Kemenpar Sinergikan Program Kerja Pariwisata dengan Sumbar

oleh -1,492 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, PADANG – Peningkatan sektor pariwisata Sumatera Barat, tidak luput dari pantauan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Dukungan selalu diberikan. Salah satunya dengan menggelar Rapat Koordinasi Dalam Rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II di Provinsi Sumbar di Rocky Hotel, Padang, Rabu (13/2).

Rakor dihadiri 50 orang, yang terdiri dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Sumbar, Bappeda Provinsi Sumatera Barat, Asosiasi dan Industri serta Pokdarwis Pariwisata se-Sumbar.

Narasumber yang dihadirkan antara lain Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda, Kepala Bidang Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata Dispar Sumbar Doni Hendra, Kepala Subbidang Sertifikasi Kompetensi Asdep SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemal Akbar Halikal, Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar Ary Hartanto, dan Kepala Biro Keuangan Sekretariat Kemenpar Dyah Septiana Isnaryati.

Lokot Ahmad Enda mengatakan, tujuan rakor ini untuk mensinergikan Program Kerja antara Kemenpar dengan Pemerintah Daerah. Khususnya dalam pengembangan destinasi pariwisata Provinsi Sumbar tahun 2019.

“Selain itu, untuk memetakan fokus pengembangan 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat. Sekaligus membahas rencana alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Pariwisata Tahun 2019 di Sumatera Barat,” ujar Lokot.

Lokot menjelaskan, tuntutan wisatawan makin ke depannya adalah wisata yang mudah, murah, cepat dan memuaskan. Sehingga, wisatawan menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan sebuah destinasi pariwisata di daerah.

“Karena itu kita harus sadar pentingnya pelayanan service excellent dalam melayani wisatawan. Destinasi yang bagus adalah destinasi yang lengkap mulai dari atraksi alam, budaya dan buatan,” bebernya.

Lokot menyebutkan, ada 4 hal pokok yang harus dipahami oleh pengelola sebuah destinasi wisata. Pertama, harus jelas siapa yang mengelola dan bagaimana cara pengelolaannya. Kedua, memiliki nilai dampak ekonomi dari suatu pengelolaan sebuah destinasi wisata.

“Ketiga, mempunyai nilai tambah positif bagi sosial dan budaya setempat, dan keempat, mempunyai nilai dampak terhadap lingkungan hidup,” sebutnya.

Menurutnya, tugas utama dari pengelola destinasi adalah demand assessment terhadap perkembangan tuntutan wisatawan. Output dari Demand Assessment terdapat 2 point penting, yaitu proyeksi jumlah kunjungan wisatawan pada 5 tahun ke depan seperti apa dan bagaimana, kemudian berapa investasi yang dibutuhkan.

Dia melanjutkan, dana untuk pengembangan dan pengelolaan 3A destinasi wisata tidak hanya dari Kemenpar. Namun juga dari antar lintas kementerian/lembaga pusat maupun pemerintah daerah.

“Kepala daerah diharapkan mulai dari sekarang untuk bisa merencanakan investasi yang diperlukan. Sehingga pada saat pengajuan DAK nantinya dapat membantu dan memperlancar proses pengajuannya,” pungkas Lokot.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji potensi wisata Sumatera Barat. Menpar juga mengungkapkan bahwa Sumatera Barat punya potensi. Mulai dari alam dan budayanya yang kaya.

“Sumatera Barat punya potensi yang berlimpah, mulai dari alamnya yang sangat bagus serta budaya yang berlimpah. Saya meyakini melalui pariwisata kita bisa menjadi terbesar dan terbaik. Kita punya potensi, namun perfom-nya belum maksimal,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya juga menegaskan bahwa Sumbar harus siap dengan komitmen untuk memajukan sektor pariwisata. Dia juga berharap komitmen benar-benar dilakukan oleh masyarakat Sumbar juga.

“Kita telah melakukan beragam promo wisata dengan brand Wonderful Indonesia baik di domestik maupun luar negeri. Nanti kita juga promosikan Sumatera Barat, dan Sumbar harus siap,” kata Menpar Arief Yahya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *