Kamojang Ecopark, Destinasi Instagrammable di Tengah Hutan Pinus Garut

oleh -438 views
oleh

GARUT – Jika Anda tengah berlibur ke Garut, Jawa Barat, maka salah satu destinasi wisata yang tak boleh ketinggalan untuk dikunjungi adalah Kamojang Ecopark. Destinasi wisata yang terbilang baru ini berada di perbatasan antara Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. Lokasinya berada di pegunungan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang. Alamat lengkapnya berada di Jalan Samarang Garut, Cisarua, Samarang, Garut. Lantaran berada di ketinggian, sudah barang tentu udara cukup dingin. Dalam waktu tertentu kabut turun menyelimuti destinasi wisata yang dibuka untuk umum pada dua tahun lalu itu.

Kamojang Ecopark paham betul kebutuhan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. Selain berbagai macam fasilitas, Kamojang Ecopark juga menawarkan ragam spot selfie Instagrammable yang menjadi kebutuhan baru wisatawan di era digital ini.

Sebut saja misalnya gardu pandang seperti jembatan dengan pemandangan lembah hijau berkabut. Ada pula sepeda gantung, exstrem swing dan ayunan di pinggir tebing, lalu ada penyewaan ATV, Flying Fox dan berbagai fasilitas lainnya. Di Kamojang Ecopark juga terdapat replika balon udara raksasa yang bisa kita naiki. Warna jingga balon udara menambah cantik foto kita di tengah hijaunya suasana hutan pinus.

Kamojang Ecopark juga memiliki taman bunga matahari yang tak kalah sedap di pandang mata. Hamparan bunga berwarna kuning itu sudah barang tentu menambah foto yang kita ambil di sini semakin menarik.

Di Kamojang Ecopark ada beberapa fasilitas unggulan seperti rumah makan yang nuansanya seperti rumah pohon terbuat dari kayu. Ada pula semacam amfitheater. Buat pecinta budaya Jepang, bisa juga menyewa pakaian Jepang seperti kimono untuk sekadar mengabadikannya di kamera ponsel lalu mengunggahnya ke media sosial.

Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat menuturkan, Kamojang Ecopark merupakan destinasi unggulan yang cocok untuk semua kalangan, baik anak-anak muda maupun keluarga. “Tren baru destinasi wisata di tengah digitalisasi adalah spot selfie Instagrammable. Di Kamojang Ecopark ini ada banyak fasilitas spot selfie yang cocok untuk semua kalangan,” kata Taufik saat menggelar Famtrip ke Kamojang Ecopark, Kamis (29/10/2020).

Famtrip ini diselenggarakan setelah sebelumnya Kemenparekraf/Baparekraf menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Teknis Kemitraan Strategi Promosi Pariwisata di Era Adaptasi Kebiasaan Baru di Garut. Bimtek itu dimaksudkan untuk kembali menggairahkan sektor pariwisata di Kabupaten Garut yang terdampak imbas pandemi Covid-19. Menurutnya, sebagai obyek wisata unggulan, Kamojang Ecopark sudah barang tentu menjadi pilihan destinasi wisatawan untuk menghabiskan waktu berlibur. Namun, pandemi Covid-19 mengubah pola kunjungan wisatawan dalam menentukan destinasi wisata.

Sebelum melakukan perjalanan wisata, wisatawan akan menggali informasi apakah destinasi yang akan dituju memenuhi standar protokol kesehatan Covid-19. Mereka memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, keamanan dan keberlangsungan lingkungan hidup. Itu sebabnya Kemenparekraf/Baparekraf menggelar Bimtek sebagai pedoman bagi pelaku wisata di Garut agar kembali bergairah dikunjungi wisatawan.

“Melalui Bimtek itu kami memberikan pedoman kepada pelaku wisata agar destinasi mereka tak hanya menarik dari segi fasilitas pendukung saja, tetapi juga memenuhi standar protokol kesehatan yang konsisten dan disiplin diterapkan,” ungkap Taufik.

Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah menambahkan, salah satu kekuatan sektor pariwisata di Garut adalah alam, dalam hal ini hutan lindung. Hampir 80 persen destinasi di Garut adalah berbasis alam. Kekuatan itu menurutnya mesti terus dikolaborasikan agar dapat dipromosikan secara proporsional. Tujuan akhirnya tak lain yakni datangnya wisatawan yang berimbas pada bergeliatnya perkonomian masyarakat.

“Pariwisata ini adalah sektor yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Nah, sebelum kita melakukan promosi, harus ditentukan dulu target pasarnya, pola promosinya dan lain sebagainya. Kita berterimakasih kepada Kemenparekraf yang sudah bekerja keras membangkitkan kembali pariwisata di Garut ini,” ungkapnya.

Ferdiansyah berharap Kemenparekraf/Baparekraf terus mengawal strategi pemasaran Kabupaten Garut. “Mudah-mudahan ke depannya harus dibuat lebih matang dan nanti di tahun 2024 menjadi titik take-off pariwisata di Kabupaten Garut,” harap dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *