Gerakan BISA Kemenparekraf di Wisata Super Premium Labuan Bajo

oleh -551 views
oleh

LABUAN BAJO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Gerakan BISA di Taman Kampung Air, Kampung Tengah, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), 10-11 September 2020

“Gerakan ini sebagai inisiasi dan upaya memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di salah satu destinasi super prioritas Labuan Bajo dalam masa adaptasi kebiasaan baru,” ujar Direktur Kelembagaan Kemenparekraf, Reza Fahlevi

Selain itu, Reza Fahlevi optimis gerakan BISA ini mampu menekan laju penularan COVID-19. “Sepanjang diterapkan dengan sangat disiplin dan sungguh sungguh protokol kesehatan di kawasan ini dan sejalan dengan Sapta Pesona yang dicanangkann pemerintah untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan dan masyarakat bertanggung jawab kepada alam.,” lanjutnya

Hendry Noviardi, Koordinator Kelembagaan Regional II Kemenparekraf, dalam sambutannya mengatakan gerakan BISA yang melibatkan 100 pekerja parekraf ini selaras dengan arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terkait penerapan protokol CHSE ( Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability ) diberbagai destinasi. Sehingga menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf untuk membangkitkan kembali potensi pariwisata di Labuan Bajo.

Data TTCI tahun 2019 “Indonesia masih berada di urutan 102 dari 140 negara untuk kategori kesehatan dan kebersihan dan urutan 80 dari 140 negara kategori keamanan dan keselamatan. Ini menjadi pekerjaan rumah, untuk itu kita harus benar benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat di era kebiasan baru.”

Pola perjalanan wisatawan pada masa adaptasi kebiasaan baru mengalami perubahan mendasar, wisatawan baik lokal maupun asing baru akan melakukan perjalanan pada destinasi wisata yang benar benar memberi rasa nyaman dan aman bagi mereka. ungkapnya

Kemenparekraf/Baparekraf, dalam gerakan ini, mendedikasikan peralatan dan perlengkapan pendukung seperti tempat cuci tangan, tempat sampah, sapu, masker, face shield, sarung tangan, penyemprot disinfektan, alat untuk mengecat dan peralatan lain untuk bersih-bersih

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Shana Fatina, sangat mengapresiasi dengan gerakan BISA ini.

“Kampung Air dan Kampung Tengah merupakan salah satu fokus penguatan program pola perjalanan atau travel pattern wisata premium dalam kota Labuan Bajo,” ujar Shana Fatina

Shana menambahkan, lokasi ini merupakan titik sejarah awalnya asal mula kota Labuan Bajo, budaya pesisir khas yang otentik.

“Gerakan BISA menjadi motivasi dan komitmen masyarakat Labuan Bajo dalam menyambut pariwisata new normal dan mewujudkan kesiapan pada dunia bahwa kita siap menerima wisatawan kembali. Semoga pariwisata dengan bertanggung jawab dapat kembali menggerakkan perokonomian masyarakat dengan makin bersih , indah sehat dan aman sebagaimana destinasi kelas dunia. Labuan Bajo menjadi destinasi, bukan lagi sekedar tempat transit,” tambahnya

Senada, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Chrispianus Mesima yang juga turut hadir dalam Gerakan BISA Kampung Air ini mengapresiasi antusias masyarakat dalam kegiatan ini.

“Bicara kebersihan itu harus dimulai dari diri sendiri, karena pariwisata berkelanjutan itu ditentukan oleh gaya hidup masyarakat. Ini bukan sekedar seremoni gerakan saja, tapi protokol kesehatan harus benar benar diterapkan di Kampung Air ini. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan guna mendorong masyarakat menciptakan lingkungan yang sehat,” jelasnya

Taman Kampung Air sendiri merupakan salah satu dari lima zona yang saat ini sedang ditata di Labuan Bajo . Selain Kampung Air, empat zona lainnya adalah Bukit Pramuka, pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, Kawasan Marina, serta di zona Kampung Ujung.

Kelimanya akan menjadi ruang publik yang tidak terputus yang menghadirkan sebuah landscaping yang indah yang menjadi generator penggerak pembangunan kawasan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo

Ya, Labuan Bajo yang dulunya hanyalah sebuah desa terpencil di ujung barat Pulau Flores, kini telah berubah menjadi destinasi wisata dunia yang sangat menjanjikan, karena keindahan panorama alam dan budayanya serta sebagai gerbang utama menuju Taman Nasional Komodo (TNK) yang masuk ke dalam World Heritage UNESCO.(#)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *