Kemenpar Punya Kantor di Singapura, Menpar Bangga kepada GenWI

oleh -1,469 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID-Keseriusan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam menyebarkan virus Wonderful Indonesia di pasar-pasar utama terus dibuktikan. Salah satunya adalah secara resmi berdirinya kantor Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Singapura, Kamis (15/11).

Kantor ini merupakan kantor resmi yang pertama kali di dunia. Kantor tersebut tempat bekerjanya VITO yang merupakan perwakilan Kemenpar. VITO Singapura saat ini dijabat oleh Sulaiman Sehdek. Program utama VITO yang harus dijalankan adalah hot deals dan kerjasama airlines

“Ini kantor yang sangat bagus dan berada di pusat bisnis di Singapura. Nantinya kami berharap bisa terjadi transaksi yang besar untuk pergerakan wisatawan Singapura ke Indonesia. Kantor ini untuk pertemuan bisnis to bisnis bagi VITO Kami,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangan resminya saat meresmikan kantor tersebut.

Kantor VITO memang sangat keren. Letaknya tidak tanggung-tanggung berada persis di depan Taman Merlion. Taman tersebut berada di Tengara Singapura dan objek wisata utama, terletak di One Fullerton, Singapura, dekat Central Business District. Kantor VITO dihiasi beberapa banner dan branding Wonderful Indonesia serta beberapa poster 10 destinasi prioritas Kemenpar.

Menpar optimis kantor ini akan terus bisa memberikan sumbangsihnya untuk pariwisata Indonesia. Menpar juga membeberkan optimisnya kembali dengan mengatakan bahwa World Travel & Tourism Council (WTTC) menyebut pertumbuhan Pariwisata Indonesiamenjadi yang tercepat ke-9 di dunia.
“Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia nomor 3 dan ASEAN nomor 1,” kata Arief yang langsung disambut tamu yang hadir.

Selain itu, perusahaan media di Inggris The Telegraph mencatat Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat. “Bahkan mereka menilai pertumbuhan pariwisata Indonesia empat kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan regional dan global. Data memang membuktikan klaim tersebut,” ujar Arief.

Pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68%, sementara industri plesiran di kawasan ASEAN hanya tumbuh 7% dan di dunia hanya 6%.

Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan. Peringkat Indonesia naik 8 poin dari posisi 50 di 2015 menjadi 42 pada 2017.

Arief melanjutkan bahwa pertumbuhan sektor pariwisata melaju pesat 22% pada 2017, menempati peringkat kedua setelah Vietnam (29%). Di tahun yang sama rata-rata pertumbuhan sektor pariwisata di dunia 6,4% dan 7% di ASEAN. Menpar juga menjawab beberapa pertanyaan di acara tersebut.

Salah satu pertanyaan kaitannya dengan Go Digital. Menpar memaparkan dan memuji bahwa saat ini Kemenpar sudah banyak melahirkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) di luar negri. Salah satunya Kemenpar sudah memiliki GenWI Singapura.

“Teman-teman GenWi juga aktif mempromosikan pogram Hot Deals yang diluncurkan Kemenpar. GenWi adalah para Diaspora yang ada di Singapura dan cinta pariwisata, terima kasih atas kehadirannya,”kata Menpar.

Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani didampingi Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi I pada Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Hariyanto juga terlihat semringah. Giri mengaku bahwa kantor ini akan terus memberikan semangat bagi VITO Singapura untuk terus bekerja menyasar Wisman Singapura.

Giri mengatakan, secara wilayah, Singapura dekat dengan Indonesia, seperti Kepulauan Riau (Kepri) yang memiliki Great Batam. Hal ini akan memudahkan VITO untuk berkoordinasi. Hariyanto juga menilai posisi Kepri sangat strategis untuk menjaring wisatawan Singapura. Sebab di pariwisata, salah satu faktor yang penting adalah proximity atau kedekatan, baik jarak maupun budaya. Maka, Singapura menjadi target market yang ideal.

Terlebih, bukan hanya orang-orang Singapura yang bisa dijaring, ekspatriat yang bekerja di sana juga masuk dalam target, baik dari China, India, maupun negara lain di dunia. Ini merupakan alasan pentingnya Kepri untuk menjaring wisatawan asal Singapura yang juga terlihat dari data di Kemenpar yakni 70% wisman masuk melalui Kepri.

“Sedangkan 30% nya masuk ke destinasi lainnya. Oleh karena itu, Singapura menjadi market yang strategis buat Indonesia,” ungkap Giri yang juga diamini Hariyanto.

Menurutnya, di sini peran VITO Singapura sangat dibutuhkan. Tugas utama VITO adalah to serve Singaporean dan Tourism Hub. VITO akan mempromosikan Wonderful Indonesia dari Singapura, tempat mereka tinggal.

Giri menjelaskan produk pariwisata yang bisa ditawarkan adalah destinasi. Sedangkan pelanggan pariwisata adalah travellers atau marketnya.
“Untuk level pertama, lebih banyak promosikan destinasi, Calendar of Events (CoE) dan kebijakan atau deregulasi di sektor pariwisata. Sebab, CoE Kemenpar menempatkan Kepri (Batam Bintan) sebagai salah satu andalan setelah Bali dan Jakarta, termasuk di 2019,” jelas Giri.

Dikatakan dia, pasar Singapura memang sangat menggoda buat Indonesia. Estimasi jumlah orang asing yang masuk via bandara Singapura selama 12 bulan terakhir mencapai 12 juta pax. Rinciannya, 32% dari ASEAN minus Indonesia, 22% dari China-Hong Kong, 17% dari Asia-Pasifik, 14% dari Asia Tengah, MEA, Afrika dan sisanya dari Eropa dan Australia.

“Sementara wisman ke Indonesia yang transit di bandara Singapura jumlahnya tidak sampai 700 ribu. Artinya, peluang kita untuk menggaet wisman yang jumlahnya sekitar 11 juta lebih itu masih terbuka luas,” tambah Hariyanto.

Asisten Deputi Pemasaran 1 Regional 1 Masruroh menambahkan, transportation hub adalah bagian dari tourism hub. Dengan demikian, orang yang datang di Singapura bisa dialirkan ke Indonesia, dia juga tak melihat Singapura sebagai pesaing.

“Paket Hot Deals menggabungkan 3A dalam satu paket yang murah, menggunakan excess capacity atau kapasitas yang tidak terpakai. Saya melihat Singapura memiliki potensi yang sangat besar karena sesungguhnya Singapura bukan hanya transportation hub, tapi tourism hub,” kata wanita yang biasa disapa Iyung itu.

“Agar Singapura menjadi tourism hub yang kuat, maka kita harus memperkuat VITO Singapura sebagai marketing intelligence dan marketing channel kita yang secara rutin bekerja sama dengan travel agent di Singapura. Selanjutnya kita akan memperkuat VITO Kuala Lumpur dan Bangkok,”pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *