Hunian Hotel di Meranti Penuh Saat Festival Cian Cui 2019

oleh -1,958 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, SELATPANJANG – Pelaksanaan Festival Cian Cui 2019 di Meranti, Riau, memberi efek positif. Tingkat hunian hotel full. Rata-rata length of stay wisatawan sekitar 3 hari. Festival Cian Cui 2019 digulirkan 5-10 Februari 2019. Kemeriahan ini digelar di jalanan protokol Kota Selatpanjang, Meranti, Riau.

Festival Cian Cui adalah Rangkaian perayaan Imlek 2570. Event ini resmi dibuka, Kamis (7/2), di Jalan Diponegoro, Selatpanjang. Rencananya, perang air dilakukan setiap hari pukul 16.00-18.00 WIB. Sedangkan pagelaran seni budaya digelar 18.30-24.00 WIB.

“Kemeriahan Festival Cian Cui sungguh luar biasa. Animo publik sangat tinggi. Hal tersebut sudah terlihat sejak awal festival. Kondisi ini menjadi catatan bagus bagi pariwisata Merati dan Riau secara umum,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Riau Fahmizal Usman, Kamis (7/2).

Perang Air bisa membuat full tingkat hunian hotel di Kota Sagu, julukan Meranti. Sebanyak 385 kamar yang tersedia, sudah dipesan wisatawan. Khususnya pada rentang 8-10 Februari 2019. Data ini mengacu kepada informasi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Meranti.

“Festival Cian Cui punya pesona yang kuat. Karakternya sangat unik. Wajar bila arus masuk wisatawan naik di separo jalan festival. Apalagi, momentumnya akhir pekan. Kami tentu gembira karena hal ini akan bagus bagi aspek komersial,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa.

Pelaksanaan Festival Cian Cui selalu memberikan catatan menarik. Pada 2018, event ini mampu menarik arus masuk 24.181 wisatawan. Rinciannya, 23.587 wisnus dan 594 orang wisman. Untuk wisman datang dari Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, dan Tiongkok.

Rizki Handayani yang biasa disapa Kiki menambahkan, Festival Cian Cui menjadi penggerak ekonomi Meranti.

“Event ini menjadi salah satu pemicu pergerakan ekonomi di Meranti yang potensial. Industri pariwisata Meranti bisa merasakan dampak positif secara ekonomi. Dari aktivitas ini tentu ada nilai transaksi yang bagus. Nilai ini otomatis masuk sebagai pendapatan masyarakat,” lanjut Kiki.

Untuk menjadi peserta, wisatawan bisa menyiapkan kocek Rp100 Ribu hingga Rp150 Ribu untuk sekali pawai. Dana ini digunakan untuk menyewa becak motor (bentor). Dengan ‘medan perang’ yang luas, bentor menjadi kendaraan tempur yang ideal. Wisatawan pun bisa membentuk grup untuk memulai Perang Air.

“Semua lini industri pariwisata Meranti bergerak karena penyelenggaraan Festival Cian Cui. Dari hotel, transportasi, kuliner, hingga kerajinan tangan semua mendapatkan limpahan income. Kami yakin, akan ada peningkatan arus pengunjung dan ekonomi dari aktivitas festival ini. Secara konten, Festival Cian Cui ini bagus,” jelas Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.

Masyarakat dan wisatawan memang membaur setiap sore untuk ‘berperang’. Menggunakan air sebagai amunisi, Festival Cian Cui menggunakan Jalan Kartini, Imam Bonjol, Ahmad Yani, dan Tebing Tinggi sebagai medan perangnya. Amunisi berupa air ini pun diangkut menggunakan bentor. Mereka pun akan mengguyur setiap peserta lain yang ditemuinya.

“Kegembiraan memang sangat terasa di Festival Cian Cui. Sejak awal semuanya tampak bersemangat. Festival ini memang selalu memberikan catatan prestasi yang luar biasa. Mereka saat ini juga sedang membidik rekor MURI,” ujar Kabid Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang.

Bukan hanya arus wisatawannya, prestasi besar juga dimiliki Festival Cian Cui. Pada 2018, Festival Cian Cui mendapatkan penghargaan Anugerah Pesona Indonesia untuk kategori Wisata Terpopuler. Dan di tahun 2019, Festival Cian Cui membidik 2 rekor MURI. Ada kategori festival dengan peserta terbanyak. Selain itu, ada juga kategori festival dengan properti berupa bentor terbanyak.

“Kami sangat gembira mendengar performa bagus Festival Cian Cui 2019. Festival ini memberi impact bagus bagi ekonomi. Secara kualitas juga terus dipertahankan. Bidikan rekor MURI ini tentu menjadi catatan sangat positif. Festival ini memang paket wisata yang menjanjikan. Atraksi, aksesibilitas, hingga amenitasnya luar biasa,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *