Kemenparekraf Dorong Transformasi Pelayanan Pariwisata Sulbar di Era New Normal

oleh -465 views
oleh

SULAWESI BARAT – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong transformasi pelayanan pariwisata di Sulawesi Barat di era New Normal atau adaptasi kebiasaan baru saat ini. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hari Santosa Sungkari menjelaskan jika pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa terbesar di Indonesia.  Namun, sejak bencana non alam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terkena dampak yang sangat besar. “Oleh karena itu, pariwisata di Indonesia perlu didorong, diperkuat daya tahan dan dipromosikan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Hari Sungkari pada acara “Dialog Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekraf Bidang Kepariwisataan bersama Pemprov Sulbar dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Se-Sulawesi Barat” di Pendopo Rumah Dinas Sekda Prov Sulbar, Rabu (22/12/2020).

Menurut Hari Sungkari, pandemi COVID-19 telah mengubah tren dalam berwisata, di antaranya kegiatan wisata yang semula dilakukan secara rombongan (group), dengan adanya penerapan pembatasan sosial wisatawan akan lebih senang berwisata secara individual, tetapi dengan penerapan pembatasan sosial.

Di sisi lain, Hari Sungkari menilai kegiatan wisata juga hanya dapat dilakukan jika wisatawan merasa bahwa destinasi wisata yang dituju telah mengimplementasikan dengan baik protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainable). Pada saat yang sama Hari Sungkari menilai perubahan tren wisata selanjutnya yang menarik minat wisatawan adalah kualitas dari kunjungannya pada destinasi wisata, sehingga faktor kenyamanan menjadi hal yang diprioritaskan. Juga pemanfaatan platform digiltal dan konten kreatif yang menjadi sebuah kebutuhan, di antaranya seperti marketing destinasi wisata dapat dilakukan secara cepat dan masif melalui berbagai media daring, menciptakan branding destinasi wisata melalui konten yang positif dan menarik.

“Perubahan tren harus disikapi secara cepat dengan melakukan berbagai transformasi pelayanan pariwisata, sehingga sektor pariwisata dapat dibuka kembali dan juga kita berharap dapat bertumbuh seperti sediakala,” harap dia.

Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wawan Gunawan menambahkan, dalam rangka menunjang program pemerintah Kemenparekraf/Baprekrekraf  turut berkontribusi dalam penanggulangan COVID-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ada tiga strategi yang telah dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf yang dibagi ke dalam beberapa tahap. Pada masa tanggap darurat tindakan yang dilakukan yakni penanggulangan bencana kesehatan dengan memberikan bantuan Balasa (Bantuan Pokok Lauk Pauk Siap Saji) kepada tenaga pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak.

Pada masa pemulihan Kemenparekraf/Baparekraf melakukan rebound DTW (Daya Tarik Wisata), pemulihan wisata domestik dengan pembukaan secara bertahap penerapan protokol kesehatan dan mengembalikan rasa aman pada wisatawan. Sedangkan kegiatan yang sudah dilakukan berupa BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) pada DTW. Selanjutnya, pada masa normalisasi melakukan penyiapan destinasi, peningkatan CHSE di destinasi wisata, peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) pariwisata dan ekonomi kreatif dan meningkatkan minat pasar.

Wawan melanjutkan, hal yang juga menjadi concern dalam pengembangan destinasi pariwisata adalah pembuatan jalur mitigasi bencana di semua destinasi wisata, pemandu wisata yang harus paham CHSE serta penyediaan kontak darurat. “Kemenparekraf juga mengimbau perlu adanya pengelolaan dan pengembangan desa wisata di suatu daerah. Hal tersebut sangat penting, karena merupakan awal dan ujung tombak untuk melaksanakan program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing destinasi pariwisata serta perlu juga diperhatikan pengembangan 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas),” tutur Wawan.

Wawan meminta semua pihak, khususnya seluruh stakeholder di Sulbar untuk bersama-sama membangun komitmen memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dapat mensejahterakan masyarakat. Tak dapat dipungkiri, pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor ekonomi yang langsung dirasakan oleh rakyat. “Pengembangan destinasi pariwisata perlu dukungan yang kuat dan komitmen kepala daerah yang tinggi serta keseriusan pemda untuk mengelola dan mengembangkan destinasi pariwisata dengan melibatkan multi-sektor,” papar Wawan. 

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Barat, H.Farid Wajdi menegaskan sejalan dengan pengembangan pariwisata di Sulawesi Barat, sesuai data potensi yang ada bahwa kurang lebih 273 atraksi tersebar di enam kabupaten di Sulawesi Barat. Keragaman atraksi itu mulai dari alam pegunungan , lembah tanah datar serta alam bahari dan pulau pulaunya. Atraksi wisata yang memiliki tingkat keunikan dan differensiaisi yang terdiri atas alam , budaya serta man made, namun dari potensi pengembangannya dilakukan dengan fokus pada atraksi yang lebih besar peluangnya mendapat kunjungan wisatawan di setiap daerah, selain itu prioritas pengembangan destinasi di daerah mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah yang diusulkan ke pemerintah provinsi.

Demikian juga dengan pengembangan pengelolanya , pengengembanagan pengelola berbentuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai model pelatihan , dengan harapan agar wisatawan yang berkunjung mendapatkan pelayanan yang diharapkan . demikian juga pembinaan ekraf agar berbagai kearifan lokal hasil kebudayaan masyarakat Sulawesi Barat tidak hanya digunakan di Sulawesi Barat, dan akan tetapi dapat diterima oleh masyarakat global dalam berbagai varian produk yang menarik dan memiliki ekonomi tinggi.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar, Muhammad Idris menegaskan komitmennya untuk mendukung Kemenparekraf/Baparekraf dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayahnya. “Kami atas nama Pemerintah Provinsi Sulbar sangat mendukung Kemenparekraf/Baparekraf dalam rangka mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah kami,” kata Idris.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *