KEK Tanjung Lesung Berangsur Pulih

oleh -1,455 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID- Aktivitas bisnis pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung mulai berangsur pulih. Sejumlah hotel di sana pun sudah mulai menerima tamu. Hal ini dikatakan langsung oleh Direktur Utama sekaligus pendiri PT Jababeka Tbk. Setyono Djuandi Darmono. Kawasan Tanjung Lesung termasuk daerah terdampak tsunami Selat Sunda.

“Aktivitas berangsur pulih, meski tentu masih seadanya,” kata Setyono usai menghadiri acara doa bersama untuk korban tsunami di Menara Batavia, Jakarta Pusat, Rabu (2/1).

Jababeka, melalui anak usahanya, PT Banten West Java, merupakan pengelola KEK Tanjung Lesung, di pesisir barat Kabupaten Pandeglang.

Dijelaskan Darmono, hotel-hotel di sana mulai beroperasi untuk menyasar segmen pengunjung tertentu. Contohnya, turis yang datang untuk melihat dampak bencana tsunami hingga turis yang datang untuk melakukan riset dan studi. Bahkan, tiga hari usai kejadian pun, tiga orang relawan asing langsung datang dan menginap untuk membantu menjalankan bantuan escavator dari Australia.

Dampak tsunami Selat Sunda, Jumat, 22 Desember 2018, cukup besar. Kawasan pesisir barat Banten tetapi juga hingga Lampung menjadi saksi dahsyatnya tsunami.

Meki begitu, Jababeka harus tetap mempekerjakan karyawan mereka di sana. Di sisi lain, Jababeka, melalui Banten West Java, merupakan pembayar pajak terbesar di Pandeglang. Sehingga, jika hotel tidak segera beroperasi, maka anggaran daerah Pandeglang juga dikhawatirkan mengalami kesulitan.

Saat ini, Jababeka juga turut membantu pembersihan puing-puing akibat bencana di kawasan terdampak tsunami. KEK Tanjung Lesung sendiri memiliki luas 1.500 ha (hektare). Dimana 158 ha di antaranya sudah dibangun. Dari 158 ha ini, hanya 8 ha saja yang mengalami kerusakan.

“Kami masih bersihkan dan diharapkan, pertengahan Januari hotel-hotel sudah bisa operasional dengan normal,” kata Darmono.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pun telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menangani imbas bencana tsunami di Selat Sunda. Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kemenpar pun telah diterjunkan untuk melakukan monitoring dan pendataan terkait dampak tsunami Selat Sunda terhadap pariwisata di Banten dan Lampung.

Selanjutnya Menpar Arief Yahya, menetapkan tiga strategi untuk memulihkan destinasi pariwisata Banten yang terkena dampak tsunami Selat Sunda. Tiga strategi pemulihan pariwisata Banten yakni, pemulihan dari sisi SDM atau kelembagaan, pemulihan destinasi, dan pemasaran.

“Strategi ini kita lakukan bertahap. Recovery harus secepat mungkin. Untuk Anyer dan sekitar saya prediksi satu bulan sudah mulai pulih. Pemerintah yang harus memulai. Karena bila pemerintah sudah masuk, kepercayaan masyarakat sudah tentu ikut,” kata Menpar.

Hal yang paling mudah untuk mengembalikan lagi kepercayaan wisatawan hingga investor adalah keteladanan dari Pemerintah. “Hal yang sama saya lakukan pasca-erupsi Gunung Agung di Bali. Saya mengundang Presiden Jokowi untuk datang ke Pantai Kuta. Tidak perlu banyak pidato Bali cepat pulih,” kata Menpar.

Begitu pula yang dilakukannya saat memulihkan Lombok pasca-bencana gempa bumi. “Ketika pemerintah turun ke lapangan tidak perlu banyak bicara sudah pasti akan pulih. Baik dari wisatawan ataupun investor,” katanya.

Strategi ketiga adalah pemulihan destinasi yang membutuhkan sinergi dengan kementerian/lembaga lain untuk memperbaiki destinasi terdampak. Pihaknya menyatakan akan fokus untuk bersinergi demi upaya pemulihan destinasi sesegera mungkin.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *