Keren, Crossborder Skouw Punya Kampung Laut Enggros

oleh -1,036 views
oleh

JAYAPURA – Bumi Papua selalu menarik untuk dijelajahi. Karena, memiliki keindahan yang menawan. Kalau tidak percaya, datang saja ke Kampung Laut Enggros, Jayapura.

Lokasi Kampung Laut Enggros tidak terlalu jauh dari daerah crossborder Skouw. Jaraknya hanya sekitar 2 jam. Dengan demikian, Festival Crossborder Skouw yang akan dihelat 9-11 Mei, menjadi waktu terbaik untuk berkunjung ke Enggros.

Akses jalan dari Skouw ke Enggros mulus dan lebar. Juga, dilengkapi rambu lalu lintas. Jadi tidak perlu ragu berkunjung kesana.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengungkapkan, Kampung Laut Enggros adalah destinasi yang unik.

“Papua juga punya kampung laut yang sangat eksotis. Kampung Laut Enggros menawarkan experience yang berbeda. Sebab, masyarakat Papua identik dengan budaya dan kehidupan di pegunungan. Namun, Kampung Laut Enggros menawarkan sisi lain luar biasa. Mereka sepenuhnya hidup di atas laut, sama seperti Bajo atau lainnya,” ungkap Ricky, Sabtu (20/4).

Kampung Laut Enggros berada di Taman Wisata Alam Teluk Youtefa, Jayapura, Papua. Kampung ini diapit Tanjung Pie dan Saweri. Serta, dipisahkan dari Papua daratan oleh Selat Tobati. Spot ini punya background Jembatan Holtekam, landmark baru Papua. Holtekam juga dikenal sebagai Jembatan Merah. Panjangnya mencapai 732 meter.

“View eksotis dimiliki Kampung Laut Enggros. Destinasi tersebut wajib dikunjungi ketika berada di Festival Crossborder Skouw 2019. Wisatawan silahkan datang ke Kampung Laut Enggros. Mari nikmati keindahan alam dan budaya masyarakat di sana,” terang Ricky lagi.

Keindahan nature dan culture melebur menjadi satu di Enggros. Kampung Laut Enggros didiami sekitar 160 kepala keluarga. Total ada 600 jiwa yang hidup di dalamnya. Kawasannya terbagi dalam 2 Rukun Warga (RW) dan 4 Rukun Tetangga (RT).

Dijelaskan Ricky, seluruh aktivitas masyarakat dihabiskan di atas air.

“Seluruh bangunan dan aktivitas masyarakatnya dilakukan di atas air. Kampung Laut Enggros ini juga masih melestarikan beragam kearifan lokal. Tradisi masih terpelihara bagus di sana,” tegas Ricky lagi.

Karena berada di atas air, konektivitas rumah antar warga dihubungkan dengan jeramba, alias jembatan kayu. Panjang total jeramba mencapai 2.000 meter dan akan mengalami penambahan 1.000 meter pada tahun 2019.

Wilayah ini juga dilengkapi dengan villa terapung, gazebo, balai adat, dan berbagai spot budidaya ikan. Lebih eksotis lagi, di sini banyak terdapat bintang laut.

Kampung Laut Enggros memiliki 2 zona. Pertama untuk para lelaki di zona Panggung Adat. Di dalam bangunan ini, para lelaki belajar hukum adat dan pranata sosial.

Sedangkan kaum perempuan diberi wilayah di sekitar hutan mangrove. Mereka bisa menjalankan berbagai aktivitas, seperti menangkap kepiting.

“Ada banyak experience yang bisa dinikmati di Kampung Laut Enggros. Wisatawan juga bisa belajar hal-hal luar biasa di sana. Mereka memiliki filosofi yang sangat menginspirasi,” ujar Ricky lagi.

Kampung Laut Enggros memiliki filosofi T’sokatd, Tbosadd, dan Trasyud. Artinya, mari berkumpul lalu saling berbicara dan berikutnya direalisasikan dalam bekerja. Lebih lanjut, kampung laut ini memiliki memiliki histori kuat. Nama Enggros diadopsi dari Injros. In artinya tempat, lalu Jros bermakna dua. Hal ini sesuai dengan asal muasal nenek moyang mereka.

Para leluhur Kampung Laut Enggros ini berasal dari Pegunungan Cyclops. Wilayah Cyclops ini berada di Kabupaten Jayapura. Pegunungan ini membentang 36 kilometer dengan 6 puncak. Puncak tertinggi adalah Gunung Haelufoi (1.970 mdpl). Para leluhur Enggros akhirnya memilih perairan sebagai tempat tinggalnya karena dinilai lebih aman.

“Kampung Laut Enggros merupakan fenomena di Papua. Destinasi ini merupakan paket lengkap karena alam dan budayanya sama-sama luar biasa. Spotnya sangat instagramable dan bagus untuk selfie. Pasti ada banyak konten menarik yang dihasilkan bila berkunjung ke Kampung Laut Enggros,” papar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Kampung Laut Enggros memiliki beragam tarian dengan filosofi tinggi. Ada Tari Shia yang hanya diperuntukan untuk menyambut tamu-tamu penting. Enggros juga memiliki Tarian Obipapa yang menjadi gambaran persaudaraan dan hangatnya masyarakat di sana. Ada juga Tari Omande yang menggambarkan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Kreativitas tinggi ditunjukan oleh masyarakat Kampung Laut Enggros. Mereka menyelaraskan alam dan hidup melalui sebuah tarian. Karya cipta seni mereka sangat tinggi,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *