Kemenpar Memaksimalkan Seni Budaya Indonesia Lewat Seminar Nasional

oleh -1,385 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID – Potensi besar seni budaya Indonesia menjadi perhatian serius Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Berbagai program dilakukan untuk mengangkat potensi besar tersebut. Salah satunya lewat Seminar Nasional Diversitas Pariwisata di Era Kontemporer. Seminar ini digelar di Gedung Kesenian Sunan Ambu, ISBI Bandung, 19-20 Desember 2018.

Menurut Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani, seminar ini bertujuan untuk mengembangkan seni dan budaya Indonesia sebagai bagian potensi pariwisata. Sehingga yang memberikan dampak terhadap kreativitas dan produktivitas masyarakatnya di Indonesia.

“Seminar tersebut merupakan program Pascasarjana ISBI Bandung. Tujuannya jelas memaksimalkan peran seni budaya Indonesia untuk mendukung kepariwisataan. Ini merupakan tugas kita bersama. Baik itu pemerintah, masyarakat serta akademisi,” ujar Giri, Kamis (20/12).

Keseriusan seluruh stakeholder dalam mengangkat seni budaya terlihat dari deretan pembicara yang hadir. Ada Deputi SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya. Dimana wisnu mengangkat tema Potensi SDM dan Budaya Untuk Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia.

Di sesi lainnya juga hadir Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (NHI) Faisal yang mengangkat tema Kekuatan Perguruan Tinggi DalamPengembangan Pariwisata di Era Kontemporer. Selain itu ada juga Direktur Pascasarjana ISBI Bandung Dr. Arthur S. Nalan, S, yang mengagkat tema Rekayasa Budaya Dalam Dunia Pariwisata. Dan yang terakhir ada Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Dr. Gaura Mancacarita yang membicarakan Diversitas Pariwisata Indonesia.

“Selain itu ada juga presentasi makalah dan poster dengan tema berbagai macam bidang yang dikaitkan dengan Pariwisata. Pesertanya pun beragama. Dari mulai civitas akademika, mahasiswa serta seniman,” ungkap Giri.

Sementara itu Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni mengatakan. Seminar ini sengaja menyasar akademisi dan para peneliti lainnya. Pasalnya peran mereka sebagai komponen Pentahelix (akademisi, industri, komunitas, pemerintah, dan media) sangat besar. Terutama sumbangsih keilmuan serta pemikirannya.

“Indonesia sebagai negara kesatuan memiliki keragaman seni budaya yang luar biasa. Dibutuhkan peran serta semua pihak sehingga seni budaya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat melalui kepariwisataan. Terlebih pariwisata telah ditetapkan pemerintah sebagai sektor utama untuk mendongkrak devisa negara,” ucap Sumarni.

Terpisah Kepala Bidang Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan mengatakan, seminar ini sangat tepat dilaksanakan di Bandung. Pasalnya, Bandung termasuk salah satu kota besar di Indonesia. Dimana kesiapan 3Anya (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas) yang sudah tidak diragukan lagi. Selain itu banyak seniman serta akademisi yang concern terhadap pengembangan seni budaya.

“Bandung itu kota seni. Banyak seniman serta akademisi kreatif yang mengembangkan kesenian di Bandung. Ini merupakan langkah strategis untuk menarik mereka bersama mengembangkan seni budaya untuk kepariwisataan,” ujar Wawan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun langsung ikut angkat suara. Berulang kali Menpar mengatakan jika budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Menurutnya kemajuan budaya Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Terlebih budaya itu merupakan salah satu komponen penting dalam kepariwisataan.

“Pariwisata kita basisnya budaya. Budaya bukan hanya maksudnya tari menari atau pertunjukan saja. Tapi juga tata nilai dasar yang menjadi falsafah hidup Indonesia. Tata nilai itu yang menjadi inti. Makanya budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Kekayaan budaya kita lah yang selalu menjadi buruan wisatawan mancanegara,” ujar Menpar Arief.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *