Jawab Perubahan Market Global, Kemenpar Berikan Konsep Terbaik Storytelling Danau Toba

oleh -765 views
oleh

SIMALUNGUN – Konsep storytelling Destinasi Super Prioritas Danau Toba diberikan untuk menjawab tuntutan market dunia. Sebab, wisatawan global mengalami pergeseran paradigma. Basicnya diperkuat melalui Bimtek Wisata dan Budaya. Lalu, harapannya destinasi Danau Toba semakin responsif kepada perubahan.

Bimtek Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya Kemenpar digelar Jumat (13/9). Lokasinya berada Ballroom Atsari Hotel, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara. Program tersebut diikuti oleh 30 peserta. Backgroundnya, seperti Pokdarwis, HPI Sumatera Utara, Komunitas, Disparbud Simalungun, dan Badan Otorita Danau Toba. Mereka siap menjawab perubahan pasar wisatawan dunia.

“Pasar wisatawan dunia mengalami pergeseran paradigma. Mereka melakukan perjalanan tidak untuk sekedar bersenang-senang. Tapi, mencari sesuatu yang baru. Posisi Danau Toba ini potensial menjawab semua kebutuhan mereka. Untuk itu, konsep storytelling yang disiapkannya harus adaptif dan punya signifikansi,” kata TPP Wisata Sejarah, Religi, Tradisi, dan Seni Budaya Punto Wijayanto, Jumat (13/9).

Mengacu pergeseran pasar, sebanyak 10% hingga 15% wisatawan dunia menginginkan hal baru. Salah satu pasar potensialnya millennial traveller. Untuk karakter Asia, kaum milenialnya rata-rata melakukan 2 kali trip dengan length of stay 4 hari. Hingga 2013, potensinya 1 miliar orang dengan aliran devisanya USD210 Miliar. Karakter milenial Eropa sering melakukan perjalanan dan hobi berbelanja.

“Berbagai peluang harus dioptimalkan. Destinasi Danau Toba luar biasa. Memiliki beragam storytelling yang bisa dikembangkan dan menarik perhatian pasar global. Meski demikian, perlu adanya strategi khusus. Storytelling disusun dengan mengedepankan beberapa elemen. Tidak sekedar menyampaikan informasi, tapi juga deskriptif dan bisa memengaruhi pasar,” jelas Inspire Robert Moningka.

Mengalami pergeseran paradigma, kaum milenial dunia memiliki beberapa karakter. Mereka berperan di dalam keberlanjutan lingkungan. Rata-rata lebih dari 60% belanjar ketrampilan baru dari masyarakat setempat, menggali pengetahuan dari pengalaman, dan peningkatan kesadaran diri. Mereka menyukai hal terkait kontribusinya pada kehidupan sosial, pelestarian budaya, dan perekonomian

“Dengan Bimtek ini, stakeholder pariwisata di Simalungun mendapat pencerahan. Kami kini memiliki cara untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan. Dengan menguasai storytelling, kami bisa memberi informasi yang bagus kepada wisatawan. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada Kemenpar atas supportya melalui Bimtek,” tegas Sekretaris Disparbud Simalungun Arson Napitupulu.

Menjawab perubahan market, transformasi pengetahuan storytelling pun diberikan detail dan kompleks. Ada beberapa tahapan untuk membangkitkan storytelling sebuah destinasi menjadi menarik. Mengikat pola hubungan, storytelling memuat informasi. Harus ada value lebih dari informasi yang diberikannya. Lalu, langkah berikutnya menyusun deskripsi lebih dari sebuah destinasi.

“Storytelling menjadi sesuatu yang penting bagi Danau Toba. Sebab, itu menjadi sarana ‘komunikasi’ awal untuk menarik perhatian pasar. Dengan beragamnya peserta Bimtek di sini, kami optimistis akan ada banyak storytelling dengan deskripsi menarik dari berbagai spot di area Danau Toba,” kata Kabid Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya Kemenpar Anna Sunarti.

Untuk memunculkan deskripsi unik, harus didasarkan pada five sense. Para pelaku industri pariwisata Danau Toba harus merasakannya langsung menurut panca indera. Lebih penting konsep deskripsi yang disajikan harus obyektif. Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengungkapkan, storytelling menarik potensial menaikan arus kunjungan wisatawan.

“Bimtek memberikan banyak pencerahan. Lebih menarik, ada diskusi antara narasumber dengan para audience. Jadi, peserta memiliki kesempatan guna mendapat penjelasan detail. Dan, Danau Toba setelah ini akan semakin kuat dalam melakukan penetrasi pasar. Posisi pasarnya sudah terpetakan, lalu strategi melalui penguatan storytelling diberikan. Arus wisatawannya pasti akan naik,” ungkap Giri.

Setelah informasi dan deskripsi, interpretasi menjadi aspek penting selanjutnya dari sebuah storytelling. Dalam berinterpretasi harus dilakukan secara netral. Bila elemen ini terpenuhi, baru storytelling menarik bisa terwujud. Treatmennya dilakukan dengan bercerita, bersemangat, menggunakan verbal, hingga non verbal.

“Pasar Destinasi Super Prioritas Danau Toba kini semakin kuat. Para pelaku industri wisata di Danau Toba sudah memahami bagaimana menarik perhatian pasar. Dengan kekuatan konten yang dimilikinya, Danau Toba memiliki sebaran potensi pasar sangat besar dan merata pada segala segementasi,” papar Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.

Mengedepankan aspek budayanya, Danau Toba memiliki 3 golongan pasar potensial. Mereka itu bisa datang dari youth travellers hingga silver hair generation. Ada juga potensi dari slot diaspora, peziarah, hingga para seniman, budayawan, plus peneliti. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pasar wisatawan Danau Toba semakin solid.

“Sisi storytelling Danau Toba akan semakin menarik. Beragam story menyangkut potensinya setelah ini tentu akan dikemas lebih baik. Penyajiannya juga menjadi semakin menarik. Wisatawan yang datang ke Danau Toba dijamin akan terkesan,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *