggi terhadap pembangunan Indonesia sebagai hub kapal pesiar sekaligus pasar dan destinasi yang penting bagi industri pariwisata.

“Kami mengakui adanya kebutuhan untuk meng-update infrastruktur cruise di area dan telah merintis perbaikan fasilitas pelabuhan untuk memastikan pertumbuhan bisnis cruise mendatang,” katanya.

Dia menyatakan akan terus bekerja sama erat dengan mitranya di Indonesia dalam menciptakan peluang baru bagi kemajuan pariwisata kapal pesiar lokal. Sebagaimana dibuktikan oleh penyebaran kapalnya ke Jakarta, Medan, Bali Utara, dan Bintan.

Menurutnya, pelabuhan-pelabuhan di Asia menjanjikan dan potensial. Untuk itu, Genting Cruise Lines akan aktif bekerja sama dengan badan pemerintahan dan otoritas untuk membangun fasilitas dan infrastruktur pelabuhan. Selain itu mengakomodasi pertumbuhan jumlah penumpang kapal pesiar dengan lebih banyak kapal bertonase besar.

“Melalui inisiatif yang sedang berjalan ini, tujuan kami mendukung pelabuhan lokal Indonesia untuk mengerek rantai nilai, yang pada gilirannya mendorong industri cruise, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia,” ujar Zhu.

Mendengar hal tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya sumringah. Proyeksinya tepat. Perhelatan IMF-WBG menghadirkan efek domino positif bagi pariwisata serta perekonomian Indonesia.

“Ada banyak kerjasama strategis terjadi di perhelatan IMF-WBG. Salah satunya komitmen dari operator kapal pesiar untuk datang dan berlabuh di Bali. Ini yang kita ingin kejar melalui perhelatan IMF-WBG. Belum lagi berbagai kesepakatan investasi dengan nilai Rp.202 Triliun yang di teken hari ini,” ungkap Menpar.

Efek langsung lainnya datang dari penerimaan hotel, transportasi, guide, dan lainnya para peserta IMF-WBG. Selain itu berapa banyak uang yang dibelanjakan oleh 32.000 orang delegasi yang datang.

“Jadi sangat luar biasa efeknya bagi pariwisata dan perekonomian Indonesia khususnya Bali. Selain itu Indonesia mendapat promosi gratis ke dunia internasional. Tidak kurang 189 negara mengirimkan tim medianya. Tentunya mereka yang datang juga mencari informasi terkait destinasi di Bali ataupun di Indonesia,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *