Kemenparekraf Gelar FGD Pola Perjalanan Overland Wonderful Flores

oleh -565 views
oleh

FLORES – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Fokus Group Discussion (FGD) Pola Perjalanan Overland Wonderful Flores di Ayana Komodo Resort Labuan Bajo. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menjelaskan, FGD ini diselenggarakan untuk menjawab keluhan yang datang dari wisatawan yang berlibur ke Flores. Selain itu, FGD ini juga untuk mengikutsertakan Flores dalam mewujudkan segitiga emas perjalanan destinasi wisata bersama Bali dan Lombok.

 

Pola perjalanan overland wonderful Flores ini disusun sebagai pedoman bagi wisatawan yang hendak berlibur ke Flores, sekaligus menjadi pedoman bagi pelaku wisata. Tentu hal ini akan meningkatkan kualitas pariwisata di Flores,” kata Rizki Handayani, Selasa (11/11/2020).

Kiki melanjutkan, pola perjalanan overland ini dimaksudkan untuk membuat diferensiasi produk wisata Flores dibanding destinasi wisata lainnya. “Hal ini penting untuk menampilkan pariwisata berkualitas bagi wisatawan mancanegara. Dengan adanya diferensiasi membuat wisatawan tertarik untuk merasakan pengalaman wisata baru,” papar dia.

 

Menurut Kiki, pola perjalanan overland ini merupakan upaya adaptasi terhadap pola perjalanan wisata yang menjadi tren belakangan ini. Dahulu, wisatawan biasanya berwisata dalam bentuk grup. “Saat ini mereka melakukan perjalanan inklusif individual. Lalu juga kebutuhan berwisata berkualitas dan loyalitas, pencarian kelokalan dan personalisasi, lebih menantang dan tak terduga, value of money melalui perjalanan yang berkualitas dan kecenderungan wisatawan untuk mengalami otensitas budaya,” papar dia.

Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kemenparekraf/Baparekraf, Alexander Reyaan menambahkan, FGD ini dimaksudkan untuk membuat pola perjalanan yang terintegrasi, sehingga menjadi referensi bagi wisatawan dan operator wisata yang berorientasi pada keunikan, lama tinggal, kualitas dan pengalaman serta berkelanjutan. “Keunikan menjadi daya tarik yang hanya ada di Indonesia, lama tinggal akan menentukan daya beli wisatawan, kualitas pengalaman sebagai media promosi dan keberlanjutan mendorong perjalanan ulang sekaligus melestarikan destinasi,” papar pria yang karib disapa Alex itu.

Pola perjalanan overland ini menurut Alex fokus kepada Pulau Flores dengan delapan kabupaten. Dengan pola perjalanan overland ini Alex menilai integrasi pariwisata Flores tersusun dengan baik berdasarkan pengembangan potensi yang dimilikinya. “Ada jalur kopi, vulkanologi, tenun, kampung adat, gastronomi dan jalur gowes,” ujarnya.

 

Kepala Dinas Pariwisata Labuan Bajo, Agustinus Rinus mengapresiasi langkah yang diambil Kemenparekraf/Baparekraf. Menurutnya, hal ini akan meningkatkan kualitas dan kunjungan pariwisata ke Flores, khususnya Labuan Bajo. Hanya saja, yang perlu mendapat perhatian menurutnya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). “Bayangkan, 274.000 penduduk Manggarai barat, 135.000 jiwa laki laki dan 13.9000 jiwa perempuan. 124.000 angkatan kerja, 60 persennya ijazah SD ke bawah,” kata dia. Hal inilah yang menjadi fokus perhatian agar mereka bisa berdaya saing di sektor pariwisata. “Apalagi label pariwisatanya sudah super premium. Mampukah dengan SDM yang kita miliki berdaya saing. Saya yakin mampu dan kita akan bekerja keras untuk itu,” katanya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *