Kemenparekraf Bantu Desa Wisata di Danau Toba Susun Masterplan Lewat FGD

oleh -412 views
oleh

BALIGE – Kemenparekraf/Baparekraf terus mengupayakan hadirnya desa wisata berkualitas di sekitar destinasi super prioritas Danau Toba. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membantu penyusunan masterplan desa wisata. Kegiatan ini diikuti perwakilan dari 4 desa, yaitu Desa Meat, Djangga Dolok, Tara Bunga, dan Desa Lintong Nihuta.

Bantuan dilakukan dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Masterplan Desa Wisata Danau Toba, di Hotel Labersa Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Sabtu (5/12/2020).

Andhy Marpaung, Sub Koordinator Destinasi Area 1A Direktorat Pengembangan Destinasi Regional 1 Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, mengatakan FGD dilakukan
dalam rangka pemberian dukungan pengembangan desa wisata di destinasi pariwisata. Khususnya di Regional I Destinasi Super Prioritas Toba.

“Kegiatan ini adalah bentuk dukungan kita untuk pengembangan desa wisata. Karena pengembangan desa wisata bukan hanya masalah struktur dan infrastruktur. Ada juga pengembangan SDM. Lewat FGD kita membangun desa wisata sekitar Danau Toba. Kita akan membantu memberikan masukan mengenai penyusunan masterplan,” katanya.

Andhy Marpaung menjelaskan, Tim Tenaga Ahli Pengembangan Desa Wisata juga sudah diturunkan untuk melihat kondisi dan memberi masukan. Namun, dengan FGD hal tersebut akan lebih dimaksimalkan.

“Kenapa hal ini penting? Karena dokumen masterplan itu bukan buat kita. Dengan dokumen masterplan, akan lebih mudah mengakomodasi dukungan dari banyak pihak. Baik pemerintah, perusahaan, maupun swasta,” katanya.

Andhy Marpaung mengatakan, FGD juga akan membuka wawasan. Sebab, pengelolaan desa wisata bukan hanya fisik, tapi yang penting juga SDM.

“Kalau hanya memikirkan fisik, tidak akan jalan desa wisatanya atau homestaynya. Target kita di tahun 2024, ada desa wisata di Danau Toba yang benar-benar bisa dibanggakan. Bisa dipromosikan besar-besaran seperti Desa Wisata Penglipuran di Bali,” harap Andhy.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba John Piter Silalahi, berharap perwakilan desa wisata bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk meningkatkan desa wisata di Toba.

“Karena di desa wisata banyak yang bisa diangkat di desa wisata. Bisa juga diangkat tari-tarian. Karena masing-masing desa bisa mengangkat potensi masing-masing,” ujarnya

John Piter pun berharap dipertemuan selanjutnya perwakilan desa wisata bisa memakai ulos buatan desa masing-masing.

“Karena ini bagian dari promosi. Saya pun sering pakai dan ini juga promosi. Makanya perlu juga kita tampilkan. biar orang kenal dan tahu kalau Kabupaten Toba itu ada,” ujarnya.

Sementara Wita Simatupang, Ketua Tim Tenaga Ahli Pengembangan Desa Wisata dari Yayasan Ekowisata Indonesia, mengatakan pariwisata melibatkan banyak orang.

“Banyak orang dan banyak gagasan. Sehingga rencana itu harus kita buat tertulis, tuangkan dalam masterplan agar tidak terlupa atau terlewatkan,” ujarnya.

Wita menambahkan, fasilitas sangat penting buat desa wisata. Tapi, orangnya juga penting. Keramahan dan kenyamanan juga tak kalah penting. Begitu juga kelembagaan, pelayanan, produk, kapasitas.

“Kenapa SDM harus terus dilatih, karena wisatawan dan tren wisata terus berganti. Oleh karena itu kita harus terus meningkatkan kapasitas SDM,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *