Ksatria Jemparingan Hadir di Pasar Telaga Jonge

oleh -1,522 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Pasar Telaga Jonge, Gunung Kidul, Yogyakarta, semakin ramai saja. Buktinya, hadir perkumpulan panahan tradisional atau Jemparingan di destinasi tersebut.

Menurut Lurah Pasar Telaga Jonge Agus Surya Widianta, para ksatria jemparingan itu bernama D’Jonge Archery. Anggotanya saat ini berjumlah 10 orang. Mereka merupakan anggota Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jogja dari sekitar Pasar Telaga Jonge.

“Ini merupakan sebuah upaya kami untu melestrikan budaya. Dulu saya pernah bertemu dengan team Jemparinagan dari solo, salah satu pengurusnya menyampaikan. Jika tadi Gunung Kidul selalu mengirimkan kontingen Jempringan ketika ada lomba olahraga. Tetapi kini atlet dari Gunung Kidul jarang didengar lagi,” ujar Agus, Kamis (8/11).

Hal itu yang membuat Agus serta para pengurus pasar tergerak untuk melestarikan Jemparingan. Jemparingan atau tradisi panahan kuno asal Bumi Mataram, adalah juga ikon di Jogja. Jemparingan bisa menjadi atraks pariwisata yang menjanjikan.

Yang membuat Jemparingan berbeda dengan seni memanah pada biasanya, adalah pada posisinya. Dalam Jemparingan, ksatria panah membidik sasarannya dalam posisi duduk bersila. Pakaian yang digunakan pun juga berbeda. Peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat, surjan/peranakan, jarit dan blangkon untuk pria, dan kebaya dan jarit untuk wanita.

“Jemparingn itu berbeda dengan panahan biasa. Ada aturan-aturannya. Di Jemparingan kita diajak diajak berlaku seperti orang jawa. Bahkan ketika memanah kita diwajibkan untuk duduk bersila. Ini menjadi gimik yang menarik untuk menjadi atraksi wisata,” ujarnya.

Sementara, Ketua Tim D’Jonge Archery Muhammad Yasir Abdad mengatakan, Jemparingan di Pasar Telaga Jonge dijamin mengasikkan. Banyak hal yang bisa dipetik dari olah raga ini. Selain melatih fokus dan konsentrasi, Jemparingan juga mengajarkan kesabaran serta melatih kekuatan.

“Fokus melatih kesabaran kekuatan “manah” atau hati dan melatih pernapasan adalah kesulitan sekaligus tantangannya. Sama pada saat melakukan olah raga yoga, butuh ketenangan pikiran, dan juga latihan pernapasan untuk mencapai kesempurnaan,” ujar Yasir.

Buat yang ingin merasakan sensasinya silahkan sambangi Pasar Telaga Jonge. D’Jonge Archery siap menyapa di pasar tersebut setiap Sabtu-Minggu pukul 13.00-17.00 WIB. Biayanya murah meriah. Hanya sebesar Rp 10.000 per 30 menit.

“Yang mau jadi anggota juga boleh. Yang pasti menyenangkan. Bikin ketagihan. Apalagi destinasi ini super lengkap. Spot fotonya banyak. Kulinernya enak-enak. Dan yang pasti kita makin banyak sahabat disini,” ujar remaja yang bersekolah di SMK Muhammadiyah 2 Ponjong itu.

Apresiasi diberikan Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Kemenpar, Don Kardono. Menurutnya, setiap destinasi digital GenPI harus menjadi wadah positif generasi muda. Destinasi digital dapat menjadi panggung penyaluran bakat generasi muda. Sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya.

“Pokoknya gak ada ruginya GenPI mendirikan destinasi digital. Destinasi digital bukan sekedar menciptakan destinasi yang intagrameble. Tetapi juga menjadi wadah penyaluran bakat bagi GenPI itu sendiri. Sekaligus wadah bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomiannya dari pariwisata. Destinasinya ramai, otomatis para pedagangnya juga ramai. Rezeki untuk semua,” ungkap Don.

Kreativitas yang ditunjukkan GenPI Jogja ini juga mendapat dukungan dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menpar mengatakan Pasar Telaga Jonge sangat luar biasa. Ini merupakan bukti kuatnya Creative Value dari GenPI. GenPI mampu menampilkan kemasan pasar kekinian tanpa menghilangkan nilai-nilai keluhuran budaya.

“Mengedepankan konsep destinasi digital tidak serta merta mereka melupakan akar budayanya. Karena budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Konsepnya kuat dengan sistem promosi digital yang sangat mumpuni. Ini yang membedakan destinasi digital dengan destinasi lainnya. Semuanya dipikirkan, terkonsep rapi serta kreatif. Maju terus Pasar Telaga Jonge. GenPI! Gasss!,” ujar Menpar Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *