Lestarikan Tradisi Leluhur, Pemkab Cirebon Gelar Sedekah Bumi dan Nadran

oleh -792 views
oleh

CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon kembali menggelar Sedekah Bumi dan Nadran, 13-15 September mendatang. Seperti kegiatan sebelumnya, rangkaian acara tahun ini dipusatkan di alun-alun Kramat Makam Sunan Gunung Jati, di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Sedekah Bumi dan Nadran (Pesta Laut) Gunung Jati merupakan tradisi yang digelar secara rutin setiap tahun, dan sudah menjadi event nasional. Cirebon sendiri adalah salah satu daerah yang kaya akan seni budaya dan adat tradisi yang religius. Tentunya bernuansa positif, sebagai peninggalan para leluhur yang harus dilestarikan.

“Sedekah Bumi dan Nadran Gunung Jati adalah ritual masyarakat petani dan nelayan, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, atas hasil bumi dan tangkapan ikan yang berlimpah. Kami berharap akan lebih meningkat pada waktu yang akan datang,” ujarnya, Selasa (10/9).

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon, Hartono menambahkan, secara umum kegiatan ini merupakan agenda pariwisata budaya sebagai pendukung destinasi di Kabupaten Cirebon. Lewat kegiatan ini, Pemkab Cirebon berupaya melestarikan seni dan adat budaya daerah. Termasuk meningkatkan jejaring promosi pariwisata Kabupaten Cirebon, dan meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

“Sedekah Bumi dan Nadran Gunung Jati akan diikuti oleh masyarakat Kecamatan Gunung Jati dan sekitarnya. Meliputi para nelayan, petani, tokoh masyarakat, tokoh adat dan budaya, serta para pelaku seni dan budaya,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan helaran tradisi yang menampilkan pagelaran seni dan budaya. Akan ada karnaval atau ider-ideran yang diikuti lebih kurang 200 grup peserta. Kemudian ada seni topeng Gegesik, seni tradisional Brai, wayang kulit, wayang golek, seni tarling, dan Lain-lain.

Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengungkapkan, Cirebon adalah salah satu daerah yang kaya akan seni budaya dan adat tradisi yang religius. Salah satunya bisa dilihat di komplek Makam Sunan Gunung Jati. Selain sebagai wisata religi, tempat ini juga memiliki tradisi dan adat istiadat peninggalan leluhur yang dapat dijadikan aset budaya untuk dikembangakan dan dilestarikan.

“Sedekah Bumi dan Nadran Gunung Jati adalah tradisi yang sudah berjalan selama bertahun-tahun. Untuk kegiatan pokok, kita akan menggelar pengajian Tahlil bersama, tasyakuran, dan doa bersama di pantai dalam prosesi sedekah laut. Kemudian untuk kegiatan penujang, meliputi karnaval, pentas hiburan rakyat dan seni tradisional Cirebon,” bebernya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, seni budaya masih menjadi perhatian serius Kemenpar. Sebab, 60 persen wisatawan mancanegara datang ke Indonesia karena budaya. Selebihnya, 35 persen karena alam, dan 5 persen karena faktor buatan. Seperti meeting, incentive, conference, danexhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.

“Ragam budaya di Indonesia sangat kaya. Ada 1.340 suku bangsa yang bisa dieksplorasi di lebih dari 17 ribu pulau. Dari beragam suku yang ada, juga menyimpan 583 bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Dari sisi atraksi, budaya kita jelas sangat kuat. Ini yang harus dikelola secara serius bersama-sama,” tegasnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *