Kemenpar Memukau Media Asing di Ajang IT & CMA 2018 Thailand

oleh -1,457 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID-Kementarian Pariwisata (Kemenpar) membuktikan tajinya di promosi luar negri. Itu setelah, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu sukses memukau media-media asing dengan paparan promosinya di sesi Media Briefing Incentive Travel & Convention, Meeting Asia (IT&CMA) 2018, di Bangkok Convention Centre, Thailand, 18 September 2018.

Perhelatan pameran tersebut rencananya akan digelar dua hari sampai dengan tanggal 20 September 2018. “Paparannya sangat informatif singkat dan padat. Kita akhirnya tahu bahwa Indonesia punya keunggulan lainnya selain Bali. Kita juga akhirnya tahu, betapa banyak budaya yang bisa menjadi daya tarik Indonesia untuk pariwisata ,”ujar Zuzanna Adamson Media asal Eropa, MICE Central.

Adalah Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Profesor I Gede Pitana yang menghadapi pertanyaan-pertanyaan para insan jurnalis. Pria yang biasa disapa Prof Pit itu memang tampil memukau dihadapan puluhan jurnalis yang hadir di pameran MICE terbesar di Thailand itu.

Pitana didampingi Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Iyung Masruroh di podium jumpa pers. Prof Pit memberikan paparan salah satunya menjelaskan 10 destinasi prioritas Kemenpar atau biasa disebut dengan 10 Bali Baru. Kecantikan Indonesia juga dijelaskan oleh Kemenpar contohnya seperti indahnya Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia.

Prof Pit juga memaparkan indahnya Labuan Bajo yang di dalamnya ada hewan yang langka dan tidak ada di belahan negara manapun yakni Komodo. Ada salah satu media bertanya soal mengapa hanya Candi Borobudur yang dipromosikan. Pitana menjawab dengan lugas dan jelas bahwa Borobudur itu hanya ikon. Namun, ada di sekitar Borobudur destinasi-destinasi yang layak juga dikunjungi termasuk Candi Prambanan. “Borobudur itu adalah salah satu ikon, namun wisatawan bisa datang dan juga menikmati Yogyakarta, Solo dan Semarang atau biasa disebut dengan Joglosemar,”kata Prof Pit.

Dalam jumpa pers dijelaskan, pemerintah Indonesia juga turut mendorong untuk kegiatan-kegiatan MICE di Indonesia. Yogyakarta juga merupakan salah satu kota yang pertumbuhan wisata MICE-nya sangat baik. “Kami akan ikut membantu dari proses bidding, dukungan atraksinya seperti tarian, bisa juga makan malam. Negara kami sudah sangat siap dengan wisata MICE karena infrastuktur dan fasilitasnya sudah layak dan lengkap. Silahkan datang ke Indonesia,”kata Prof Pit.

Memang, Kemenpar terus berfikir keras untuk mengubah para wisatawan mancanegara (Wisman) agar tidak selalu bertujuan ke Bali saja. Menurut Iyung, Joglosemar juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar.
Ketiga daerah memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner, bahkan MICE untuk mendongkrak kunjungan wisman.

”Semoga buyers-buyers yang hadir bisa menyiapkan paket MICE di Jogjakarta dengan dikombinasikan Joglosemar. Karena kita semua tahu, salah satu alasan Wisman ke Indonesia adalah melihat wisata alam, budaya dan karya manusia,” kata wanita berhijab itu.

Iyung memaparkan, wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60 persen. Wisata budaya masih terbagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20 persen, belanja dan kuliner 45 persen, serta wisata kota dan desa sebesar 35 persen. Berdasarkan data tersebut, Kota Jogja, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional.

Untuk branding pemasaran di mancanegara, Kota Jogja, Solo, maupun Semarang bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing. Seperti keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kulinernya.

”Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Jogja. Sangat cocok untuk wisatawan MICE maupun Leisure,” kata Iyung.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga meminta agar mengaktifkan connection Joglosemar, di mana masing-masing bandaranya sudah berstatus internasional. “Jadi kelak orang mau ke Joglosemar, bisa via Adi Sucipto Jogja, Adi Sumarmo Solo dan Ahmad Yani Semarang, lalu dikoneksi melalui overland, jalur darat, akses, amenitas dan atraksi harus terus ditingkatkan. Saya harap pameran ini menghasilkan banyak terjalin kontrak bisnis antara sellers Indonesia dengan buyers Se-Asia Pasifik dan wisatawan datang ke tanah air kita,” ujar menteri asli Banyuwangi itu.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *