Konservasi Adalah Roh Kabupaten Tambrauw

oleh -779 views
oleh

TAMBRAUW – Keunggulan dan keindahan alam Kabupaten Tambrauw, Papua, tidak perlu diragukan lagi. Potensi besar inilah yang membuat Tambrauw dijadikan daerah konservasi. Untuk mendukung hal itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyerahkan sejumlah bantuan.

Pujian untuk Kabupaten Tambrauw disampaikan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani. Menurutnya, Tambrauw harus bisa memaksimalkan potensi konservasinya.

“Brand sebagai tempat konvervasi, harus dimunculkan di Kabupaten Tambarauw. Sebab, konservasi adalah roh di Tambrauw maka dari itu wajib dikedepankan,” tutur Rizki Handayani, Kamis (20/08/2020).

Sebagai bentuk dukungan untuk Tambrauw, Kemenparekraf menyerahkan sejumlah bantuan yang diberikan dalam FGD Pola Perjalanan Birdwatching di Kabupaten Tambrauw. Dukungan berupa perlengkapan aktivitas wisata birdwatching dalam rangka persiapan new normal tourism.

Penerima bantuan ini dibagi menjadi dua kategori. Pertama adalah personal yang mendapatkan topi rimba, celana trekking, kemeja tracking, raincoat, carrier rucksack, masker, dan sepatu tracking

Kategori penerima selanjutnya adalah distrik, yang mendapatkan dukungan berupa tenda, binocular, monocular, GPS maps, smartphone monocular, juga net volley, volleyball, bolasepak, dan sejumlah alat tulis berupa buku, pulpen, pensil.

Rizki Handayani berharap bantuan yang diberikan ini bisa semakin memperkuat brand Tambrauw sebagai daerah konservasi.

“Dengan bantuan ini, kita ingin Kabupaten Tambrauw bisa memiliki pasar sendiri, dan target yang dituju lebih tepat. Jika Raja Ampat dikenal dengan wisata diving dan keindahan lautnya, maka Tambarauw harus tampil dengan konservasinya,” tuturnya.

Sementara Bupati Tambrauw Gabriel Asem, mengatakan salah satu yang harus dibenahi untuk mendukung pariwisata di Tambrauw adalah infrastruktur.

“Salah satunya jalan ruas nasional sepanjang 30 km dari Sorong ke Tambrauw yang butuh percepatan perbaikan,” katanya.

Menurutnya, Tambrauw dan Raja Ampat punya potensi yang berbeda. Jika Raja Ampat punya pantai, Tambrauw punya alam, seperti hutan dan gunung, karena daerah konservasi.

“Wisatawan peminat birdwatching sangat banyak, termasuk juga wisata pegunungan. Karena Tambrauw wilayah konservasi, berarti kita menikmati jasa lingkungan, dan itu adalah pariwisata. Ada hutan adat, desa adat dan itu menjadi bagian pariwisata,” jelasnya.

Menurut Bupati Gabriel, jika kita bicara konservasi, berarti bicara masyarakat adat. Karena masyarakat adat yang punya hutan. Ditambahkannya, pemerintah mengatur hak kepemilikan menjadi jelas sehingga tidak ada konflik kepentingan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *