Gerakan BISA dan GPM Tingkatkan Kepercayaan Diri Pelaku Wisata di Kabupaten Malang

oleh -506 views
oleh

MALANG – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) atas inisiasi Gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) dan Gerakan Pakai Masker (GPM). Menurutnya, hal tersebut membangkitkan kepercayaan diri Kabupaten Malang dalam menyambut era kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf yang telah menginisiasi gerakan ini yang tak dipungkiri mengembalikan kepercayaan diri kami dalam menggeliatkan kembali pariwisata di Malang,” kata Arya pada penutupan Gerakan BISA dan GPM, Minggu (6/9/2020).

Ia berharap kepada seluruh stakeholder pariwisata agar terus membenahi diri dan tak berhenti usai Gerakan BISA dan GPM di Kabupaten Malang ini ditutup. Sebab, kata dia, kedua gerakan ini menjadi landasan baru bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. “Jadi gerakan ini harus terus bergulir karena telah menjadi kebutuhan baru bagi wisatawan di era adaptasi kenormalan di masa pandemi ini,” paparnya.

Pada situasi ini, ia melanjutkan, sebelum melakukan perjalanan wisata wisatawan akan terlebih dahulu memperhatikan secara seksama protokol kesehatan di suatu destinasi yang akan dituju. Pun halnya dengan fasilitas kesehatan yang tersedia di sekitar destinasi wisata. “Itu hal utama yang akan menjadi perhatian wisatawan. Kebersihan dan kesehatan sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata. Maka, kita pun sebagai pelaku wisata harus siap memenuhi kebutuhan wisatawan,” paparnya.

Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Hasan Abud mengajak pemangku kepentingan yang hadir untuk bersama-sama mengendalikan penularan Covid-19. Pada saat yang sama, ia meminta kepada stakeholder pariwisata untuk membangun destinasi wisatanya sesuai standar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Pengelola destinasi, pemangku kepentingan dan masyarakat diharapkan selalu menjalankan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebagai kebiasaan baru dan wajib dijalankan.

Dengan begitu, wisatawan akan merasa aman dsn terlindungi ketika melakukan perjalanan wisata ke suatu destinasi. “Health and hygiene serta safety and security merupakan dua faktor penilaian dalam Travel and Tourism Competitiveness Index akan menjadi prioritas utama bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Penerapan protokol kesehatan tak hanya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, namun harus terus digalakkan oleh stakeholder pariwisata, sehingga sektor pariwisata dapat tetap produktif dan aman,” harapnya.

“Diharapkan penerapan protokol kesehatan secara disiplin dengan penuh kesadaran serta kesiapan destinasi di era new normal dapat meningkatkan kualitas daya saing pariwisata Indonesia dan mengembalikan kepercayaan wisatawan sehingga dapat menghidupkan kembali sektor pariwisata,” tambahnya.

Hasan melanjutkan, Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat sekaligus mempersiapkan destinasi wisata untuk kembali beraktivitas. “Kita tak tahu kapan Covid-19 ini berakhir. Kita berharap ketika Covid-19 sudah berakhir, maka daerah-daerah destinasi wisata sudah bersih, sehat dan aman. Kegiatan ini juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang protokol kesehatan,” papar dia.

Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk tertib menerapkan protokol kesehatan belum sepenuhnya disiplin. “Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, di samping memberikan bantuan kepada desa wisata dan pelaku ekonomi kreatif, juga mengedukasi kepada masyarakat pentingnya menggunakan masker,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *