Kemenhub Siapkan Akses dari Bandara NYIA ke Destinasi Wisata

oleh -1,550 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, YOGYAKARTA – Bandara baru Yogyakarta, New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA), segera beroperasi. Untuk menunjang pariwisata, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan skenario akses jalan ke sejumlah destinasi wisata.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan menyiapkan akses jalan yang melewati daerah Candi Borobudur dan akses kereta api untuk memudahkan transportasi wisatawan dan penumpang umum.

“Nanti akan dibuat jalan ke utara melalui Sentolo sepanjang 20-30 km. Ini untuk mendukung wisata Candi Borobudur. Selain itu juga akan disiapkan jalur kereta langsung ke bandara. Jadi masyarakat di selatan Jawa bisa mencapai bandara ini dengan kereta api,” ujar Budi Karya, Senin (21/1).
Budi mengaku akan memproses nama New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) yang diusulkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Nama tersebut akan diupayakan menjadi nama resmi bandara.

Hal ini sudah dibahas dalam rapat yang dilaksanakan di ruang VIP Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Rapat dipimpin langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dan diikuti oleh Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti, Dirjen Perkeretaapian, Dirjen Perhubungan Darat dan Direktur Utama PT Angkasa Pura I.

Dalam rapat telah diputuskan, bandara akan disiapkan agar dapat mengakomodasi lalu lintas pesawat besar berdaya jelajah jauh. Selain itu, akan dilengkapi infrastruktur penunjang untuk menjangkau lokasi-lokasi wisata tersebut.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti juga menyatakan, bandara baru Yogyakarta ini disiapkan untuk penerbangan internasional. Bandara ini akan mempunyai panjang runway mencapai 3.250 m x 45 m, garbarata 4 unit dan parking stand 23 slot seluas 159.140 m2.

“Jadi nanti bisa melayani pesawat besar seperti Boeing B777, B787, Airbus A330 dan A350 yang bisa terbang langsung ke Jepang, Korea, Cina, Australia dan negara-negara di Timur Tengah,” ujarnya.

Hal ini akan memudahkan wisatawan luar negeri untuk mengunjungi obyek wisata di DIY dan Jateng. Di sisi lain, masyarakat Jateng dan DIY juga bisa melaksanakan penerbangan umrah dari bandara ini.

Polana menambahkan, sampai saat ini pembangunan bandara baru Yogyakarta masih sesuai rencana. Bandara yang dalam kontraknya harus selesai pada bulan Juli 2020, ditargetkan bisa selesai secara keseluruhan dan bisa dioperasikan pada akhir tahun 2019.

Terkait masalah potensi tsunami yang bisa melanda bandara yang letaknya berada di tepi Samudera Hindia ini, Kemenhub menyebut sudah dilakukan antisipasi dan mitigasi baik secara struktur maupun operasional.

“Untuk itu akan dilakukan kerja sama dengan para ahli tsunami dari Jepang, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta,” sebutnya.

Level 1 bandara nantinya akan dibuat dengan struktur dan arsitektur yang fleksibel. Sehingga jika diterjang tsunami, para penumpang dan pengguna bandara akan segera bisa menghindar ke level 2 yang tingginya 8 meter dari level 1.

Selain itu, menurut Kemenhub, lahan-lahan di seputar bandara yang berbatasan dengan pantai akan ditanami pohon dan dibuat gundukan tanah sehingga bisa mengurangi kekuatan tsunami yang menerjang.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengoperasian bandara baru Yogyakarta ini akan mendokrak jumlah wisman yang datang ke Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ia membandingkan posisi Yogyakarta dan Angkor Wat di Kamboja. Yogyakarta dengan Borobudur baru bisa menarik 200 ribu wisman sementara Angkor Wat telah bisa menarik wisman 2.5 juta orang.

“Dengan adanya bandara baru Yogyakarta, kami yakin jumlah wisman yang datang melalui Yogyakarta akan mencapai 400 ribu tahun depan. Dan jangka panjang bisa dua juta wisman,” kata Menpar Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *