Kolaborasi Indonesia-Tiles Terjadi di Festival Paduan Suara Gerejawi 2019

oleh -766 views
oleh

ATAMBUA – Jalinan kebersamaan antara Indonesia-Timor Leste semakin erat. Khususnya di kawasan crossborder. Hal ini terlihat di Grand Final Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019, Sabtu 23 November 2019 malam, di Plaza Pelayanan Publik Atambua, Belu, NTT.

Sesaat setelah peserta terakhir tampil, pembawa acara memanggil tim peserta asal Atambua, Kefamenanu, Kupang, dan dua tim asal Dili dan Oecusee Timor Leste, ke panggung.

Secara spontan, paduan suara besar ini bernyanyi bersama dibawah komando seorang dirigen. Mereka dengan indah melanjutkan lagu rohani Sungguh Alangkah Baik, yang juga lagu wajib festival.

“Inilah tujuan lain dari festival. Selain mendatangkan wisatawan perbatasan, kita juga mempererat jalinan silaturahmi. Khususnya di wilayah perbatasan NTT dengan Timor Leste. Ada kedekatan bahkan ikatan saudara yang harus kita jaga dengan baik,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani, Minggu (24/11).

Selain bernyanyi, kebersamaan kedua negara juga tercipta saat musik mengalunkan lagu Tebe. Mereka bergoyang tanpa ada perbedaan. Selain itu, berkali-kali juga peserta kedua negara ini berdansa bersama.

Juara Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019 sendiri akhirnya diraih Voka Aruditans. Penampilan tim asal Unika Kupang ini memang memukau sejak awal. Tidak hanya memiliki nyanyian indah, Voka Aruditans juga menampilkan beberapa gerak.

Tak heran banyak penonton tak tahan untuk bertepuk tangan saat Voka Aruditans tampil. Padahal, tepuk tangan dan teriakan dukungan hanya boleh dilakukan sebelum peserta tampil, atau setelahnya.

Sedangkan juara kedua diraih Laudate Choir Unimor. Tim asal Kefamenanu ini sebenarnya tampil tak kalah indah. Laudate juga mendapatkan sambutan luar biasa dari penonton.

Tampil sebagai juara Ketiga Vincenzo Singers asal Kefamenanu. Sedangkan Harapan 1 diraih Magnificat Choir asal Atambua, dan juara Harapan 2 diberikan untuk Holy Spirit yang juga asal Atambua.

Untuk gelar Dirigen Terbaik, diberikan kepada Diana Margareta Asa dari Vocalista Bella dan Mateus Babu dari Paroki Nossa Senhora Do Rosario Oecusee.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani memberikan apresiasi atas suksesnya pelaksanaan event yang baru pertama kali digelar ini.

“Antusiasme masyarakat crossborder sangat terasa di event ini. Bahkan, peserta asal Timor Leste juga ada yang bermalam di Atambua. Dari sisi pariwisata ini sangat menguntungkan. Karena kunjungan wisman bertambah dan length of stay juga meningkat. Kita akan coba mengemas event ini lebih baik lagi. Targetnya, jumlah peserta asal Timor Leste bisa lebih banyak,” ujar Rizki.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *