Hotel Dialoog Perkuat Amenitas Banyuwangi

oleh -2,449 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Sektor pariwisata di Banyuwangi makin menggeliat. Pasalnya satu lagi hotel berbintang empat segera hadir. Yaitu Hotel Dialoog, di kawasan Kalipuro. Hotel ini langsung menghadap ke Selat Bali.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi dibukanya Hotel Dialoog. Sebab, akan semakin mendukung amenitas pariwisata di Banyuwangi.

“Segmentasi dari Hotel Dialoog ini yang cukup berbeda dengan hotel-hotel yang telah ada. Dan ini akan memperkaya pilihan bagi para wisatawan, pebisnis, maupun masyarakat umum yang akan berkunjung,” kata Anas saat soft opening Hotel Dialoog, Rabu (8/8).

Saat ini, di Banyuwangi telah ada 61 hotel. Mulai dari kelas melati hingga bintang empat. Untuk hotel berbintang tiga dan empat sendiri, sudah terdapat 12 buah. Menurut Anas, pertumbuhan hotel tersebut tumbuh cukup ideal seiring peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Tahun lalu, jumlah wisatawan mancanegara 98.970. Sedangkan wisatawan domestik mencapai 4,8 juta.

“Okupansi rata-rata hotel di Banyuwangi dalam satu tahun mencapai 60 persen. Dalam kasus beberapa hotel berjejaring di Banyuwangi, justru okupansi mereka berada di atas okupansi hotel jaringannya secara nasional,” terangnya.

Hadirnya hotel-hotel baru di Banyuwangi, tidak terlepas dari pertumbuhan pariwisata. Namun begitu Pemerintah Daerah Banyuwangi tetap mengkontrol pertumbuhan hotel. Tidak semua hotel yang mengajukan izin direalisasikan. Pembangunan hotel baru harus tetap terkontrol.

“Kita batasi izin hotel baru di Banyuwangi agar tidak seperti di daerah wisata lain. Ketika ratusan hotel baru dibangun, ternyata okupansinya rendah, dan akhirnya perang harga tidak keruan,” terangnya.

Hotel yang diizinkan pun, harus memenuhi kualifikasi tertentu. Mulai dari arsitekturnya yang mengadaptasi tradisi ataupun budaya lokal, juga harus hotel berbintang tiga ke atas. “Jika hotel bintang dua ke bawah, tidak kami izinkan. Biar pasar hotel bintang dua ke bawah dinikmati homestay-homestay yang dikelola rakyat Banyuwangi,” paparnya.

Untuk mendorong tingkat kunjungan, imbuh Anas, Banyuwangi tidak hanya menyasar wisatawan yang akan melakukan pelesir. Namun, juga menyasar pada kedatangan para tamu yang melakukan wisata pelayanan publik. Berbagai inovasi kinerja pemerintahan daerah yang berhasil dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi menjadi daya tarik untuk melakukan kunjungan kerja ke ujung timur Pulau Jawa tersebut.

“Tahun lalu, setidaknya ada 39 ribu tamu dengan kategori kunjungan kerja maupun pertemuan khusus di Banyuwangi. Tahun ini, kita menargetkan bisa mencapai 50 ribu kunjungan dari pemerintah daerah lain, lembaga pemerintah, maupun BUMN yang ingin melihat inovasi pelayanan publik Banyuwangi,” harapnya.

Sementara itu, Managing Director Hotel Dialoog, Erick Fiavre mengatakan, pihaknya bangga bisa mendirikan hotel di Banyuwangi yang tengah bertumbuh pariwisatanya.

“Kami ingin menjadi bagian dari pertumbuhan Banyuwangi. Banyak wisatawan mengenal Banyuwangi sebagai daerah dengan destinasi wisata yang potensial misalnya Gunung Ijen, Sukamade, Taman Nasional Alas Purwo, dan G-Land,” ujarnya.

Selain destinasi wisata Banyuwangi yang sangat potensial, ada hal lain yang membuat pihaknya tertarik mendirikan hotel di Banyuwangi. Yakni pengembangan infrastruktur, khususnya masalah akses.

“Ada direct flight dari ibu kota Jakarta ke Banyuwangi sehari lima kali. Selain itu, Banyuwangi terus mendorong penerbangan internasional. Ini adalah salah satu alasan kenapa kami hadir di sini,” kata dia.

Hotel bintang empat ini, terdiri atas 116 kamar yang terbagi dalam kelas deluxe dan suite. Selain itu, juga dilengkapi dengan beach club yang langsung menghadap ke Selat Bali yang eksotis.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, keberadaan Hotel Dialoog ini makin memperkuat pariwisata Banyuwangi. Karena pesatnya pertumbuhan wisatawan ke Banyuwangi harus diimbangi dengan pertumbuhan 3A yang baik pula.

“Konsepnya Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas atau 3A ini harus berjalan pararel. Saling melengkapi. Terlebih Banyuwangi yang begitu gencar menggelar atraksi pariwisata. Aksesibilitasnya juga kini makin mumpuni,” kata Menpar Arief Yahya.

Selain itu Menpar pun mengapresiasi langkah seleksi perizinan yang dilakukan Bupati Azwar Anas. Menurutnya ini merupakan langkah tepat untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan.

“Seleksi izin juga perlu dilakukan sehingga pertumbuhan juga sehat. Sudah bagus itu. Sekaligus membangun pariwisata yang berkelanjutan,” ujar Menpar Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *