Kapuas Hulu Rayu Wisatawan Melalui Kenyamanan Infrastrukturnya

oleh -951 views
oleh

PUTUSSIBAU – Pariwisata Kapuas Hulu terus menggeliat. Memberi kenyamanan kepada wisatawan, beragam infrastruktur pun dibangun. Fokus penguatannya desatinasi Pulau Sepandan dan Kedungkang. Koneksinya mengarah kepada poros Taman Nasional Danau Sentarum.

Pergerakan wisatawan dijamin semakin nyaman saat berada di edisi 2 Festival Crossborder Badau 2019. Festival ini digelar kembali Minggu (23/6). Lokasinya tetap di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Artis pendukungnya Iyeth Bustami dan Tika Zeins. Sembari menikmati event, wisatawan bisa mengeksplorasi Pulau Sepandan dan Kedungkang.

“Kawasan destinasi Pulau Sepandan dan Kedungkang sedang dikembangkan. Ada banyak infrastruktur yang dibangun di sana. Kami harap destinasi ini jadi daya tarik baru. Sebab, pesona alamnya sungguh luar biasa. Kalau dioptimalkan, pegerakan wisatawan akan semakin positif di sana,” ungkap Plt Kepala Disporapar Kapuas Hulu Muhammad Yusuf.

Mengembangkan kawasan destinasi Kedungkang, Kapuas Hulu membangun beberapa infrastruktur. Ada trek jembatan di bibir danau. Wisatawan juga makin nyaman dengan kehadiran gazebo dan bergola. Untuk sekarang, kawasan ini akan dilengkapi dengan dermaga. Menariknya, waktu tempuh dari pintu PLBN Naga Badau tidak lebih dari 40 menit. Pengembangan lainnya adalah lahan parkir dengan daya tampung ideal.

“Pengembangan infrastruktur sebagai daya dukung terhadap destinasi. Jadi, destinasi coba ditata agar memberi kesan bagus kepada wisatawan. Secara geografis, wilayah Kapuas Hulu dekat dengan Serawak, Malaysia. Pergerakan wisatawan dari sana juga menjanjikan,” kata Kasi Pemasaran Pariwisata dan Ekraf Kapuas Hulu S Indra Prasetyo.

Serupa Kedungkang, fasilitas lengkap diberikan bagi Pulau Sepandan. Melalui kolaborasi bersama Non Goverment Organization (NGO), mereka melakukan perubahan besar. Pulau Sepandan dilengkapi oleh fasilitas guest house premium. Ada juga pembangunan gazebo, foto spot, hingga fasilitas trekking. Dan, konsep sinergi diperluas di kawasan Pulau Sepandan.

Melibatkan publik secara aktif, beberapa instansi ditarik sebagai investor. KPP misalnya, mereka tertarik mengembangkan rental kano. Menghadirkan Kapal Bandong untuk melayani kebutuhan wisatawan kala melakukan aktivitas susur danau. Masyarakat juga ditarik dengan menyiapkan beragam menu atraksi budaya, craft, kuliner, dan lainnya.

“Untuk mengembangkan destinasi dibutuhkan kolaborasi dari seluruh latar belakang. Siapapun bisa ikut andil dalam pengembangan sebuah destinasi. Sebab, berbagai keuntungan yang didapat juga bisa dinikmati oleh seluruh kalangan. Dengan penyiapan destinasi yang bagus, pergerakan wisatawan di Kapuas Hulu akan terus tumbuh,” jelas Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.

Pengembangan infrastruktur destinasi pun diimbangi dengan non fisik. Kualitas sumber daya manusia terus didorong melalui beragam edukasi dan pelatihan. Lebih lanjut lagi, promosi juga sudah gencar dilakukan. Pada awal 2019 ini, stakeholder pariwisata di Kapuas Hulu melakukan flyering ke wilayah Serawak, Malaysia. Mereka juga memanfaatkan momentum Festival Cap Go Meh Singkawang sebagai etalase branding.

“Destinasi harus terus dikembangkan. Tentu ada banyak kendala di situ. Kalau semua pihak dilibatkan, tentu bisa mengurangi beban anggaran. Kapuas Hulu bisa terus mengoptimalkan fungsi CSR karena sangat potensial. Branding juga bisa dilakukan secara terus menerus melalui media sosial. Hal ini tentu akan semakin efektif,” tegas Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.

Menjadi prioritas pengembangan, potensi besar memang dimiliki keduanya. Destinasi Kedungkang ini misalnya. Kawasan ini menawarkan view bentang alam yang sangat eksotis. Wisatawan seolah berdiri di atas awan bila menaiki Bukit Kedungkang. Ada juga warna budaya yang kental dari konsep Rumah Betang yang ada di sana sejak 1987. Wisatawan bisa bersinggungan langsung dengan keseharian para penghuninya.

“Infrastruktur destinasi harus terus diupgrade. Tujuannya agar wisatawan makin nyaman dan terkesan. Pengembangan infrastruktur pariwisata menjadi investasi menjanjikan. Dengan potensi alam, budaya, dan manmade luar biasa di Kapuas Hulu, pergerakan wisatawan akan terus tumbuh seiring waktu. Dan, fungsi event sebenarnya hanya ‘suplemen’. Yang utama dan reguler tetap destinasinya,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *