Legenda Suku Tengger Ditampilkan di Yadnya Kasada

oleh -770 views
oleh

PROBOLINGGO – Legenda Tengger yang menjadi bagian Yadnya Kasada, ditampilkan Rabu (17/7). Acara dilaksanakan di Balai Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Kegiatan yang diberinama Resepsi Tengger, adalah kegiatan rutin tahunan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Sinarto mengatakan, ada banyak talent yang dilibatkan pada resepsi tersebut. Semua akan memerankan sesuai dengan alur legenda yang mengakar di balik keberadaan Gunung Bromo. Dimana, warga aslinya sendiri merupakan bagian dari Suku Tengger.

“Konon, nama Tengger merupakan singkatan dari Roro Anteng dan Joko Seger, sebagai tokoh utama dalam legenda yang mengakar di masyarakat,” ujarnya.

Cerita bermula dari sosok Roro Anteng yang memiliki kecantikan luar biasa, sehingga memikat hati para pangeran hingga pria tua yang sakti mandraguna. Meski dipuja banyak pria, Roro Anteng sama sekali tak tergoda. Sebab, ia sudah menjatuhkan pilihan pada seorang pria yang lahir dari seorang istri Brahmana, yaitu Joko Seger.

Namun, kisah cinta keduanya tidak berjalan semulus. Pada satu ketika, datang Kyai Bima yang memaksa hendak meminang Roro Anteng. Pinangan itu tak bisa ditolak. Sebab, ia seorang yang sakti mandraguna dan mengancam akan menghancurkan desa jika gadis titisan dewa itu mengabaikannya.

Tak ingin menerima begitu saja, Roro Anteng pun memberikan syarat pada Kyai Bima. Ia minta dibuatkan sebuah lautan di tengah-tengah gunung dalam waktu semalam. Meski tak masuk akal, Kyai Bima menyetujui syarat itu. Dengan sebuah batok kelapa beserta kesaktiannya, Kyai Bima hampir selesai membuat persayaratan Roro Anteng.

Melihat Kyai Bima dapat dengan mudah memenuhi permintaannya, Roro Anteng pun mulai galau. Ia lantas memukul-mukul alu agar ayam-ayam bangun dan berkokok. Tindakan Roro Anteng tidak sia-sia. Ayam-ayam pun bangun dan berkokok bersahut-sahutan seolah pagi telah tiba.

Di sisi lain, hal itu membuat Kyai Bima emosi, kesal, dan marah. Ia pun melempar batok kelapa hingga jatuh terlungkup tepat di samping Gunung Bromo, dan berubah menjadi Gunung Batok. Sedangkan lautan yang akan dibuat oleh Kyai Bima, sekarang dikenal dengan Segara Wedi. Yaitu lautan pasir yang masih bisa dikunjungi hingga sekarang.

Dengan kegagalan Kyai Bima membuatkan lautan di tengah-tengah gunung, akhirnya Roro Anteng pun kembali ke pelukan Joko Seger. Mereka memulai kehidupan baru dengan menikah, serta menjadi pasangan suami istri yang bahagia dan saling mengasihi.

“Rernikahan Roro Anteng dan Joko Seger itulah yang akan dirayakan dalam sebuah resepsi di balai desa,” kata Sinarto.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, Yadnya Kasada merupakan salah satu wadah bagi kelestarian budaya dan kesenian yang beragam. Hal itu terlihat dari keterlibatan penyaji yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

“Upacara Yadnya Kasada adalah upacara adat umat Hindu suku Tengger. Kegiatan ini diselenggarakan setiap tahun pada hari keempat belas bulan Kasada,” ujar Khofifah.

Menurut Staf Khusus Menpar bidang Media dan Komunikasi Don Kardono, Yadnya Kasada termasuk ajang budaya terbaik di Tanah Air.

“Indonesia memiliki banyak event budaya. Salah satu yang terbaik adalah Yadnya Kasada. Event ini dibalut dengan alam Bromo yang sangat eksotis. Kombinasi ini menjadi sajian yang sangat menarik buat wisatawan. Termasuk wisatawan mancanegara,” ucapnya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menjelaskan, Yadnya Kasada yang menjadi bagian dari Eksotika Bromo, akan membuat kawasan wisata tersebut makin dikenal luas. Acara tersebut menjadi sangat istimewa karena digelar menyatu dengan alam. Terlebih, banyak seni budaya nusantara yang akan ditampilkan di sana.

“Ini akan menjadi perhelatan spektakuler yang bakal menarik perhatian wisatawan. Saya yakin akan banyak turis asing yang menghadiri event tersebut. Apalagi, setiap tahun upacara Yadnya Kasada selalu digelar di waktu yang sama,” terangnya.

Kepala Bidang Pemasaran I Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan memastikan, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru didukung aksesibilitas yang baik. Amenitas juga siap sehingga wisatawan tidak perlu khawatir terkait komponen 3A.

“Kawasan ini biasa diakses melalui Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, dan dilanjutkan perjalanan darat ke Bromo sekitar 2,5 jam. Sementara untuk amenitas, tersedia banyak akomodasi di sekitar lokasi acara. Baik berupa hotel maupun home stay,” tutur Wawan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, Eksotika Bromo 2019 sangat pas bagi milenial. Selain artistik, ada banyak hal baru yang ditawarkan di sana. Milenial memiliki space sangat lebar untuk berkreasi.

“Dengan konsep instagramable, Eksotika Bromo akan menarik banyak wisatawan milenial, khususnya dari Asia. Terlebih, Asia memiliki potensi pasar milenial sebesar 57 persen. Eksotika Bromo menjadi event yang sayang untuk dilewatkan,” tandasnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *